satu: awal

1.8K 75 9
                                    

"jungsoo?" heechul bertanya sembari mendorong pintu kayu itu perlahan. suaranya berderit, agaknya sudah berdebu bawahnya. "kamu nggak makan?" tanya heechul sehalus mungkin.

entahlah, ini semua aneh. pertama, jungsoo mendadak berakting aneh. wajahnya muram terus, dan gaya bicaranya berubah. yang semula semangat, sekarang kepalanya menunduk terus.

kedua, jungsoo banyak diam. well, memang sih dia pendiam, tapi mana pernah begini? separah apapun, meskipun dia sedang marah dengan satu member atau siapapun, dia pasti berbicara dengan yang lain, apalagi heechul.

heechul memang bukan orang paling dekat, atau keluarga jungsoo, bahkan kepribadian mereka sangat bertolak belakang, tapi keduanya sudah bagai perangko dan amplop. kalau satu bahagia, yang lain pasti ikut senang. sebaliknya, kalau yang satu sakit, yang lain juga sakit.

sebenarnya jungsoo lebih dekat dengan jongwoon, tapi dengan keadaannya yang terpuruk ditambah jongwoon sedang bertugas di militer, suasana makin parah sampai heechul tidak punya pilihan lain.

"jungsoo?" ulang heechul pelan, sembari duduk di samping pria berambut coklat muda itu. ia nampak lemas dan pucat, wajahnya menunjukkan stress berkepanjangan yang tak kunjung diobati.

pria itu tak menoleh sedikit pun, malah yang ada hanya menggeleng tanpa suara. "sampai kapan mau begini, jungsoo? kalau uring-uringan terus, masa mau ninggalin kerjaan?"

jungsoo tetap diam, matanya kosong dan napasnya berat tidak teratur. "kamu kenapa sih?" ujar heechul penasaran, menyadari bibirnya kering dan kantung matanya sangat parah. "ada masalah? mau cerita?"

"gak," jawab jungsoo pendek. kata pertama yang didengar heechul selama empat hari ini, dia menginap di apartemen leeteuk alias jungsoo. "aku ga mau tau, pokoknya heechul gak akan pergi sampe jungsoo ngomong ada apa sebenernya!" suara heechul mendadak meninggi, lengannya dilipat ke dada.

"kamu kapan terakhir ke terapis? jawab," kata heechul datar, matanya melihat mata jungsoo lurus-lurus. "kalo ditanya dijawab," lanjutnya lagi. jungsoo hanya membalas lirih, "dua minggu lalu."

"tuh kan, jadwalmu itu seharusnya seminggu sekali, kan? ayo, kita berangkat sekarang," paksa heechul, yang alisnya naik, tangannya menarik jungsoo erat. jungsoo menahan, dan malah balik menarik heechul sampai wajah mereka hanya berjarak lima senti.

"ga mau," bisiknya. heechul menghela napas berat, sampai ingin menangis rasanya. "kalo gitu heechul aja yang pergi." yang lebih muda akhirnya menyerah, memutuskan untuk pulang ke apartemennya saja. sia-sia usahanya membujuk jungsoo.

sekarang giliran jungsoo yang tidak mau heechul pergi. "jangan," balasnya sambil menahan lengan heechul. "udah ah ga mau! jungsoo jahat! udah ga mau ngerawat diri sendiri kan? ya udah, biar aku tinggal sekalian." heechul memuntahkan semua pikirannya, tanpa sadar ia sedikit menangis.

jungsoo akhirnya menyerah dan mengikuti heechul.

fool ● teukchul ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang