Oke Hai! Kenalin, aku Alana. Alana Kimberly. Bisa dibilang namaku sedikit kebule-bulean, meski sebenarnya aku asli Bandung. Ibuku sunda tulen dan nama Kimberly aku dapatkan dari Ayahku yang berkewarganegaraan Singapore. Sudah mau 5 tahun orang tuaku berpisah, dan ayahku lebih memilih wanita simpanannya dibanding aku dan ibuku. Kegiatanku sehari-hari bekerja disebuah cafe yang lumayan terkenal namanya. Sering aku dengar dari tetangga rumahku bilang, lulusan Sarjana, ujung-ujungnya bekerja dicafe. Aku pikir, ada juga ko Lulusan sarjana tapi menganggur. Aku hanya tidak memilah-milih dalam urusan pekerjaan, selagi itu menghasilkan uang.
Sudah tiga tahun aku bekerja di Seoul, Korea selatan. Awalnya aku tidak direstui oleh ibuku. Mengingat aku anak sulung yang terkenal dengan ketakutannya akan sendirian. Apalagi merantau sampai ke luar negri. Berbeda dengan adikku dia lebih berani dibanding aku. Ada beberapa hal yang membuatku kesini. Dan salah satunya, aku mengidolakan Jun Sean. aktor kenamaan Korea yang namanya tak pernah redup hampir disemua kalangan, berkat ketampanannya dan kepiawaiannya dalam berakting dibeberapa judul film.
Karena itu kuberanikan diri untuk berpindah ke korea. Dan bekerja disini.Aku tinggal disebuah tempat sewa dengan temanku Jennie. Bekerja disalah satu cafe yang terkenal namanya di Korea, salah satunya di Seoul ini.
"Sudah, kakak mau pulang dulu Nay. Tutup teleponnya." Sekitar 15 menit lalu aku dipusingkan dengan rengekan adikku, yang menelponku meminta ini itu. Minta Tas baru, sepatu baru. Belum lagi kuota internet. Benar kata tetanggaku anak sulung akan direpotkan dengan adiknya sebelum memiliki anak, dan sekarang aku merasakannya.
"Ka, ka Dio datang kerumah. Katanya mau nyusul kaka."
"Bilangin, dirumah saja. Nanti ibunya menangis lagi."
"Rindu kaka katanya." Aku tertawa mendengar penuturan adiku.
"Bilang, Alananya lebih rindu sama Sean. Haa sudah. Kaka tutup teleponnya." Percaya kalau sudah mengobrol dengan adikku, berasa ngobrol dengan ibu-ibu komplek yang tidak ada habisnya. Belum lagi permintaannya yang banyak.
Kulanjutkan langkahku menuju halte bus. Seperti biasa aku duduk menunggu bus sembari membuka halaman instagramku yang dipenuhi dengan berita-berita Jun Sean. Berita yang kali ini banyak sekali menyedot perhatian warganet. Pasalnya Sean berkolaborasi dengan aktris asal Amerika dalam filmnya. Tak lama bus yang kutunggu datang.
Seperti inilah soreku setelah bekerja. Berdesak-desakan dengan banyak orang. Jarang sekali aku melewatkan masa mudaku untuk shopping seperti wanita pada umumnya. Pulang bekerja lebih sering langsung tidur. Apalagi kalau sudah lelah seharian bekerja. Kadang ketiduran di depan TV, kemudian Jennie yang rajin membangunkanku untuk pindah ke kamar.
Mengenai Jennie, dia temanku semenjak aku pindah di Korea. Dia yang menawariku pekerjaan di Cafe coffee friend's . Bukan teman lagi bahkan sahabat yang sudah kuanggap saudaraku sendiri. Dia menjadi teman disaat aku takut akan sendiri.
Sesampainya di rumah, Jennie belum nampak. Mungkin ada lembur di kantornya. Aku segera ke kamar mandi untuk membersihkan badanku. Hanya butuh 15 menit untuk aku menyelesaikan mandiku. Tidak lama.
Disaat aku sedang mengeringkan rambutku, aku terjengit dengan kedatangan Jennie yang tiba-tiba mendobrak pintu kamar dengan keras."Cape Lana." Keluh Jennie.
"Disuruh ganti lama-lama itu pintu Je di dobrak-dobrak terus." aku bahkan hampir melemparkan hair dryer yang ada digenggamanku karena tingkah Jennie.
"Kenapa, diputusin sama Sky?" Sambungku.
"Bukan, tapi kena omel sama ibu-ibu pas di mall."
"Kena omel sama bini mudanya. Ketahuan kan jalan sama om-om." Ledekku yang menambah kemurkaan Jennie.
"Bukan, tadi aku ketemu Sean sama rombongannya di mall terus baru saja aku mau minta tanda tangan, langsung diomelin sama ibu-ibu yang kecentilan."
Seketika aku menghadap kearah Jennie setelah mendengar nama Sean disebut, kuletakan hair dryer yang ada digenggamanku kemudian mendekati Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come THRU
Teen Fiction"Apa mencitaimu itu salah? Banyak seorang Idol menjalin hubungan dengan penggemarnya. Bahkan ada juga yang menikahinya." "Salah. Kamu dan aku sangat berbeda." "Perbedaan itu hal yang lumrah. Aku akan tetap mencintaimu."