Epilog

40 3 0
                                    

Pada hakikatnya setiap cerita juga akan menemukan akhirnya.

«««

"Ma! Bekal Lala mana, Ma!"

Gadis yang sudah memakai seragam sekolah lengkap, berjalan tergesa menuruni anak tangga, tak lupa dengan ransel yang berada di gendongannya.

Arini hanya menatap anaknya, kejadian ini sama seperti waktu Sahla berangkat sekolah untuk pertama kalinya. Gadis itu jelas kalang kabut padahal jam masuk juga masih lama.

"Bisa enggak sih, kamu kalo sekolah itu yang santai?" tanya Arini pada Sahla.

"Gak bisa dong, Ma. Ini itu sekolah pertama setelah libur akhir tahun!"

"Baru juga libur Akhir tahun, belum libur ajaran baru. Biasa aja ngapa?" ujar Setya pada Sahla.

Sahla menatap kesal pada Abangnya itu, kenapa pula ia harus mempedulikan bisikan orang seperti Setya? Buang-buang nyawa.

"Ye sirik aja lo jomlo!" Harun tersedak oleh kopinya. Pria paruh baya itu menahan tawanya karena ucapan Sahla yang terang-terangan menyindir Setya.

"Sono lo berangkat! Rusuh banget, sono!" seru Setya kesal, hancur sudah harga diri laki-laki itu. Sahla berpamitan setelah itu gadis berpipi tembam itu keluar mengambil sepedanya.

"Hai Ethan! Mau bareng nggak?" tanya Sahla. Ethan mengangguk, mereka berangkat sekolah menaiki sepeda bersama. Jika dulu Sahla  bonceng Ethan sekarang tidak lagi.

Sampai sekolah, Sahla dan Ethan berpapasan dengan Abyaksa yang juga sedang memarkirkan sepedanya. Laki-laki itu tersenyum kecil.

Sahla senang. Sekarang lihat? Ethan sudah mulai bersikap seperti biasanya walau pertemanan mereka tidak seperti dulu lagi. Dan ada pula Abyaksa yang akan bersamanya.

Berteman tidak selalu seburuk yang dikira banyak orang, mungkin hal paling random yang pernah ada itu adalah teman.

Tapi Sahla bersyukur, belajar dengan kejadian-kejadian yang sudah lalu, dan menjadikan semua itu sebagai kenangan. Sahla menatap sekelilingnya.

"Hai kalian!"

"Hiyaaaa, ketemu lagi dong ya!"

"Waaaw, konser lagi gak nih?" terik Theo, laki-laki itu selalu saja menawarkan konser.

Setelah pintu kelas ditutup, Theo berdiri di depan kelas dengan Jeje di sampingnya, dengan gitar di pangkuannya. Laki-laki itu berseru senang.

"Enjoy your party!"

Sahla menatap senang. Jangan pernah takut untuk keluar dari zona aman, jangan pernah takut melangkah. Kamu tak akan tahu hari esok jika kamu tak berani walau hanya sekedar memperlihatkan dirimu pada dunia.

Karena semesta, selalu punya alur yang tidak bisa ditebak keinginannya.

«««

Hoyaa, selesai dong epilognya juga udah selesai. Maaf kalau mengecewakan, oke? Eheheh

Makasih, banyak, banyak, banyak ya. Sampai ketemu di cerita lainnya.

Jangan lupa vote dan comment, ya, Wak:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan comment, ya, Wak:)

[N-Dewisndr]

Aksata [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang