Jika memang kebohongan bisa menyelamatkanmu.
Aku rela terus berbohong untukmu.
Meskipun aku tahu dosa ini akan terus menumpuk dan membunuh hatiku secara perlahan.----@----
Mobil sedan berwarna merah terang sedang melaju kencang membelah jalanan Seoul di pagi hari. Tetes embun di daun yang segar saja masih belum menghilang, tapi si pengemudi mobil sedan tersebut dengan senyum semangat menjalankan mobil itu dengan kecepatan cukup tinggi.
"Kenapa kita kesini?" Tanya So Eun setelah Yoona menghentikan mobil sedan merah miliknya di depan rumah dengan tingkat dua yang sangat asri di depan mereka. So Eun merasa tidak asing dengan bangunan dihadapan mereka saat ini.
"Katanya kau ingin mengetahui kebenaran pertanyaanmu kemarin. Kenapa tidak langsung tanya saja pada orangnya?" Yoona langsung membuka pintu mobilnya dan menyuruh So Eun untuk segera turun dari mobilnya.
"Kenapa Kim Bum lama sekali sih." Kesal Yoona yang tidak kunjung mendapatkan respon dari pemilik rumah setelah menekan bel rumah tersebut berulang kali. Mungkin jika bel itu bisa berbicara dia akan memarahi Yoona untuk lebih bersabar. Pantas saja So Eun merasa tidak asing, ternyata bangunan ini adalah rumah pribadi Kim Bum yang dulu sempat ia datangi bersama Seok Jin.
Setelah 5 menit terus-terusan menekan bel. Mereka bisa mendengar suara pintu yang terbuka. Tak lama kemudian muncul seorang pria dengan wajah ngantuknya berjalan mendekati pintu pagar.
"Kalian?" Suara serak khas yang dimiliki orang baru bangun tidur itu keluar dari mulut si pemilik rumah.
"Maaf mengganggu pagi-pagi ya Kim Bum. Kemarin kau kan minta tolong padaku untuk mencarikan asisten rumah tangga, nah sekarang aku ingin mengantarkannya." Sambil menarik So Eun kedepannya, Yoona menampilkan senyum cantiknya dengan ekspresi wajah yang seolah berkata bagaimana pembantu yang kucarikan, sesuaikan?.
Kim Bum yang masih terkejut dengan perkataan Yoona barusan mencoba memahami maksud dan tujuan Yoona membawa So Eun ke rumahnya. Asisten rumah tangga? kapan Kim Bum menghubungi Yoona untuk dicarikan asisten rumah tangga. Kim Bum yakin pasti ini hanyalah akal-akalan ibu hamil muda satu ini. Rencana licik apa lagi yang sedang Yoona lalukan padanya.
"Eh, tidak Kim Bum..sebenar---"
"Diam dan ikuti saja perkataanku. Dengan kau menjadi pembantu di rumah Kim Bum, selain kau bisa menemukan kebenaran itu kau juga bisa dekat dengan ayah dari anak barumu itu." Bisik Yoona pelan menyelah perkataan So Eun. Alhasil So Eun langsung diam dan hanya menjadi pengikut Yoona saja.
So Eun teringat kembali akan pertanyaannya pada Yoona dua minggu yang lalu. Hingga detik ini pertanyaan itu belum memiliki jawaban. Sekarang sahabat gilanya malah mengajak dirinya langsung ke nara sumbernya. Yoona benar-benar wanita hutan.
"Bagaimana ambil tidak? Limited Edision loh?. Jika tidak, aku bawa pulang saja. Aku tidak punya stok lagi loh Kim Bum. Dia rekomendasi terakhirku." Mendengar suara sok imut Yoona serta kedipan mata wanita itu membuat Kim Bum seketika membelalakan matanya geli dengan kelakuan ibu hamil muda dihadapannya. Kim Bum berharap semoga Chang Wook kuat lahir dan batin menghadapi wanita itu.
Sungguh kedatangan Yoona dengan membawa So Eun bersamanya di Minggu pagi ini sebenarnya membuat Kim Bum kesal. Rencana yang sudah disusun seharian kemarin bersama anaknya pasti akan rusak. Tapi, rasa penasaran Kim Bum akan tujuan Yoona mengantar So Eun ke rumahnya sepagi ini membuatnya berpikir dua kali.
"Tenang bayarannya tidak mahal dan tidak akan membuatmu rugi Kim Bum. Dia ini sangat terpercaya. Dia pintar memasak, menyapu, mencuci baju, menyetrika, lalu..apalagi ya?" Ucap Yoona sambil menyenggol punggung So Eun bermaksud supaya So Eun melanjutkan kalimatnya.

YOU ARE READING
This Love Is Our Destiny
RomantikIni bukan hanya tentang kesetian, tapi ini masalah takdir. Takdir dalam cinta kita, jika kau memang untukku. -Kim Bum Aku tahu jika kau memang takdirku, terbuktikan dari semua yang telah kita lalui. Jika aku dan kamu memang diciptakan untuk bersama...