04. Penolakan & Seseorang💥

589 67 5
                                    

Jan lupa vote, gak terlalu guna juga kalau cuman di masukin list tapi gak vote mah

Jan lupa vote, gak terlalu guna juga kalau cuman di masukin list tapi gak vote mah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada satu yang gak mungkin dalam hidup gue, kini itu jadi mungkin. Gue anggap ini kebetulan yang tuhan kasih, tapi apa tuhan yakin biarin Om Jaehyun ngelamar gue? Apalagi dia udah bilang, 'percuma kamu nolak aku, toh kamu akan berakhir sama aku' sampai detik ini. Gue gak tau apa yang terjadi, gue aja baru lulus.

Sekarang gue lagi kumpul keluarga, keluarga Om Jaehyun. Katanya keluarga Om Jaehyun masih di Semarang. Kecuali adeknya yang tinggal sama dia sini, gue baru tau kalau keluarganya menetap di Semarang.

Gue duduk di tengah tengah, di samping kiri gue ada kakak Restu dan sebelah kanan itu ayah. Di depan gue udah ada Om Jaehyun senyum tanpa doa, nih orang tiba tiba ngajak nikah anak SMA baru lulus.

"Jadi Jaehyun kamu siap nunggu, kamu menikah dengan orang seperti kita itu banyak persyaratannya" Ujar Ayah natap dia, dia tersenyum dan menjawabnya santai.

"Saya siap menunggu, asal yang saya tunggu benar benar akan jadi milik saya nantinya" Jelas dia ngelirik gue.

"Tapi Yah, aku kan-" Baru gue mau ngomong, udah di larang.

"Saya gak izin kamu ikut ngomong, kamu cukup jadi pendengar saja disini" Dih kesel aing mah.

Kabur aja, tau gini mah.

"Kali ini aja, yah. Aku nolak keinginan ayah, kali ini aja biarin aku pilih yang aku mau sendiri!" Bentak gue beranjak dari sampingnya.

Jangan di tiru ya geas.

"Duduk!" Ini nih, gue gak suka kalau abang aja udah gak belain gue.
"Kamu mau ayah, nurutin kamu? Biarin kamu sama pacar kamu itu?" Sindir ayah ke gue, tau lah gue pasti berujung kalah.

"Aku putus sama dia, dan aku nolak Om Jaehyun karena aku mau kuliah!" Tolak gue, dan Jaehyun cuman diem.

Pokoknya kali ini harus menang, kali ini aja gue pengen bahagia sama pilihan gue. Selama tujuh belas tahun lebih gue hidup, gue gak pernah namanya bebas terbang kaya burung. Gue selalu di kekang, sampai akhirnya gue ketemu Taeyong, buat gue bebas terbang di udara dengan masalah gue. Tapi dia juga yang bikin gue bebas terbang tanpa henti dan tau jalan pulang.

Gue capek kalau ayah udah mulai, mulai lagi maksa gue lakuin ini itu.

"Dengar ayah Rycca, Jaehyun bakal izinin kamu kuliah kok. Dia gak akan melarang kamu melanjutkan pendidikan, karena itu penting" Jelas Ayah.

"Iya, Ca. Kamu bebas sampai waktu nya nanti datang, saat itulah baru aku yang ngatur kehidupan kamu" Sahut Jaehyun memberanikan meraih tangan gue.

Kenapa maksa?

Gue gak cantik, gak baik, egois juga ia!

"Maaf, Caca tetap gak mau. Maaf yah, lebih baik Caca pergi aja" Jawab gue langsung ngambil ponsel dan berjalan keluar rumah.

Bawa motor atau bawa mobil? Gak, gue kan lagi pundung. Ya totalitas lah, minta di jemput Lukas.

Males lah kalau nangis sambil jalan, capeknya double dong.

"Jaehyun, kamu boleh kejar dia" Tegas Yuto pada calon menantunya. "Siap laksanakan!" Jawab Jaehyun lalu meninggalkan kediaman Rycca.

》》》

Ada rasa yang memang datang nya dari hati, atau hanya sekedar angin lalu. Mencintai itu bukan tentang memiliki, tapi tentang membuat nya bahagia.

Lelah, lelah datang karena kita sudah jauh melangkah namun belum menemukan titik terang dari jalan gelap itu. Lelah juga datang saat kau mencoba melupakan, tapi ia selalu saja ada di sekeliling mu. Mengelilingi mu dengan kenangan dan rasa yang sama.

"Kas, gue harus gimana?" Tanya Caca pada Lukas yang masih duduk di motornya, sedangkan Caca bersandar di jembatan yang dulu ia datangi, tentu untuk pertama kalinya ia bertemu Jaehyun.

"Ya, gimana ya Ca. Lo terima aja, kan lo kuliah jurusan sastra itu empat tahunan. Lo lamain aja sampe sembilan tahun kek, kan dia lama nunggu dan nyerah" Jelas dia, ngawur sih tapi lumayan lah saran.

"Tapi Kas, kalau gitu mah emang kayanya mungkin aja. Tapi nanti gue sekolah gak kelar kelar, Gimana sih lu mah Kas" Lukas nyamperi Caca, dan menepuk pundaknya.

"Kalau lo mau, lo bisa nyuruh gue cari dia" Sahut Lukas.

"Asu lo, gak mau!" Tolak Caca tau maksud Lukas.

"Ya udah, loncat aja!" Jawab Lukas dengan ketus. "Jangan ngambek dong, Lukas mah" Rayu Caca nyolek dagu lelaki itu.

"Tapi itu ide bagus Ca, kalau di inget inget kayaknya dia satu profesi sama si Jaehyun itu. Gue jamin ayah lo gak akan nolak dia, emang si Tiway yang pengangguran, wajar aja di tolak bokap lo" Jelas dia.

"Yakin lo? Seberapa berhasil kalau gue lakuin itu, dan kalau gagal gimana?" Tanya Caca.

"Gue yakin, kalau lo berhasil. Lo lepas dari Jaehyun, tapi kalau gagal. Kemungkinan pangkatnya bakal di cabut dan jadi pengangguran" Jelas dia, lucnut banget.

"Kasian dong Kas, dia dapat itu susah lho"

"Tapi dia pasti gak akan perduli, dia kan sayang lo" Sahut Lukas dengan percaya diri.

"Oke, deal" Sahut Caca menjabat tangan Lukas. "Yok, kita cari dia" Ajak Lukas melajukan motornya.

"Mereka mau cari siapa?" Batin Jaehyun mengikuti Lukas dan Caca.

"Mereka mau cari siapa?" Batin Jaehyun mengikuti Lukas dan Caca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙀𝙭𝙩𝙧𝙖𝙤𝙧𝙙𝙞𝙣𝙖𝙧𝙮 𝙃𝙪𝙨𝙗𝙖𝙣𝙙 || 𝙅𝙅𝙃✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang