chapter 20

974 118 5
                                    

Uravity ... Uravity ... Uravity ... Urara-

"Tidak! Aku tidak kenal dia !!"

Froppy ... Froppy ... Froppy ... Atsu-

"Tidak tidak Tidak!"

Selama ini aku menghabiskan waktu di League dengan mencoba melupakan masa laluku, dan aku hampir berhasil. Shigaraki berkata bahwa aku harus meninggalkan masa laluku dan menjadi orang baru. Dan aku melakukannya. Aku berusaha sangat keras untuk melupakan!

"Kenapa? .... Uraraka bodoh!"

Aku membeku. Ketika aku menyebutkan namanya. Aku teringat.

"Sial ... sial ... sial ... tidak mungkin. Tidak mungkin! Tolong biarkan aku lupa! biarkan aku lupa. Biarkan aku melupakan semuanya! Masa laluku ... ibuku ... BIARKAN AKU LUPA BAHWA AKU TELAH MENJADI VILLAIN! "

Aku membeku. Aku tidak pernah mengucapkan kata-kata itu dengan keras, tetapi sekarang, kebenaran ada di depan ku. Langsung dari mulut ku sendiri.

"Kenapa aku tidak bisa ..." Suaraku pecah, "... jadilah pahlawan?"

Benar-benar permintaan sederhana. Aku tidak pernah meminta orang lain untuk hal lain. Itu adalah satu hal yang aku inginkan dalam hidup ku. Aku hanya ingin menyelamatkan orang! Ada banyak hari di mana pikiran itu adalah satu-satunya hal yang membuat ku terus maju. Ketika aku menjadi pahlawan, jika aku mendapatkan quirk, jika aku menjadi lebih kuat ...

Aku meringkuk di tempat tidur dan menarik rambut ku .

"Aku harus ... harus melupakannya ..."

Wajah Uraraka terbayang di ingatanku. Aku bisa mendengarnya berkata "Deku?" lagi dan lagi dalam pikiranku.

Kau menyukainya.

Diam!

Aku di SMP, berdiri di atap, bertanya-tanya seberapa sakitnya jika aku jatuh. Atau jika aku akan mati karena benturan

jika aku..

Aku tidak seperti itu!!

"Sh ... ra..aki" aku bergumam. "Shi ... raki ..."

Mataku terbuka. Hanya ada satu cara untuk melupakannya.

"Shigaraki!"

Aku tersandung di pintu. Aku harus melakukan ini. Aku tidak peduli apa yang harus ku lalui.

"Shigaraki!"

Aku berlari ke bar. Shigaraki selalu terlambat minum. Dia mengatakan itu membantunya tidur.

Aku menghambur ke dalam ruangan. Aku bisa merasakan air mata mengalir di wajah ku, tetapi aku tidak peduli. "Shiga-"

Shigaraki sedang duduk melihat di depan layar tv yang tertulis 'Audio Only'. Suara seorang pria terdengar.
Semuanya membeku ketika aku masuk.

"Shiga ..."

Aku belum selesai berbicara. Pria itu mencengkeram bajuku dan mencekikku.

"Bocah! Ini pertemuan pribadi. Tidak ada pion yang diizinkan masuk!"

"T-tapi-" Sulit untuk mengeluarkan kata-kata.

"Pergilah dari hadapanku bocah si-!"

"Tomura."

Shigaraki terdiam dan melepaskan cekikan di leherku ketika pria dari TV itu angkat bicara.

"Sensei?"

"Biarkan bocah itu berbicara denganmu. Aku akan memberitahumu rencananya nanti."

"Baiklah, Sensei."

Aku terkejut mendengar betapa mudahnya Shigaraki mendengarkan pria itu. Aku menduga bahwa dia adalah bos di liga.

TV dimatikan dan Shigaraki berbalik untuk memberi ku perhatiannya.

"Jadi, Ada apa?"

"A-aku berusaha sangat keras untuk melupakannya. Aku bertemu dengan Uraraka hari ini, dan aku mulai ragu berada di sini dan bekerja denganmu."

"Apa maksudmu, bocah tengik?"

"T-tunggu! Aku tidak akan pergi! A-Aku hanya ingin menjernihkan pikiranku dari semua omong kosong ini. A-Aku ingin kau mencuci otakku."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kurogiri menentang rencana itu, tetapi semua orang setuju dengannya.

"Kau tahu bahwa kau pasti akan mengalami kesakitan, kan?" Shigaraki menempelkan kabel ke tubuhku saat kami berbicara.

"Kami bisa memberimu terapi atau-"

"Tidak. Aku bisa menyelesaikan ini, ini satu-satunya cara dan aku tahu caranya. Dengan melarikan diri."

"Izuku, ingatan ini adalah pusat dari siapa dirimu," Jawab Kurogiri khawatir.

"Jika kau menghapusnya, aku tidak tahu apa yang akan tersisa."

"Baiklah ayo kita mulai." Kata shigaraki menyeringai

Aku menggertakkan gigiku saat Shigaraki menyuntikku dengan obat mematikan rasa sakit.

"Izuku-"

"Biarkan bocah itu melakukan apa yang dia inginkan." Jawab twice memotong Kurogiri.

"Jujur aku pikir ini adalah pelajaran yang baik untuknya. Biarkan dia merasakan sakitnya!"

"Jika kau menyesali keputusanmu, aku akan mencabut kabel yang ada di tubuhmu dan kau hanya harus berurusan dengan trauma mu, oke Izuku?" Kurogiri kembali mengkhawatirkan ku. Dia entah bagaimana mengingatkanku pada ibuku.

Jangan pikirkan dia!

Dia akan benar-benar kecewa padamu ...

"Lakukan saja!" Kataku dengan gigi terkatup.

"ARGHHHHHHHHHHHHHHHHH"

Tanpa peringatan, mesin itu hidup. Rasa sakit awalnya membuat ku menjerit. Aku mendengar Kurogiri memanggil namaku di belakang kepalaku, tapi aku menggelengkan kepalaku.

"Kita tinggalkan dia!"

Aku menyerah. Aku berusaha untuk tidak menahan rasa sakit. Itu akan membantu, itu harus membantu, pasti, pasti!!

Subject 1-a : midoriya izuku (villain deku) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang