Jika setiap manusia bisa menghentikan waktu untuk memperbaiki yang sudah rusak
Apakah alur kehidupan akan selalu berjalan dengan baik atau semakin hancur?--------
"So Eun."So Eun yang awalnya memandang ke luar jendela langsung mengalihkan pandangannya ke arah munculnya sumber suara. Ternyata pria yang ia rindukan selama ini benar-benar berdiri nyata di dekatnya.
Kim Bum sangat terkejut, terlihat jelas dari ekspresi wajahnya. Ternyata tamu ini benar- benar Kim So Eun, wanita yang sedang ia hindari. Pengecut? Iya Kim Bum akui jika dirinya seorang pengecut.
Tidak ada senyum canggung di wajah So Eun, Kim Bum hanya bisa melihat wajah ceria So Eun seperti 5 tahun lalu.
"Kim Bum?." Seketika Kim Bum tersadar dari pemikirannya karena panggilan So Eun.
"Oh Hai" Kim Bum menyapa sambil berjalan canggung mendekati So Eun yang masih duduk nyaman di sofa.
So Eun hanya tersenyum untuk menjawab sapaan Kim Bum. Kim Bum sendiri masih gugup dan bingung, apa yang harus ia lakukan untuk menghangatkan suasana dingin yang sedang mereka berdua ciptakan. Sebenarnya hanya Kim Bum yang merasa canggung sekarang, So Eun justru bahagia. Dia terus tersenyum ke arah Kim Bum.
Disaat Kim Bum sudah menghabiskan waktu 5 menit dengan penuh kegugupan karena duduk berhadapan langsung dengan Kim So Eun. Sedangkan So Eun, ia menghabiskan waktu 5 menitnya dengan santai menikmati secangkir teh yang Kim Bum yakini buatan Myungsoo.
"Bagaimana liburanmu dengan Ye Joon?"
Ini sudah ke dua kalinya Kim Bum meciptakan ekspresi wajah yang sama di pagi ini. Pertanyaan So Eun barusan tidak ada didalam list otaknya. Ia gugup seketika, bingung harus menjawab pertanyaan So Eun bagaimana.
"Menyenangkan. Bagaimana kabarmu? ku dengar kau kemarin dirawat di rumah sakit?" Setalah berupaya mengumpulkan keberaniannya, dengan sedikit gugup Kim Bum menjawab dan langsung berusaha mengganti topik pembicaraan.
Jujur, Kim Bum belum siap jika ia harus membahas tentang kaburnya kemarin ke benua Eropa.
"Lebih baik dari kemarin." Jawab So Eun sekederanya.
"Sso.."
"Bummah"Mereka berdua bersamaan saling memanggil. Ekspresi wajah So Eun kentara sekali jika dia ingin mengatakan sesuatu.
"Kau duluan Sso." Ucap Kim Bum mempersilahkan So Eun untuk mengatakan maksudnya terlebih dahulu.
"Apa hari ini kau sibuk?"
"Tidak, kenapa?"
"Bisakah kau menemaniku ke suatu tempat? Appaku sedang ada meeting di Jepang dan tidak memperbolehkan jika aku pergi sendirian sedangkan Seok Jin juga ada pertemuan di kampusnya. Bagaimana, kau bisa?"
Untuk ketiga kalinya Kim Bum menampilkan wajah terkejutnya lagi. Matanya langsung melebar seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja So Eun ucapkan.
"Bagaimana Kim Bum? Bisa?"
-----‐------
"Eommaaaa cepat sini temani Ye Joon."
So Eun hanya tersenyum melihat Ye Joon yang sedang asik mendekati bibir pantai. Anak itu ingin sekali berenang tapi sayangnya Kim Bum melarang anak itu untuk berenang, sehingga ia hanya bisa bermain air di pinggir pantai.
"Aku kesana dulu ya." So Eun berpamitan kepada Kim Bum untuk menghampiri Ye Joon. Sedangkan pria dewasa itu tetap bertahan pada posisinya, duduk di bangku yang sudah disediakan bagi para pengunjung.
YOU ARE READING
This Love Is Our Destiny
Roman d'amourIni bukan hanya tentang kesetian, tapi ini masalah takdir. Takdir dalam cinta kita, jika kau memang untukku. -Kim Bum Aku tahu jika kau memang takdirku, terbuktikan dari semua yang telah kita lalui. Jika aku dan kamu memang diciptakan untuk bersama...