11. Rindu tapi gengsi

160 48 9
                                    

Jaehwa tidak henti-hentinya melirik sesaat jam kecil yang melingkar di tangan kirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jaehwa tidak henti-hentinya melirik sesaat jam kecil yang melingkar di tangan kirinya. Dia merasa begitu lama mata kuliahnya ini berakhir, dia sudah ingin segera pergi ke rumah Jaehwan. Karena rasa khawatir yang terus hinggap di hatinya.

Sampai Bapak Dosen mengakhiri pembelajaran siang ini. Jaehwa adalah mahasiswi pertama yang langsung beranjak dari tempat duduknya dan berlari ke arah Pak Dosen untuk bersalaman, lalu keluar begitu saja dari kelas. Pak Jae selaku Dosen yang mengajar hanya menggeleng heran melihat tingkah anak didiknya ini.

Sesampainya di tempat parkir, dia merogoh tasnya untuk mencari benda persegi panjang yang dia bungkus dengan silicon berwarna biru ada gambar doraemonnya juga.

Jaehwa mulai mencari nama yang akan dia hubungi, lalu memencet tombol hijau di layar ponselnya.

"Ini anak ke mana sih." Jaehwa menggeretu saat sambungan telponnya tidak kunjung tersambung.

Jaehwa mulai menjalankan mobilnya keluar dari area kampus, sambil berusaha menelpon seseorang yang sedari tadi masih belum merespon sambungan telpon dari Jaehwa.

"Haloo ...."

Terdengar suara serak khas orang bangun tidur dari seberang sana.

"Yak Kim Jaehwan! Ke mana aja sih lo? Dari tadi di telpon ngga dijawab-jawab!" murka Jaehwa saat panggilan ke 10 baru dijawab oleh Jaehwan.

"Gue tidur sayang, kepala gue pusing."

Suara parau terdengar dari ponsel Jaehwa yang dia loudspeaker.

"Sayang-sayang, pala lo peang!" sergah Jaehwa tampak kesal. Padahal pipinya merona, wajahnya panas seketika mendengar ucapan 'sayang' dengan suara serak-serak sexy dari Jaehwan.

Suara cekikikan tawa dari Jaehwan terdengar sangat parau.

"Gue belikan bubur ayam yang ada di minkimart ya?" tanya Jaehwa. Matanya terfokus di jalanan depan yang sedikit macet siang hari ini.

"Ngga usah Jee, gue lagi gak napsu makan."

"Betah sakit lu!" Nada Jaehwa terdengar sangat jutek, mungkin Jaehwan yang sedang tidur di ranjangnya bergidik ngeri mendengar suara Jaehwa saat ini.

"Ya udah iya, terserah elu aja deh mau dibeliin apaan. Nanti disuapin kan makannya?"

Tut!

Sambungan telpon itu langsung Jaehwa putuskan agar Jaehwan tidak semakin berbicara yang tidak jelas. Semakin dia bicara, semakin jantungnya bekerja 2x lipat dari biasanya.

Jaehwan&Jaehwa || Kim jaehwan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang