Part ini telah direvisi!!!
Don't forget to vote and comment. Please respect this story. Thankyou.
Hi, nice to meet you everyone. I hope you can enjoy while reading this story. Aku mau tahu dong, kalian tahu cerita ini dari mana?.
*Enjoy the story guys*
.
.
.
.
.
.Pria berwajah tampan, bertubuh tinggi dan ramping terlihat seperti orang yang sedang frustasi sebab ada masalah besar yang menghampirinya. Keadaan ricuh disekitarnya tidak membuatnya bersemangat dan bersuara. Ia hanya menatap kosong ke arah teman-temannya yang sedang mengobrol ringan sembari meminum beberapa kaleng bir.
Pikirannya sedang berkecamuk. Hatinya pun sedang tidak baik-baik saja. Padahal kemarin hingga pagi tadi keadaan hati dan moodnya sangatlah baik-baik saja. Semuanya seketika berubah seratus delapan puluh derajat setelah bertemu dan mengobrol banyak dengan seseorang.
Rasanya ia ingin meninju apapun yang ada didekatnya. Hanya saja ia sadar jika ia berada ditempat umum dan lagi sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Ia sangat menghargai ajakan sahabatnya mengingat salah satu diantara mereka sedang merayakan hari bertambahnya usia.
Menyadari jika keadaan sahabatnya sedang tidak baik alhasil ia mencoba untuk menyenggol sikut pria itu,
"Are you okay Tae?,"Taehyung tersentak kaget saat salah satu sahabatnya menyenggolnya. Ia menatap pria itu dengan tatapan seakan bertanya apa yang barusan pria itu tanyakan padanya.
Mengerti dengan hal itu akhirnya ia kembali bertanya dengan nada suara yang memang sengaja dibuat kecil,
"Are you okay brother?,"
"No, i'm not okay," Jawab Taehyung dengan jujur. Ia sudah terlalu lelah jika harus menutupi masalah yang sedang menghampirinya saat ini. Cukup masalah yang lalu berhasil ia tutupi dan pendam seorang diri. Tapi ternyata rasanya sangatlah melelahkan dan bahkan menyakitkan karena tidak ada yang bisa menjadi tempatnya untuk bersandar.
"Wanna share with me? I not promise that can help you, but i promise i will be a good listener just for you,"
Anggukan kepala yang ditunjukkan oleh Taehyung menandakan jika ia menyetujuinya. Setelah itu sahabat Taehyung yang bernama Jimin itu meminta ijin kepada para sahabatnya yang lain jika ia dan Taehyung ingin mengobrol berdua. Ia terpaksa berbohong agar tidak membuat sahabatnya yang lain marah atau menunjukkan reaksi yang mungkin tambah membuat Taehyung frustasi.
"Then, just tell me what happened with you bro?,"
"Are you remember with our old school friend Min Aeri?," Tanyanya sebelum mulai menceritakan.
"Who is she? Maybe i forget her face and name. Just explain to me about the girl,"
Setelah Taehyung menjelaskannya secara singkat barulah Jimin mulai mengingatnya, meski agak sedikit samar. Ia merasa bingung kenapa sahabatnya itu tiba-tiba membahas teman sekolahnya. Apakah ada sesuatu yang terjadi?.
"I love the girl, but it's too late for now," Sepenggal kalimat singkat itu berhasil membuatnya menganga. Tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISN'T VAIN.[KTH] ✔
Fanfiction[COMPLETED] [Revision on progress] "Maafkan aku Aeri karena selama ini aku membuatmu berjuang sendiri untuk menungguku peka terhadap perasaanmu padaku. Ini saatnya, biarkan aku turut merasakan perjuangan yang dulu pernah kau alami,"Taehyung. Start...