chapter 12

1.1K 144 5
                                    

Aku duduk dengan cemas di tempat tidur. Toga berkata bahwa mereka akan datang dan aku harus memberikan informasi ke mereka. Itu akan membuat ku menjadi pengkhianat.

Mereka ingin menghancurkan ku Jika aku menolak, mereka tidak hanya akan menyakiti ku, tetapi juga keluarga dan teman-teman ku.

.
.
.
.
.
.

Aku tahu para pro hero pada akhirnya akan menghentikan mereka, tetapi akan ada beberapa banyak orang tak berdosa yang akan mati sebelum pembantaian selesai?

Terdengar ketukan di pintu ku membuatku terkejut. "Izuku?"

Itu hanya ibu.

"Apakah kamu minum obat yang diberikan recovery girl kepadamu?"

"Y-ya ibu."

"Bagus. Apakah kau butuh sesuatu, izuku?"

Sebelumnya, Ketika aku menjelaskan kepada ibu bahwa obat itu supaya aku tidak mengalami mimpi buruk, ibu masuk ke mode overprotektif.

ibu tampak kecewa ketika diberitahu aku masih mengalami mimpi buruk. Dia pikir itu salahnya karena dia tidak mendengarku menangis lagi di tengah malam. Aku mengatakan kepadanya bahwa itu bukan kesalahannya dan para villain yg menculik ku itu semakin jarang ada di mimpiku.

Aku juga berbohong ketika  mengatakan aku sudah minum obat itu. Obat itu berada di samping meja ku. Aku akan meminumnya setelah para villain mengunjungi ku. Toga bisa saja mencoba menakut-nakuti ku, tetapi aku tidak ingin tertangkap oleh villain kalau aku tertidur.

"Tidak, terima kasih, bu. Selamat malam."

"Selamat malam, Izuku."

Aku mendengar dia berjalan ke kamarnya dan melihat lampu lorong rumah mati. Aku menghela nafas lega. Aku tidak ingin ibu terjebak dalam semua ini.

.
.
.
.
.
.
.
.

Aku duduk diam diam sekitar 15 menit setelah itu sebelum ada ketukan di jendela ku. Suara tiba-tiba membuat ku terkejut. Jantungku berdegup kencang. Perlahan-lahan aku berbalik untuk melihat Shigaraki menunggu di jendela. Dia menunjuk ke bawah, seolah berkata 'buka jendelanya, kau pion tidak berguna'.

Aku menelan rasa takut dan perlahan bangkit dari tempat tidur. Aku tidak bisa berpikir jernih dan menurutinya. Aku ingin menangis, tetapi aku akan dipukul jika melakukannya. Dengan gemetar aku membuka jendela dan mengambil langkah mundur untuk membiarkan para villain masuk

Ada tiga orang. Shigaraki, Toga, dan Dabi.

"Kurasa kau sudah mendengar semua secara detail dari Toga?" Kata Shigaraki. 

Mendengar suaranya membuatku gemetar dan jantungku berdegup kencang.

Aku ingin keluar.

Aku tidak ingin berada di sini.

Dengan gugup aku menganggukkan kepala. Aku tidak yakin apakah mereka akan membiarkan ku berbicara atau tidak. Dabi ada di sini, dan dia sepertinya membenciku ketika aku banyak berbicara.

Aku tidak akan mengambil risiko.

"Jadi, midoriya" Sambil mengulurkan tangan

Aku memegang notebook ku erat-erat. Dengan gugup aku memberi mereka buku catatan yang penuh dengan para hero yg tidak mengenalku. 'Aku tidak akan memberikan informasi teman-teman ku'.

Aku tidak ingin menjadi penghianat di sini.

Shigaraki membolak-balik buku catatan itu.

"Tidak buruk, tapi aku tahu apa rencanamu. Kau tidak akan bisa melindungi teman-teman calon hero mu selamanya. Kami akan kembali dalam seminggu, dan jika kau tidak menyerahkan buku catatan teman-teman mu, kami akan membawamu kembali dan membunuh semua orang yang kau sayangi. "

"T-tunggu ..." Napasku tercekat.

"... A-aku tidak punya informasi tentang semua teman-teman ku ...."

"Yah, kamu sebaiknya siap minggu depan. Atau yang lain. Toga?"

Toga mengambil pisau dari sakunya dan berjalan ke arahku. Dia melukai lenganku, lalu mengambil darahku di tabung reaksi. Aku meringis, tapi itu bukan rasa sakit yang biasa kudapat.

"Aku pikir kau mengerti untuk apa kami membutuhkan darahmu. Dengan quirk Toga, kami bisa menghancurkan hidupmu selamanya."

Aku menelan ludah, tahu bahwa mereka tidak menggertak. Jika aku mengacaukan ini, hidup ku akan hancur.

Jauh lebih cepat dari yang kukira, para villain itu pergi. Aku duduk di tempat tidur dan menangis.

Subject 1-a : midoriya izuku (villain deku) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang