Sudah sebulan berlalu, dan semuanya berjalan baik-baik saja. Daniel yang awalnya dicurigai akan kembali membuat ulah, kini sudah tak lagi menampakkan batang hidungnya. Sepertinya ancaman yang Dante berikan padanya membuat nyali pria itu menciut.
Apalagi gertakan Dante juga menyertakan keluarga Daniel. Pria itu jelas tidak ingin dikeluarkan dari daftar pewaris kekayaan ayahnya kalau kasus sang ayah dibawa ke media karena ulahnya.
Sangat mudah bagi Dante menyingkirkan pengecut seperti Daniel. Bersyukur karena ia sudah mempelajari seluk beluk Daniel sampai ke akar-akarnya hingga tahu apa kelemahan pria itu.
“Apa kau yakin akan kembali ke apartemen?”
Pertanyaan itu berasal dari Dante. Ia tengah berbaring di atas ranjang dengan ponsel yang berada di tangannya. Sedang pandangannya berputar ke arah Natalia yang baru keluar dari kamar mandi dengan dua helai handuk yang menutupi badan serta membungkus rambut basahnya.
Natalia berjalan ke arah meja rias, duduk membelakangi Dante untuk menggunakan krim wajahnya terlebih dahulu sebelum memakai pakaiannya.
“Semuanya sudah aman, kan?” Natalia balik bertanya, tanpa menatap Dante sama sekali.
“Bisa dipastikan jika semuanya memang sudah aman, tetapi apa kau yakin akan kembali ke apartemenmu?” Dante meletakkan ponselnya di sisi tubuh. Kemudian memosisikan tubuhnya miring menghadap Natalia dan menjadikan sikunya sebagai topangan.
Natalia memang sudah memutuskan untuk kembali ke apartemennya setelah ini. Tak akan ada lagi bahaya yang mengancam mereka sejak kepergian Daniel. Wanita itu bisa kembali hidup dengan tenang di apartemennya bersama Cali.
Tetapi Dante tidak rela. Ia masih ingin tinggal bersama Natalia dan Cali. Bahkan, beberapa bulan ini Dante terus-terusan menginap di mansion Jacob. Paling hanya sesekali pulang ke penthouse-nya. Maka dari itu, Dante sedang melancarkan aksi membujuk Natalia agar wanita itu tidak kembali ke apartemennya.
Serius, otak licik Dante sangat ingin menjual apartemen Natalia saat ini supaya wanita itu menjadi homeless dan tidak jadi pergi.
“Aku tidak bisa tinggal di sini lebih lama lagi, Dante,” ucap Natalia yang sudah selesai mengoleskan krim di wajahnya. Ia lalu memutar tubuhnya untuk menatap Dante. “Aku juga sudah terlalu banyak merepotkan Jacob.”
“Aku tidak melihat Papa kerepotan selama kau tinggal di sini. Bahkan, Papa lebih banyak tersenyum karena rumahnya jadi ramai sejak kau dan Cali tinggal di sini.” Dante membantah dengan tegas, membalikkan fakta yang Natalia ungkap.
Natalia terkekeh. Untuk urusan tertentu, Dante terkadang memang tidak mau kalah.
“Tetapi aku rindu tinggal di apartemenku.”
“Dan kau yakin kau tidak akan merindukanku nantinya?” Dante masih tidak mau kalah.
Lagi, mulut Natalia kembali meledakkan tawa. Kali ini lebih keras dari sebelumnya. Ia lantas bangkit dari duduknya, berjalan menghampiri Dante yang masih berada di atas ranjang.
“Kita tetap akan bertemu, Dante,” balas Natalia dengan gemas bersamaan dengan bokongnya yang jatuh di sisi ranjang, duduk menghadap Dante yang sedikit pun tak berpaling darinya.
Dante membetulkan posisinya, bangkit dari tidurnya dan duduk bersila di hadapan Natalia. Mulutnya yang terbuka pun siap membantah wanita itu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Slept with the Billionaire
Romance[TAMAT - CERITA MASIH LENGKAP] Kalau saja bisa, Natalia ingin menghapus ingatannya di masa lalu. Semata-mata agar ia tak lagi terjebak bersama penyesalannya karena pernah menjadi "teman tidur" seorang Dante Thompson. Namun, hal itu jelas tak mungkin...