12. Curiga

132 42 5
                                    

Alunan suara gending yang tersambung dari ponsel Jaehwa ke speaker aktif memenuhi ruangan tari yang saat ini sedang Jaehwa gunakan untuk latihan tari remo bolet, karena minggu depan Jaehwa akan menari di acara pernikahan teman bundanya.

Tari remo bolet adalah salah satu tarian untuk penyambutan tamu yang ditampilkan baik oleh satu atau lebih. Tarian ini berasal dari Provinsi Jawa Timur, lebih tepatnya berasal dari Kabupaten Jombang.

Banyak yang berpendapat bahwa gaya tari remo boletan sangat fenomenal karena Sastra Bolet Amenan membuatnya berbeda dari gaya Ngremo Jombangan yang telah ada. Sastra Bolet Amenan yang berangkat dari kesenian Ludruk telah mengantarkannya dalam mengembangkan tari remo yang sangat khas, khususnya di wilayah Jombang hingga terkenal di wilayah Jawa Timur pada umumnya.

Pencipta tari remo bolet bernama Cak Bolet, dari kampung Sengon, salah satu kampung yang berada di Kabupaten Jombang.

Untuk itu Jaehwa sering menggunakan tarian ini untuk penyambutan tamu di acara pernikahan atau bahkan acara-acara penting, seperti penyambutan Wali Kota, Gubernur dan acara penting lainnya.

Sebenarnya Jaehwa tidak membutuhkan latihan banyak, karena kali ini dia menari sendiri, kalau sama teman-teman lain biasanya Jaehwa hanya latihan pola lantai untuk berpindah tempat agar tidak monoton di satu tempat.

Di tengah latihannya, terlihat dari kaca ruangan tari, ada seseorang yang sudah lama sekali tidak pernah menemui Jaehwa. Siapa lagi kalau bukan Park Jimin, orang yang dia rindukan namun tidak pernah Jaehwa katakan.

Jimin berdiri di samping speaker aktif, matanya terfokus pada tubuh Jaehwa yang sedang bergerak dengan gagahnya menarikan tari remo bolet, ditambah senyum manisnya yang terus hinggap di bibirnya.

Jaehwa menghentikan latihannya, lalu menghampiri Jimin, tak lupa juga Jaehwa mematikan lagu yang ada di ponselnya.

"Kenapa berhenti? Lanjutin aja dulu, aku tungguin," ujar Jimin sambil menyeka keringat Jaehwa yang berjatuhan menggunakan sapu tangannya.

"Ngga mau, malu."

"Kayak aku ngga pernah lihat kamu nari aja."

Jaehwa hanya mengerucutkan bibirnya. Lucu banget! Jimin jadi gemas.

"Tumben ke sini?"

"Kangen kamu." Jimin memperhatikan setiap inti wajah Jaehwa. Matanya yang tajam namun indah, hidungnya yang pesek, bibirnya yang tipis, pipinya yang gembil selalu membuat mata Jimin menjadi candu. Sekali melihat, rasanya ingin terus melihat.

"Bulshit!" Jaehwa melipat kedua tangannya di depan dada, lalu membuang muka asal ke sembarang arah. Dia tidak ingin melihat Jimin, dia sangat kesal namun tidak bisa bohong kalau dia juga rindu.

"Maaf, aku selalu sibuk sampai lupa untuk sekedar memberi kabar." Jimin menangkup kedua pipi gembil Jaehwa, berusaha membuat mata Jaehwa kembali menatap matanya.

"Sibuk apa sih? Sampai segininya banget kamu ngga ngasih kabar."

"Sibuk buat bahagiain kamu pokoknya."

Nyutt

"Aww, sakit Jee." Jimin merintih saat tangan mungil Jaehwa menyubit perut kotak-kotaknya itu.

Jaehwan&Jaehwa || Kim jaehwan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang