Epilog

98.1K 3.9K 130
                                    

Mommy, are you okay?”

Dengan tubuh kecilnya, Cali naik ke atas kursi untuk mengambil air mineral dari dalam teko. Gadis kecil itu sedikit panik ketika menemukan sang ibu muntah-muntah setelah menyelesaikan makan siang bersama.

Natalia memang sedang hamil. Memasuki bulan kelima. Mual pun sudah sering dilaluinya selama masa kehamilannya. Ia merasa agak tak sehat selama mengandung anak keduanya. Berbeda dengan kehamilan pertamanya yang tak pernah memiliki masalah apa pun.

Mom?”

Selesai dengan gelas yang sudah terisi penuh, Cali beranjak turun. Langkahnya dengan cepat menghampiri Natalia yang masih memegang erat pinggiran wastafel sembari memuntahkan isi perutnya.

Cali hampir menangis. Kebingungan sendiri. Biasanya selalu ada Dante bila Natalia tengah dalam kondisi seperti ini. Dan yang bisa Cali lakukan saat ini hanyalah mengusap pinggang sang ibu, berharap membuat mualnya mereda.

Beberapa menit membuat Cali menunggu dengan cemas, Natalia akhirnya menegakkan tubuhnya setelah berkumur sejenak. Wajahnya tampak pucat, tetapi ia tetap menghadirkan senyum untuk putrinya walau tampak lelah.

Mommy baik-baik saja, Sayang.” Natalia mengusap rambut Cali, mengajak gadis kecil itu untuk kembali duduk di meja makan.

“Minum dulu, Mom.” Cali menyodorkan segelas air mineral untuk ibunya.

“Terima kasih.” Dengan senang hati Natalia menerimanya. Langsung meneguknya setelah mengusap mulutnya dengan tisu terlebih dahulu.

Barangkali hari ini adalah yang terparah sejak kehamilannya. Natalia sampai tak bisa bekerja. Sejak pagi tadi perutnya memang terasa bergolak. Dante menyarankan untuk ke dokter, tetapi ia sangat tak ingin mencium bau rumah sakit dan memutuskan untuk tetap di rumah.

Yang menemaninya pagi tadi adalah Dante sebelum akhirnya Cali pulang sekolah dan menggantikan Dante yang memang harus menghadiri rapat setelah jam makan siang. Jadilah mereka hanya berdua di penthouse.

Sepertinya setelah ini ia akan meminta Dante untuk mencari asisten rumah tangga untuk dipekerjakan di sini. Serta baby sitter untuk Cali sebab kehamilannya membuatnya sedikit repot. Persetan dengan Dante yang katanya tidak ingin ada orang asing di dalam rumahnya. Natalia butuh seseorang yang setidaknya bisa sigap membantunya dalam keadaan seperti ini.

“Aku akan menelepon Daddy, Mom.” Cali bersiap turun dari kursinya, tetapi tanggapan Natalia setelahnya membuatnya urung.

“Tidak, Sayang. Daddy-mu sedang sibuk. Mommy tidak apa-apa.”

Sejenak Cali tampak ragu. Pasalnya, Dante sudah menegaskan padanya untuk langsung menghubunginya jika mualnya Natalia kembali kambuh. Dan Cali juga ketakutan setengah mati melihat sang ibu yang selemah itu.

“Ayo, sebaiknya kita tidur siang saja.” Natalia kemudian mengajak Cali untuk pergi ke kamar yang tentu saja segera mendapat persetujuan dari gadis kecil itu.

Setibanya di kamar, Natalia langsung naik ke atas ranjang. Sedang Cali tak juga menyusul, malah pamit ke kamarnya sebentar untuk mengambil bonekanya. Natalia pun tersenyum dan membiarkan Cali pergi.

Nyatanya, Cali izin ke kamarnya tak hanya untuk mengambil bonekanya, tetapi sekaligus mencoba untuk menelepon sang ayah. Cali masih dilanda ketakutan. Ia takut sang ibu kenapa-kenapa karena otak cerdasnya sadar bahwa dirinya tak mampu untuk merawat Natalia seorang diri.

I Slept with the BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang