Chapter 10

5.7K 941 185
                                    

[Song : NIKI - Plot Twist]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Song : NIKI - Plot Twist]

***

Kepala Jihwan terasa semakin pening tiap kali berusaha mengembalikan ingatannya mengenai jalur perjalanan yang telah ia tempuh. Jantungnya berdebar cepat, dadanya terasa sakit dan sekujur tubuhnya mengalami penurunan stamina secara drastis berkat kekurangan mineral. Ia bahkan tak berpikir untuk membawa apa pun sebelum pergi. Awalnya Jihwan hanya mengandalkan intuisinya yang membisikkan bahwa perjalanan mereka tak sampai sejauh itu. Jihwan yakin ia sanggup menempuh perjalanan dan kembali ke jalan utama lalu keluar dari hutan. Tapi setelah dicermati dengan baik, Jihwan sadar bahwa ia hanya berputar-putar di tempat yang sama sehingga perjalanan tersebut terasa mulai mengerikan.

Jihwan menarik napas dalam-dalam sambil mengusap keringat di kening serta wajah. Napasnya terengah dan kadang-kadang kepalanya terasa berat serta berputar. Terik matahari yang menyengat kulit membuat Jihwan merasa seperti tengah dijemur dalam keadaan telanjang di tengah sebuah lapangan gersang. Jihwan mengerutkan kening sambil memejam mata sesaat ketika sepasang telinganya berdenging. Sekali lagi ia menarik napas dan menyemburkannya kasar, mendongak tinggi untuk menatap langit yang perlahan berubah gelap. Sekumpulan awan hitam berarak lambat menyelimuti matahari, menghalangi cahaya yang terpacar dari arah langit.

Tanda-tanda mendung yang baru saja terjadi sukses membuat Jihwan menghela napas dan memejamkan mata sambil memasrahkan diri. Oh, dia tak akan selamat, dia tak akan pernah keluar dari hutan ini. Ia akan mati disantap binatang buas atau dijadikan samsak bagi kawanan babi.

Ketika air mata nyaris menitik di pipi, Jihwan mencoba menguatkan dirinya seraya menghela napas dalam. Dia tak bisa menyerah begitu saja, kemudian dengan langkah terseok mulai melanjutkan perjalanan. Peduli setan pada telapak kaki yang terasa panas sekaligus lembap. Kakinya terlanjur sakit dan sesaat ketika melihat ke arah lengan⸺Jihwan baru tersadar bahwa kulitnya telah dipenuhi luka gores dari rerumputan yang ia sentuh tanpa sadar. Darah yang memancar dari luka-luka itu memang telah mengering, tapi Jihwan bisa merasakan perih dan gatal yang menjalari sehingga ia memutuskan untuk menurunkan lengan rompinya yang tadi tergulung sampai siku.

Jihwan tak tahu sekarang jam berapa. Langit terlihat makin gelap dan cepat atau lambat Jihwan pasti akan kehilangan penglihatan. Ia tidak mungkin menjelajah tempat ini tanpa bantuan cahaya dan sekarang perutnya terasa mual karena kengerian yang muncul dalam bayangannya. Diam-diam Jihwan mengharapkan Jungkook agar menemukannya, menyadari bahwa ia benar-benar seorang diri dan terus berjalan dalam keadaan kacau. Kerongkongannya terasa kering. Langkah kakinya mulai melemah lalu tiba-tiba saja Jihwan tak sengaja menginjak sebuah lubang yang tertutup dedaunan kering, sukses membuatnya terperosok dan mengalami nyeri pada pergelangan kaki kanan.

Sedetik Jihwan sempat menjerit, tapi kemudian menggigit tepi pergelangan rompinya untuk menahan suara itu. Jihwan terlampau takut jikalau suaranya akan memanggil hewan buas. Itu sama saja bunuh diri namanya. Sambil menekuk bibirnya rapat-rapat, ia berusaha bangkit dan mengeluarkan kakinya dari lubang yang telah membuatnya celaka. Jihwan sempat mengumpat dan mendengus panjang, mengusap sungai kecil di pipinya seraya berusaha melangkah lagi dalam keadaan pincang. Insiden barusan membuat kondisinya kian memburuk dan Jihwan telah benar-benar kehabisan daya.

The PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang