[Bagian 1]

138 34 73
                                    

Kalian hidup itu buat apa sih?

|快乐阅读|
-Happy reading-

Ethan mengikuti langkah Sahla dari belakang, ia sesekali berdecak melihat Sahla yang tak hentinya mengagumi bangunan sekolah yang sekarang mereka tempati.

"Jadi, gue sekelas sama lo?" tanya Sahla pada Ethan tanpa menghentikan langkahnya.

Ethan memutar bola matanya. "Ck! Iya, La sekali lagi lo tanya gue lempar dari lantai dua."

"Sewot banget sih lo jadi cowok," ucap Sahla pelan. Sedangkan Ethan hanya diam saja walau ia masih mendengar jelas gumaman Sahla.

Ethaniel Dariaksa, cowok dengan tinggi badan 172 cm, berkulit putih yang kadang cuek dengan orang lain, tapi bisa sangat friendly dengan teman satu kelasnya.

Bisa dibilang Ethan adalah wujud nyata dari segelintir orang yang memiliki kesabaran ekstra untuk menghadapi perempuan sejenis Sahla.

Berteman lebih dari sebelas tahun membuat Ethan hafal dengan tingkah Sahla yang absurd dan berisik.

"Heh! Lo pagi-pagi udah sawan ya, Than," ucap Sahla pada Ethan.

"Apaan?!"

"Kok nyolot sih lo?!" Sahla berseru kesal, pipi gadis itu mengembang menjadi lebih berisi.

Ethan menghela nafas, sedikit membungkuk untuk menyamakan tingginya dengan Sahla yang berada di depannya ini.

"Apa, Sayang?" tanyanya dengan senyuman manis. Sahla mengerjap sedetik kemudian toyoran diberikan oleh Sahla untuk Ethan.

"Eh, apaan sih lo, geli ish," ucapnya.

"Fine! Ada apa?" tanyanya kembali. "Kelas kita yang mana sih?" tanya Sahla.

"Lo tadi dengerin nggak kepsek bilang apa?"

"Eh, apa milkshake? Dimana?" Sahla bertanya antusias, kepalanya menoleh ke kanan dan kiri mencari objek yang baru saja ia katakan.

Ethan menghembuskan napas sabar. Memutar kepala Sahla agar menoleh ke arahnya. "Kepsek, La kepsek! Bukan milkshake!"

"Lah? Lo nggak bilang," katanya.

"Serah!" Ethan melenggang pergi, meninggalkan Sahla yang terdiam di koridor sekolah yang sudah ramai dengan murid yang berlalu lalang.

Sahla diam memperhatikan banyaknya murid yang bercengkrama, berjalan bersama dan ada juga yang berlari.

"Hai!" Sahla menyapa pada setiap siswa yang lewat dihadapannya. Tak jarang ada yang menatapnya aneh, hanya tersenyum atau juga membalas sapaannya.

Sahla tersenyum lebar. Jadi, seperti ini rasanya melihat banyak orang berseragam? Jika biasanya Sahla hanya bisa melihat Ethan atau anak sekitar rumahnya yang pergi ke sekolah dengan seragam lengkap.

Sahla tidak menyangka jika ia juga akan meresakan hal yang sama seperti Ethan, yaitu bersekolah. Sahla bersekolah selama lebih dari sembilan tahun ia habiskan untuk homeschooling, bosan? Sangat!

Aksata [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang