Flashback kehidupan Zoya 5

346 27 0
                                    

Thanks for 1k reader gaess

___

Setelah pendaratan itu Zoya dan Jisung turun dengan gagahnya dengan beberapa senjata melengkapi tubuh mereka, anak buah merekapun juga ikut turun dari helicopter dan mobil jeep lalu berdiri di belakang Zoya dan Jisung.

"Sudah kau pasang bom mengelilingi markas sialan itu?" Tanya Zoya melalui alat komunikasi yang berbentuk gelang ke anak buahnya yang bertugas memantau kondisi sekitar.

"Sudah bos, semuanya beres sesuai rencana, semuanya sudah di tata rapi tinggal menjalankan saja," Jawab anak buahnya. Zoyapun tersenyum creepy lalu memberi kode untuk bergerak. Zoya dan Jisung masih sama-sama berdiam tak ada satupun saling bicara, bahkan anak buahnya hanya menggeleng dengan perasaan khawatir, ini bisa saja jadi bencana fikirnya.

Zoya dan Jisungpun sudah berdiri di depan markas itu dengan perjalanan yang di hadang ratusan anak buah Chaenyol dan Zico tapi anak buah Zoya dan Jisung dengan mudahnya melumpuhkan mereka.

Tak sampai di sana, di sini mereka kembali di hadang oleh anak buah Chaenyol dan Jisung bahkan lebih banyak lagi, terlihat di dalam sana juga ada anak buah Chaenyol dan Zico yang menanti.

Anak buah Zoya dan Jisung tangah bertarung sengit dengan anak buah Chaenyol dan Zico, jangan lupakan ke dua calon pasangan itu mereka dengam mudah menebas pulahan anak buah yang menyerang mereka sekaligus dengan hanya
hanya menggunakan sebuah pisau.

Tak lama kemudian petarungan sengit itu selesai dan cairan merah pekat yang sedari tadi menghiasi ke dua anggota mafia ini bertambah pekat dengan bau yang pekat di indra penciuman mereka, anak buah Chaenyol dan Zico mati tak tersisa tapi anak buah Zoya dan Jisung tak berkurang satu nyawapun.

Setelah itu merekapun langsung masuk dan menyerang anak buah Chaenyol dan Zico yang sudah menanti sedari tadi di depan pintu masuk markas itu.

Bagi ke dua anggota calon pasangan itu melihat anak buah musuh musuh mereka rendah dan jumlahnyapun tak bisa mengalahi jumlah mereka yang terlampau banyak.

Tak butuh waktu lama pertahanan markas Chaenyolpun tumbang dengan mudahnya.

Zoya dengan cepat memasuki markas itu tanpan menghiraukan Jisung yang tengah memanggilnya dan memperingati untuk tidak gegabah.

Zoyapun mengendap-enap mencari di mana ruangan tempat Chaenyol dan Zico menyekap kakek dan adik Jisung. Setelah lama mencari dan berkeliling dan jangan lupakan beberapa anak buah Chaenyol dan Zico yang menghalang tapi Zoya dengan mudahnya menebas mereka.

Zoya yanb sudah tak sabar untuk membuka pintu itu langsung menendangnya namun gagal dan cara terakhir adalah menembak ensel pintu itu.

Dor dor dor

Tiga kali tembakan terdengar dari pistol yang di gunakan Zoya dan akhirnya pintu itu terbuka. Zoya meringis melihat kakeknya yang babak belur begitupun adik Jisung padahal dia perempuan tapi ikutan di siksa.

"Kakek yang tenang ya aku datang buat selametin kakek," Ujar Zoya sambil melepaskan ikatan tali itu. Tapi anehnya dimana ke dua sampah itu? Fikir Zoya.

"Kakek bisa berdirikan?" Tanya Zoya sambil membantu kakeknya berdiri.

"Ya kakek bisa," Jawab kakeknya sambil tersenyum. Setelah itu Zoya membantu adik Jisung.

"Makasih eonni," Ujar gadis berumur 13 tahun itu lalu memeluk tubuh Zoya erat lalu setelahnya melepaskannya.

"Bos Chaenyol dan Zico melarikan diri,"

"Biarkan saja dulu aku akan mengurusnya nanti," Dan sambungan alat komunikasi dari gelang itupun putus

"Awas Zoy!" Teriak Jisung yang baru masuk ke dalam ruagan itu.

Dor!

Zoya yang tak sempat mengelakpun hanya bisa berdiam dan menutup matanya, namun dia sadar tak terjadi apa-apa pada dirinya. Dengan cepat Zoya berbalik lali tangisnya pecah melihat sang kakek tergeletak tak bernyawa dengan tubuh bersimbah darah.

"Kakek!" Teriak Zoya sambil menangis meraung-raung lalu mendekap kakeknya erat. Ia melihat sekeliling ternyata itu anak buah Chaenyol yang menembak kakenya sebelum anak buah itu mati karena sebelumnya Zoya menghajar anak buah yang di tugaskan Chaenyol untuk memgawasi kakek dan adik Jisung.

"Kakek hiks hiks, jangan tinggalin aku kek!" Raung Zoya sambil mendekap tubuh kakeknya erat.

"Kek Zoya mohon kakek jangan tinggalin aku kek, buka mata kakek lagi kek," Raung Zoya menjadi-jadi.

"Zoy udah biarin kakek kamu tenang di sana okey," Ujar Jisung lembut sambil mendekap Zoya yang hampir hilang kesadaran.

"Aku gagal Sung, aku gagal jagain kakek aku sendiri," Lirih Zoya ia tak peduli pakaiannya terkena darah Zoya masih setia memeluk tubuh tak bernyawa kakeknya.

"Nggak kamu gak gagal kok, itu yang namanya takdir setiap manusia memiliki takdir terutama ke matian, jadi kamu ga boleh gitu sekarang kamu berhenti menangis dan biarin kakek kamu tenang di sana," Kata Jisung sambil mengelus surai Zoya.

"Hiks iya aku berhenti nangis," Balas Zoya sambil menghapus air matanya.

"Nah gitu dong, kalo nangiskan jadi jelek," Ujar Jisung sambil tersenyum yang membuat Zoya ikut tersenyum.

"Kakak yang sabar ya, kan ada Somi yang nemenin kakak nanti," Ujar Somi adik Jisung lalu ikut memeluk tubuh Zoya.

"Iya makasih ya mau nemenin kakak nanti," Timpal Zoya sambil membalas pelukan mereka.

"Iya sama-sama kak, seharusnya aku yang bilang makasih ke kakak udah nyelamatin aku, tau gak mereka tuh jahat banget aku ga di kasih makan," Adu Somi sambil membuat raut wajah sedih.

"Hahaha ya udah ayo kita pergi makan," Ajak Zoya.

"Ayo kak!" Timpal Somi bersemangat lalu melepaskan pelukannya yang di ikuti oleh Jisung.

"Sung bisa angkat kakek aku?" Tanya Zoya.

"Bisa dong," Jawab Jisung lalu setelahnya langsung mengangkat tubuh tak bernyawa kakek Zoya dan merekapun langsung berjalan keluar dengan Zoya berjalan menunduk dan Somi yang setia menggandeng tangan Zoya.

"Kakak jadi kakak ipar aku aja ya," Ujar Somi ketika mereka baru saja tiba di helicopter perkataan itu membuat Zoya terkejut.

"Somi jangan bicara begitu dulu kak Zoya lagi sedih loh," Ujar Jisung lembut.

"Yah tapi kak, Somi pengen punya kakak ipar kaya kak Zoya baik, cantik, pemberani lagi siapa sih yang ga suka kak Zoya," Timpal Somi sambil mengerucutkan bibirnya.

"Iya kakak tau tapi jangan di bahas sekarang ya," Kata Jisung sambil membalikkan badannya lalu mengacak-acak rambut Somi.

"Tapi kakak janji ya bakal jadiin kak Zoya kakak ipar aku," Ujar Somi penuh harap. Jisungpun membuat simbol OK dengan jarinya yang di pastikan tak terlihat oleh Zoya karena Zoya hanya diam tak bereaksi sedari tadi rasanya waktu berhenti seketika.

"Kak Zoya ga kenapa-napakan?" Tanya Somi sambil memegang pubdak Zoya.

"E eh nggak kok kakak gak kenapa-napa," Jawab Zoya sambil tersenyum.

"Kakak kalo ada apa-apa cerita ke Somi ya," Ujar Somi sambil menggenggam tangan Zoya.

"Iya nanti kakak cerita ke kamu kalau ada apa-apa," Balas Zoya sambil tersenyun tulus lalu di balas dengan senyuman Somi, yang membuat Jisung ikutan tersenyum.

Part selanjutnya 1,3 k readers and 40 vote👌

see you next part guys, vote, comment, follow wattpad, follow ig : im_cinta_

MY DEMON HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang