32. Bahagia Selalu

54 8 0
                                    

"JIMIN!!"

Keduanya tampak terkejut melihat kedatangan Jimin yang tiba-tiba. Pelukan pun langsung terlepas. Mereka jadi kikuk karena kepergok Jimin. Padahal niat hati mau menyembunyikan hubungan mereka.

"A ... ada apa ke sini, Jim?" Jaehwan bertanya dengan terbata-bata.

"Kenapa dilepas pelukannya?" Jimin menatap tajam ke arah Jaehwan. Membuat keduanya merinding.

Jaehwan terkekeh. "Ya ... ya ngga papa sih."

"Gue ke sini mau ngajakin elu jalan. Tapi kayaknya lu sibuk sama cewek baru lu," ujar Jimin seraya menatap tajam ke arah Jaehwan dan Jaehwa.

"A ... aku bisa jelasin, Jim," tutur Jaehwa.

"Ngga perlu. Kamu ngga perlu jelasin apapun ke aku. Semuanya udah jelas," ujar Jimin.

"Gue bakal tetep jelasin ke elu, Jim," kata Jaehwan sembari menarik pergelangan tangan Jimin. Kemudian berlalu pergi, entah ke mana, meninggalkan Jaehwa yang masih kaget dengan kehadiran Jimin juga ucapannya.

Sesampainya di taman belakang rumah. Jaehwan menceritakan semuanya dari awal bagaimana Jaehwa mulai mencintai dirinya, seperti yang diceritakan Jaehwa kepadanya.

"Gue tau."

Jaehwan menjadi bingung dengan ucapan Jimin. Tahu? Apanya yang tahu?

"Maksud lo?" tanya Jaehwan.

"Ya gue tau, kalau kalian pacaran. Gue ke rumah lo sebenarnya mau ngucapin selamat," ujar Jimin.

"Hah? Sejak kapan?" Jaehwan kaget bukan main. Mereka ngga pernah post apapun padahal. Kenapa bisa Jimin tau?

"Beberapa hari yang lalu. Waktu lu jalan sama Jaehwa di taman," ujar Jimin, "gue lihat lo sama Jaehwa jalan, mesra banget ngga kayak biasanya. Gue coba telpon Jaehwa ngajak dia keluar, dia jawab sakit. Sejak itu gue tau, kalau kalian pacaran."

Jaehwan benar-benar kaget mendengar penjelasan Jimin. Dia jadi merasa bersalah. Seharusnya dia bicara sejujurnya.

"Sorry Jim, gue gak bermaksud mengkhianati, gue cuma mau cari waktu yang tepat buat ngomong sama lu," ujar Jaehwan.

"Ya sudahlah, Jae. Jaehwa udah milih lu. Walau sejujurnya gue sakit hati waktu tau kalian pacaran. Padahal lu bilang mau bantuin gue, tapi malah lu embat," sindir Jimin sembari terkekeh pelan.

"Sorry Jim ... gue beneran gak tau kalau jadinya Jaehwa bakal sayang sama gue."

"Waktu lu tau, langsung lu embat 'kan?" Jimin terbahak, Jaehwan langsung tersenyum kikuk.

"Sudahlah. Balik yuk, Jaehwa pasti dah nunggu lama sambil deg-degan karena pacarnya gue culik," ujar Jimin seraya meninggalkan Jaehwan di belakangnya.

Setelah sampai di depan rumah Jaehwan. Jimin menghampiri Jaehwa yang sedang mondar-mandir mengkhawatirkan Jaehwan dengan raut wajah yang gelisah.

"Jee," sapa Jimin.

"Jim, mana Jaehwan? kamu gak apa-apain dia 'kan? Ini bukan salah dia, Jim," ujar Jaehwa.

"Ssstt ...." Jimin menaruh jari telunjuknya di bibir Jaehwa, membuat Jaehwa seketika mematung kala melihat Jaehwan berada jauh di belakang Jimin.

"Tenang aja, aku gak apa-apain pacar kamu kok. Aku mau ucapin selamat atas hubungan kalian berdua. Walau sebenarnya aku sakit hati, waktu tau kalian pacaran. Aku tau sejak kalian kencan di taman beberapa waktu lalu. Kamu berbohong ke aku kalau kamu sakit. Aku ada di sana, Jee," jelas Jimin. seketika mata Jaehwa membola lebar.

"Selamat ya ... bahagialah selalu, Jee. Maaf kalau aku sudah membuat kamu sakit hati." Jimin tersenyum manis.

Jaehwa mengangguk. "Kamu juga, Jim. Bahagialah dengan pilihan kamu kelak. Maaf aku ngga bisa kasih kesempatan buat kamu."

Jaehwan&Jaehwa || Kim jaehwan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang