16. Only Together

206 18 2
                                    


Akan ada satu orang yang mencintai kita tulus, ada juga banyak orang yang akan membenci kita dalam keadaan apapun. Kini aku hanya ingin orang yang mencintai ku itu datang, dan orang itu adalah kamu yang sedang di samping ku sekarang ini. Menemani ku di kala fajar datang dan bersama menutup mata ketika senja datang menyapa.

Sejujurnya aku memang ingin menyerahkan semua masalah ini pada orang lain, tapi apakah itu wajar? Tentu tidak. Ini masalah ku dan akulah penuntas setiap masalah ku, kau disini ada untuk ku hanya penenang dan pemberi senyuman ketika senyumku mulai hilang.

Dulu terkadang mengucapkan terimakasih dan maaf itu sulit, dan aku terus mengulur waktu agar hatiku siap dan ego ku siap mengucapkan terimakasih dan maaf padamu. Namun ternyata waktu tak memberi kita lebih untuk itu, kini tak ada kata terimakasih atau maaf sekalipun dari diri ini.

"Sejujurnya gue malu, malu dengan apa yang gue berikan itu kadang gak buat dia bahagia" wanita itu membuka suara, meluapkan kesedihan lewat air matanya kini.

"Gue paham akan itu, tapi sekarang apakah itu bisa buat dia balik lagi? Tentu enggak ca. Di bahkan pergi karena kehendak Tuhan, dan tujuan kita disini sekarang mendoakan dia" ujar lelaki bernama Lukas memeluk Rycca yang tengah rapuh, ia kembali kehilangan sebuah kebahagiaan yang pernah ia miliki.

"Kenapa tuhan Setega ini sama gue? Setidaknya dia izinin gue sekali aja ketemu dia lagi. Gue cuman mau ngucapin terimakasih karena telah hadir dalam hidup gue, dan maaf karena gue gak bisa sama dia"

"Ini udah jalannya, Lo gak bisa ngelak lagi. Lo ingat kan ucapan Taeyong sebelum dia benar-benar pergi, dia cuman mau Lo bahagia. Terlepas itu karena Jaehyun atau pun bukan, Lo harus tetap bahagia" Lukas melepaskan pelukannya dan menatap Rycca perlahan menghapus air matanya, kepergian nya membuat semua begitu hancur. Dia memang sudah pergi, tapi setidaknya waktu kemarin itu masih ada harapan untuk kembali.

Tapi sekarang, tidak mungkin lagi ada kata kembali.

Perlahan menghampiri pusaran bernisan Taeyong Radjasa, air mata itu seolah lolos tanpa permisi. Dunia ini seolah terhenti karena kehadiran, dan terhenti kembali kala dia kepergian nya datang.

Tepat hari dimana Jaehyun kembali dari tugas, disana lah Jaehyun menyampaikan bahwa ia bertemu Taeyong, namun jika ia ingin melihat dan bertemu lagi itu tak mungkin. Dengan artian Jaehyun bertemu Taeyong tepat sebelum hembusan nafas sang adik, Jaehyun sebenarnya kembali satu hari sebelum karena ibunya memberikan informasi tentang adiknya yang tengah di rawat di rumah sakit, Taeyong didiagnosis menderita kanker ginjal stadium akhir, harapan hidup seolah telah tiada.

Taeyong hanya ingin Jaehyun merahasiakan pertemuan mereka hingga waktunya ia siap minta maaf pada Rycca, dan harusnya di hari kepulangan Jaehyun. Jaehyun berniat mengajak Rycca menemui Taeyong karena kondisi nya sudah parah. Namun Tuhan berkehendak lain, tiada hari esok untuk mereka.

Tepat di sepertiga malam, Taeyong mengembuskan nafas terakhirnya dihadapan Jaehyun dan keluarga.

"Taeyong, maafin gue. Gue bakal bahagia sesuai kemauan terakhir Lo, tapi harus janji sama gue. Tunggu gue Yong, tunggu gue sebentar, ah tolong jaga malaikat kecil gue ya Yong" Rycca menaruh sebuket bunga mawar putih, bunga kesukaan Taeyong.

"Gue cuman bisa ngasih ini, Yong. Apapun yang terjadi disana sekarang, tolong cari jalan yang paling terang nya Yong. Tunggu gue disana, akan ada waktunya kita ketemu lagi, maafin gue Yong"

Lukas mengelus nisan di hadapannya, lelaki itu sedikit menahan air matanya. Bagaimana pun Taeyong beberapa waktu lalu, Taeyong yang Lukas kenal hanya Taeyong yang dulu. Yang selalu terkadang jadi sosok kakak untuknya, bahkan sekedar teman bertengkar.

"Sorry bro, gue gak bawa apa-apa. Gue cuman bawa doa terbaik buat lo, bahagia disana bro. Karena dengan begitu kita disini pun akan coba untuk bahagia, gue tau kadang gue buat Lo marah. Tapi jujur itu cara gue bisa dekat sama Lo, Lo kakak terbaik buat gue, selamat jalan Taeyong" Lukas menghapus air matanya, mengalikan pandangan nya pada Rycca dan tersenyum mengulurkan tangannya.

Setelah menerima uluran tangan Lukas, Rycca beranjak pergi dari peristirahatan terakhir Taeyong. Kapan lagi kita melihat orang yang kita cintai tersenyum, jika takdirnya sudah begini.

Jaehyun pasrah menonjok tembok di samping, tangannya sudah mengeluarkan darah terus menerus. Ia seolah mati rasa dan terselimuti rasa kecewa pada dirinya, ia marah pada dirinya.

Sudah tiga hari baik Jaehyun dan Rycca menetap di rumah ibunda dari Jaehyun, bahkan selama tiga hari itu pun Jaehyun tak beranjak untuk pergi dari kamar sang adik. Bertingkah seolah Taeyong ada disampingnya, berbicara bahkan menyiapkan barang-barang yang biasanya mereka perebutan kan saat akan beraktivitas.

Seperti saat ini, dia tengah berteriak tak karuan sambil menangis tak henti.

"Bu, ibu! Kenapa Taeyong pake sepatu futsal aku sih!" Teriak Jaehyun sambil terisak di dalam kamar Taeyong.

"Taeyong, Lo kan enak di kasih yang baru sama kak Taeyeon! Kenapa pake punya gue Yong, Taeyong sialan!" Teriaknya menendang meja di hadapannya.

Baik Rycca atau ibu dari Jaehyun hanya diam, sedangkan Taeyeon kakak dari Jaehyun hanya menenangkan Handika yang terisak mendengar teriakkan Jaehyun.

"Bu, Taeyong mana?! Ibu kenapa sembunyi in dia dari aku? Dia salah Bu, sini biar Aku hukum Bu. Ayo Bu mana Taeyong!" Teriak Jaehyun meraih tangan sang ibunda namun di tepis dan memilih pergi meninggalkan Jaehyun yang tak karuan kini menghampiri Rycca.

"Rycca, kemarin masa aku ketemu Taeyong? Terus dia bilang jangan bilang sama kamu, tapi dia mau minta maaf. Dia tolol banget ca, kalau mau minta maaf kenapa sekarang malah MATI!" Lelaki itu terduduk lemas di depan istrinya..

"Kamu tau kan, seputus asanya aku nyari dia. Kenapa pas aku bisa nemuin dia, dia malah pergi dan hanya mengucapkan terimakasih? Aku gak butuh terimakasih dari dia, aku mau dia!"

"JAEHYUN!" Lengan Rycca menghapus air mata Jaehyun, memberi pelukan pada lelaki itu.

"Dia udah nentuin jalannya, jangan kaya gini" Bisik Rycca membuat Jaehyun semakin terisak di pelukan.

"Harusnya aku bisa buat dia bahagia, setidaknya dalam nafas terakhirnya" lirih Jaehyun sebelum pandangan hilang.

"Jaehyun? Mas Jaehyun?!"

𝙀𝙭𝙩𝙧𝙖𝙤𝙧𝙙𝙞𝙣𝙖𝙧𝙮 𝙃𝙪𝙨𝙗𝙖𝙣𝙙 || 𝙅𝙅𝙃✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang