HEATHROW AIRPORT LONDON
"I already told you, i won't come back until i find the truth." Tegas nada suaraku pada si pemanggil.
"Let's discuss about this. Abang..."
"Stop abang! Susah i nak percaya kata you lagi." Aku cuma perlukan sebuah kebenaran tapi kenapa terlalu sulit untuk diungkapkan bahkan harus disembunyikan lagi.
"Please don't be like this..." Pujuk insan di talian.
"You're make me like this!" Sindirku siap dengan senyum sinis.
"Tell me, where are you now. Abang datang sana." Pujuk insan itu lagi tapi sorry to say, aku dah taknak terima pujukan itu lagi.
"Sorry, i need to go now." Pamitku padanya.
"PUTERI NUR AISYAH!!!" Wow... Wow... Buat pertama kalinya insan di talian itu tak mampu lagi menahan sabar dengan kedegilanku but only this way yang aku ada untuk merungkai kebenaran. Insan yang selalu memanjakanku kini menjerkahku siap dengan full name lagi.
"Abang takkan dapat cari i selagi abang tak bagi tahu kebenaran yang i nak selama ni." Ugutku buatkan insan di talian itu terdiam seketika. Mungkin sedar dirinya terkasar denganku.
"Takkan benda kecil macam ni you nak larikan diri." Suara insan di talian mulai mengendur, tidak lagi kasar bahkan kuat seperti tadi.
"What? Benda kecil? Like seriously abang?" Tawa sinis aku berikan menandakan aku benar-benar serious dengan apa yang aku baru ucapkan sebentar tadi. Nasib baik saja hormatku padanya masih lagi menebal kalau tak memang takde aku nak duduk diam je selama ni!
"Okay... Okay... I'm sorry. Please balik, kita bincang baik-baik benda ni." Pujuk si pemanggil.
"I dah penat nak bincang dengan you. Penghujungnya you still sembunyikan kebenaran tu dari i." Mengeluh insan di talian kerna aku sudah tekad dengan keputusanku.
"You takkan dapat lari dari abang. Remember that!" Marah si pemanggil. Hari ini kesabarannya benar-benar sudah menepis!
"Yes that right! But you also know me very well. I will make sure you can't find me anymore but if you change your mind and wanna tell me the truth, I will come back home. Goodbye abang..." Pamitku lalu mematikan talian tanpa perlu mendengar jawapan si pemanggil. Bahkan telefon bimbit yang digunakan tadi sudah selamat ditongsampahkan olehku. Topi aku sarungkan ke kepala, lalu beg sandang yang berisi beberapa helai pakaianku dan juga benda penting sudah tersandang kemas di pundak. Kaca mata hitam kemas terletak di wajah dan aku melangkah menuju ke balai berlepas. Tanpa menoleh sedikitpun, aku melangkah terus bersama luka dan kecewa! Entah kemana aku ingin melangkah, yang pasti jauh dari sini!
YOU ARE READING
Stay With Me?
FantasySi gadis yang mencari erti sebenar dari kata cinta, entah sudah berapa banyak tempat dituju bahkan sampai pelusuk dunia dia mencari tak kunjung ditemui. Tapi betul ke dia travel ke merata tempat hanya kerna cinta semata ataupun ada alasan lain? Dia...