29. Malam Yang Indah

34 11 2
                                    

Jaehwa mengerucutkan bibirnya sebal setelah mendengar percakapan Ara dan Jaehwan. Rasanya begini ya, mendengar pernyataan cinta dari gadis lain untuk pacarnya. Pedih-pedih gimana ... gitu.

"Jee, kenapa cemberut terus sih?" tanya Jaehwan. Dia terlihat frustasi melihat wajah cantik Jaehwa yang suram seperti koset kumuh di rumahnya.

"Apa sih ...." Jaehwa tak menghiraukan Jaehwan yang terus saja merengek seperti bayi.

"Jangan marah atuh, sayang. Aku tadi ngga merespon ucapannya dengan berlebihan kok."

Jaehwa hanya diam, pikirannya melayang ke beberapa menit yang lalu.

"Jae, aku mau ngomong sesuatu sama kamu. Ini tentang kita."

"Hah? E ... emang kamu mau ngomong apa, Ra?" Jaehwan tergagap, karena tatapan Jaehwa semakin menyeramkan.

"Aku ... sejujurnya aku ... aku sayang sama kamu, Jae." Perkataan Ara membuat Jaehwan dan Jaehwa tercengang.

"Harus dong ... kalau teman harus saling menyayangi 'kan?" Jaehwan tersenyum canggung. Jaehwa hanya diam.

"Aku serius, Jae ... aku mencintai kamu." Jaehwan dan Jaehwa kembali tercengang. Jaehwan pun mencoba mencairkan suasana yang tegang itu dengan tawa renyahnya.

Jaehwa yang tidak mau lagi mendengar percakapan itu pun, langsung beranjak dari duduknya.

Dengan cepat Jaehwan meraih tangan Jaehwa, lalu mencium telapak tangan Jaehwa dengan lembut. Memberikan senyuman menenangkan, agar Jaehwa bisa lebih tenang dan percaya pada Jaehwan.

Jaehwa kembali duduk dan mendengarkan dengan seksama percakapan Jaehwan dan Ara.

"Besok bisa ketemu? Sekalian ke taman yang kamu janjiin waktu itu."

"Ah ... aku kabari besok ya, Ra," ucap Jaehwan.

"Miss you." Kali ini hanya Jaehwan yang tercengang. Jaehwa terus fokus dengan video yang sedang ia tonton.

Walau sebenarnya di dalam lubuk hati Jaehwa, pasti ada perasaan sakit hati. Meskipun Jaehwan tidak membalas karena langsung menutup telepon itu, tetap saja rasanya sakit.

Mendengar pernyataan cinta gadis lain untuk pacarnya. Siapa yang tidak sakit hati 'kan?

"Jee ...." Jaehwan masih merengek sembari menarik-narik lengan Jaehwa.

"Apa sih ... aku ngga marah," ucap Jaehwa.

"Terus, kenapa kok cemberut aja?" tanya Jaehwan.

"Ya kesel aja, denger dia bilang kangen ke kamu," jelas Jaehwa.

"Aish, pacarku cemburu ternyata." Jaehwan mencubit gemas hidung Jaehwa.

"Wajar dong ...." Jaehwa mendengkus sebal.

Jaehwan meraih tubuh mungil Jaehwa dalam pelukannya. Lalu membisikkan kata.

"I Love You."

Membuat sudut bibir Jaehwa terangkat membentuk bulan sabit.

"I Love You Too," balas Jaehwa. Membuat Jaehwan mengeratkan pelukannya.

"Keliling kota mau ngga?" tanya Jaehwan. Jaehwa mengangguk setuju.

Keduanya beranjak menuju parkiran motor.

"Untung bawa motor ya," ucap Jaehwa.

"Apa untungnya emang?" Jaehwan tidak setuju dengan Jaehwa. Punggungnya sakit karena membungkuk terlalu lama. Mending tadi bawa mobil, bisa senderan.

Jaehwan&Jaehwa || Kim jaehwan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang