Seperti yang sudah dijanjikan Jaehwan kemarin. Hari ini, pukul 3 sore, Jaehwan bersiap menuju rumah Ara. Tentu saja sebelum dia pergi, dia meminta izin terlebih dulu sama tetangga sebelah. Kalau tidak, bisa-bisa dia hanya tinggal nama saja.
"Yang mau kencan ... rapi banget," ucap Jaehwa sembari melihat dari kepala hingga ke ujung kaki Jaehwan.
"Apa sih ... masak ya aku pakai baju compang-camping!" gerutu Jaehwan. Membuat gelak tawa Jaehwa muncul.
"Aku tadi mau ke rumah kamu dulu padahal. Tapi kamu udah di sini duluan," ujar Jaehwan.
"Aku samperin, kali aja kamu langsung berangkat, ngga pamit aku dulu," sindir Jaehwa.
Jaehwan berjalan mendekati Jaehwa. Membawanya dalam pelukan hangatnya.
"Enggak sayang ... aku selalu bilang sama kamu kalau mau ke mana-mana," ujar Jaehwan seraya mencium kening Jaehwa dengan lembut.
"Ya udah kalau gitu, aku pulang ya. Kamu hati-hati." Jaehwa mencium pipi Jaehwan sekilas. Kemudian pergi dari kamar Jaehwan.
Jaehwan hanya tersenyum tipis. Dia tau, pasti Jaehwa sedih. Karena dia pernah ada di posisi seperti ini.
"Maafin aku, Jee," lirihnya.
Kemudian Jaehwan bergegas menuju rumah Ara, yang jaraknya lumayan jauh.
Di perjalanan, Jaehwan tidak hentinya memikirkan Jaehwa. Harusnya ia tidak usah berangkat. Harusnya ia mengungkapkan hubungannya dengan Jaehwa waktu Ara telepon kemarin.
Jaehwan mengembuskan napasnya kasar. "Huh ... sudahlah. Yang penting hari ini harus aku jelaskan ke Ara."
Dari kejauhan, terlihat Ara sedang menunggu di depan rumahnya. Sembari menutupi wajah manis itu dengan telapak tangan, karena cahaya matahari yang menerpanya.
"Udah lama nunggu?" tanya Jaehwan.
Ara tersenyum ceria. "Enggak kok, Jae."
"Kenapa ngga nunggu di dalem aja?" Jaehwan merasa bersalah, karena selama ini menganggap Ara hanya pelampiasan saja. Tetapi Ara begitu menyayanginya.
"Maaf, Ra ...."
"Biar kamu ngga nunggu lama," ujarnya dengan senyuman yang masih sangat ceria.
Jaehwan tersenyum. "Mau ke mana sekarang?"
"Ke taman yang kamu bilang waktu itu," jawab Ara.
"Mangrove?" Ara mengangguk semangat. Setelah itu Jaehwan menjalankan motor sportnya.
Dalam perjalanan, hanya Ara yang dengan semangatnya bercerita mengenai hal-hal yang menyenangkan selama seminggu ini. Jaehwan menanggapinya dengan santai, tidak seperti biasanya. Membuat Ara merasa ada yang tidak beres dengan Jaehwan. Ara menjadi takut.
Sesampainya di Mangrove, Jaehwan langsung menggandeng tangan Ara menuju ke jembatan taman yang banyak dikunjungi orang-orang. Hal itu membuat pengharapan Ara kembali.
"Mungkin tadi hanya pikiran negatifku saja. Nyatanya Jaehwan masih menyayangiku."
"Jae," panggil Ara. Jaehwan hanya bergumam.
"Benar kata kamu, kalau Mangrove tuh sebagus ini. Pantas saja banyak yang datang ke sini untuk berfoto," ujar Ara.
"Memang, aku sudah sering ke sini sama Jaehwa." Tanpa sadar, sudut bibir Jaehwan tertarik, saat pikirannya melayang ke Jaehwa yang saat ini sedang gelimbungan di kasurnya memikirkan Jaehwan.
Hal itu membuat Ara sedikit sedih. Bukan Jaehwa yang sekarang ini sedang bersamanya. Tapi kenapa sedari tadi hanya Jaehwa yang terus ia ucapkan?
Setiap Ara bercerita, pasti disangkut pautkan sama Jaehwa. Membuat mood Ara jadi jelek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaehwan&Jaehwa || Kim jaehwan [END]
FanfictionJaehwan dan Jaehwa, mereka adalah dua orang remaja yang sudah bersahabat sejak dulu. Ke mana pun Jaehwa pergi, di sana pasti ada Jaehwan, sampai tidak sedikit orang berpikir bahwa mereka sedang berpacaran. Nyatanya, Jaehwa memiliki kekasih, dia adal...