Chapter 6

7.3K 1K 225
                                    

Sekali lagi Jihwan berhasil mendaratkan satu tamparan begitu keras di pipi kanan Jungkook saat pria itu hampir berhasil menciumnya. Jihwan tahu bahwa ia tidak semudah itu bisa diluluhkan oleh pria asing seperti Jungkook. Meski kini tubuhnya dikungkung penuh kuasa, harga dirinya senantiasa berusaha menolak dilecehkan. Tatapan tajam ia tujukan pada Jungkook yang sekarang masih menundukkan kepala dalam keadaan bergeming. Jihwan bahkan tidak bisa menebak apakah saat ini pria itu sedang menyesali perbuatannya atau justru malah merasa marah pada tindakan refleksnya barusan.

"Cari wanita lain. Aku tidak pantas mendapat perlakuan seperti ini darimu." Jihwan berbicara dengan nada datar dan perlahan-lahan mendapati Jungkook mengangkat wajah sehingga pandangan mereka bertemu. Jihwan mengedipkan matanya satu kali dan menghela napas dalam-dalam tatkala melihat cairan merah kental muncul di sudut bibir pria itu. Oh, ya Tuhan, Jihwan baru saja melukainya. Jungkook menjentikkan lidahnya, mengecap rasa karat besi dari darah yang menghiasi sudut bibirnya, lantas menyungging satu ujung bibir serta merta menatap lekat wanita dalam kungkungannya. "Apa kau akan terus-terusan berbuat semaumu seperti ini? Apa kau manusia?"

Jungkook mengerjapkan mata sekejap. "Aku manusia. Memangnya kau pikir aku ini apa?"

"Kau seperti iblis." Jungkook menyungging satu sudut bibirnya lebih tinggi begitu mendengar penuturan Jihwan. Dia menyukai setiap kata-kata kejam yang Jihwan lontarkan, entah mengapa hal tersebut justru membuatnya semakin merasa bahwa perdebatan ini jadi lebih menyenangkan. Tangan kanannya hati-hati bergerak menuju Jihwan, menenangkan wanita itu melalui belaian punggung jari-jemarinya yang lembut. Jihwan bisa merasakan darah di sekujur tubuhnya berdesir tatkala merasakan sentuhan itu.

Keduanya saling menatap dalam kemudian menerka. Jungkook tersenyum kecil beberapa detik setelahnya. Senyuman tersebut tampak begitu lega bagi Jihwan. Di matanya, Jungkook terlihat tenang seakan baru saja menemukan apa yang tengah ia cari sepanjang hidupnya. Tiba-tiba, Jihwan merasakan pria itu menempatkan kepala di dekat telinganya kemudian membenamkan wajah dan menghirup dalam aroma rambut Jihwan yang terurai di permukaan ranjang. "Aku manusia, sama sepertimu," bisiknya lirih dan dalam sekejap merengkuh tubuh Jihwan, membawa wanita itu berguling sehingga kini posisinya sendiri berada di bawah Jihwan.

Jihwan mengepalkan kedua tangannya bersama perasaan terkejut. Lengan kukuh pria itu melingkar dan mendekap punggungnya erat selagi memejamkan mata sedang Jihwan⸺selama beberapa detik hanya bisa membulatkan mata tatkala menyadari tak ada lagi jarak yang tersisa di antara mereka. Berikutnya Jihwan merasakan satu demi satu usapan menenangkan membelai sepanjang punggungnya.

"Aku lelah. Ayo tidur," bisik Jungkook. "Pukulan dan ocehanmu membuatku lelah, ini serius." Jungkook tersenyum selagi kelopak matanya masih mengatup rapat, kemudian menggulingkan tubuh ramping Jihwan ke sisi kirinya dan tetap memeluk wanita itu. Sesaat Jihwan merasa benci pada dirinya sendiri yang perlahan-lahan mulai menyukai dekapan pria itu. Kepalanya tertunduk di bawah dagu Jungkook dan pandangannya mulai terasa berat tepat ketika tangan Jungkook memberikan usapan lembut pada pucuk kepalanya.

....

Jihwan terbangun pada pukul lima pagi ketika suasana di luar sana masih sangat gelap. Ia menemukan tubuh besar Jungkook berbaring di sisinya dengan pejaman mata yang terlihat sangat damai. Ketika dirinya mencoba menyingkir dari pelukan pria itu, Jungkook beringsut disertai dengkuran halus yang kontan membuat Jihwan menyungging satu ujung bibirnya sambil menatap luka pada sudut bibir Jungkook.

Sejemang wanita itu melipat bibirnya ke dalam tanpa mengalihkan pandangan, kemudian beranjak menyingkir untuk memeriksa setiap isi nakas di kamar itu, barang kali bisa menemukan kotak P3K. Ketika dirinya berhasil menemukan kotak P3K di dalam laci nakas yang terletak di sudut kamar, tangannya dengan penasaran menarik laci tersebut lebih lebar dan mendadak matanya pun membulat saat mendapati sebuah benda berbahaya berupa pistol bersemayam di sana. Jihwan lantas memalingkan wajahnya dan tahu-tahu telah menemukan Jungkook duduk di tepi ranjang sambil menampilkan senyuman mengejek ke arahnya.

The PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang