Jaehwa mengerjapkan mata, saat silau cahaya matahari menyilaukan matanya. Mau tak mau, Jaehwa membuka matanya, menggosok-gosoknya agar kantuknya hilang.
Ia meraih ponsel yang tergeletak di atas meja kecil samping tempat tidurnya. Membaca satu persatu pesan yang masuk.
Ada satu pesan masuk yang bikin Jaehwa mengerutkan alisnya.
Jimin🥀
Jee, besok hari minggu
Mau ngga ikut aku pulang ke rumahku?
Yang di Malang."Ngapain coba gue main ke rumahnya? Kan gue sama Jimin udah ngga ada hubungan apa-apa," gerutu Jaehwa, lalu meletakkan ponselnya kembali setelah membalas singkat pesan Jimin.
Jaehwa turun dari ranjangnya, berjalan ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke sanggar–tempat Jaehwa mengajar tari.
Setelah selesai, Jaehwa mengeringkan rambutnya sambil scroll Instagram, hanya sekedar melihat-lihat video lucu saja.
Tiba-tiba saja ada panggilan masuk dari kepala sanggar. Seketika Jaehwa melihat jam dinding yang tergantung di kamarnya.
"Masih ada satu jam lagi perasaan," gumam Jaehwa seraya menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
"Haloo Bu, Assalamualaikum," ujar Jaehwa membuka obrolan.
"Waalaikumsalam. Jee, kamu belum berangkat toh?"
"Iya belum Bu. Ada apa?" Jaehwa bingung dengan yang dikatakan oleh kepala sanggar.
"Oh ya sudah, ndak usah berangkat Jee. Sanggar libur hari ini."
Setelah selesai bercakap dengan kepala sanggar tentang libur latihan, Jaehwa langsung mengganti handuknya dengan daster rumahan yang sering ia pakai. Katanya lebih nyaman pakai daster kalau di rumah.
Jaehwa menuruni anak tangga, dan melihat bunda sedang menonton televisi di ruang keluarga.
"Bunda, Ayah mana?" Jaehwa duduk tepat di samping kiri bundanya.
"Ya kerja toh. Kamu ndak ke sanggar?"
Jaehwa menggeleng, "Lagi libur Bun."
Ting!
Jaehwa mengalihkan pandangannya dari televisi ke ponselnya. Terlihat nama Jimin di layar ponsel. Jaehwa mengembuskan nafasnya berat, membuat si bunda mengerutkan keningnya.
"Ada apa Jee?" tanya Bunda seraya melirik sebentar ponsel anak gadisnya itu.
"Ituloh Bun. Jimin mau ngajak Jaehwa ke rumah orang tuanya yang di Malang itu." Jaehwa mengerucutkan bibirnya.
Ya gimana enggak? Dia sama Jimin sudah tidak ada hubungan apa-apa. Ngapain juga Jaehwa mesti ikut Jimin pulang ke rumah orang tuanya yang di Malang? Sudah sinting sepertinya Jimin nih.
"Ya ngga apa-apa toh nduk, 'kan Jimin pacar kamu. Asal Jimin izin ke Bunda sama Ayah, Bunda izinin," ujar Bunda yang tidak tahu apa-apa tentang percintaan sang anak.
"Ihh ... Bunda. Jaehwa udah putus sama Jimin, udah lumayan lama."
"Kok bisa?" Bunda yang memang sudah sayang sama Jimin pun kaget mendengar berita ini.
"Jimin ... Jimin punya pacar lain selain Jaehwa, bahkan sebelum pacaran sama Jaehwa."
"Kamu yakin?" Bunda masih tidak percaya.
"Iya Bun. Jimin juga cerita ke Jaehwa setelah ceweknya kirim pesan ke Jaehwa yang kata-katanya tajem banget kayak piso!"
"Ya mungkin sekarang, Jimin mau buktiin ke kamu kalau dia sungguh-sungguh Jee."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaehwan&Jaehwa || Kim jaehwan [END]
Hayran KurguJaehwan dan Jaehwa, mereka adalah dua orang remaja yang sudah bersahabat sejak dulu. Ke mana pun Jaehwa pergi, di sana pasti ada Jaehwan, sampai tidak sedikit orang berpikir bahwa mereka sedang berpacaran. Nyatanya, Jaehwa memiliki kekasih, dia adal...