Nyonya Kim pagi ini dikejutkan oleh suara bedemum nyaring dari kamar anak bungsunya. Buru-buru wanita berusia 63 tahun itu berlari membuka pintu kamar Taehyung yang sebelumnya memang tak pernah terkunci.
Didapatinya kamar itu kosong melompong, si penghuni kamar entah ada dimana.
"Taehyung-ie?" Panggil nyonya Kim. Tak ada sahutan.
"Tae?!" Kali ini suaranya terdengar lebih kencang.
"Hoek.. hoek.. uhuk!" Terdengar cukup samar dari arah kamar mandi suara seseorang muntah dan diselingi batuk.
Nyonya Kim seketika dilanda panik, ia hapal betul suara siapa itu. Dihampirinya pintu kamar mandi yang tertutup rapat lalu diketuk pelan.
"Tae, kau baik-baik saja? Apa kau sakit sayang?" Tanya nyonya Kim khawatir.
Taehyung masih tak menyahut dari dalam kamar mandi. Suara muntahan itu masih terdengar jelas.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya pintu kamar mandi terbuka dan Taehyung muncul dengan wajah pucatnya.
"Kau kenapa? Apa kau baik-baik saja hm?" Tanya nyonya Kim sekali lagi. Dilihatnya anak bungsu keluarga Kim itu dengan tatapan lembut.
"Mami.. perutku mual, kepalaku pening.." rajuk Taehyung manja sambil mengusap-usap perut pir-nya.
Nyonya Kim langsung menangkup sayang wajah anaknya. "Apa kau salah makan? Jeongguk membawamu kemana lagi? Kalian tidak makan di street food lagi kan?" Pertanyaan beruntun dilontarkan wanita yang masih kelihatan cantik itu.
Taehyung berpikir sejenak. Diingatnya dia tak makan apapun yang menurutnya salah. Semuanya normal. Dia dan Jeongguk juga akhir-akhir ini lebih sering menghabiskan waktu makan siangnya di restoran, yang pastinya terjamin kualitas dan ke-higienis-annya. "Aku tidak makan yang aneh-aneh kok mi."
"Kalau begitu kita ke dokter ya?" Nyonya Kim menawari Taehyung untuk pergi ke dokter, dia sangat khawatir melihat anaknya yang mengerang kesakitan.
"Tidak perlu, mungkin aku hanya lapar. Mami masak kan hari ini?" Taehyung menolak, dia merasa sakit diperutnya masih bisa ia tolerir.
"Tentu sayang, mami masak makanan kesukaanmu dan Hyungmu." Nyonya Kim tersenyum lebar, segera menggiring anak kesayangannya itu ke meja makan.
•
•
•
"Hyung pergi kemana mi?" Tanya Taehyung yang melihat kakak laki-lakinya hari ini absen dimeja makan.
"Jin-ie pergi ke rumah sakit, katanya salah satu temannya ada yang melahirkan."
Taehyung hanya ber'oh' ria dan kembali melanjutkan kunyahannya.
"Tae, jangan lupa sehabis makan kau harus minum obat." Ucap nyonya Kim dan sebelum Taehyung menyahut, wanita itu melanjutkan lagi ".. dan jangan beralasan."
"Baik ibu negara tercinta.." Taehyung melakukan hormat seperti tentara, setengah tak iklhas juga. Bibirnya mengerucut lucu sehabis itu. Ugh dia benci minum obat.
"Kau sakit Tae? Apa lagi kali ini? Demam atau campak?" Kini giliran Tuan Kim yang bertanya penasaran.
Taehyung mendelik ke arah Papinya, menjawab cepat. "Bukan, aku hanya sakit perut."
"Mau buah stroberi?" Tawar tuan Kim, dibibirnya ada senyuman jahil.
"Aku bukan anak kecil lagi tahu.." Taehyung tak terima.
"Biasanya kalau kau sakit suka sekali minta ini itu pada papi."
"Itu kan dulu."
"Kalau sekarang?"