Mansion Jacob Thompson kembali dijadikan sebagai basecamp Dante dan para sahabatnya. Daripada pergi ke kelab malam, mereka lebih memilih untuk melakukan pesta kecil-kecilan di kediaman Jacob Thompson yang lebih privat. Lagi pula belakangan ini Cali sangat tidak ingin ditinggal oleh kedua orang tuanya, sekalipun Jacob yang nantinya akan menjaganya. Gadis kecil itu jadi lebih manja. Entah karena apa.
Jam yang baru menunjukkan pukul lima sore mungkin masih terlalu dini untuk mengadakan pesta, tetapi terlalu malam juga tidak baik. Selain karena Cali yang sudah jelas tidak akan tidur bila tidak ditemani oleh orang tuanya, Shopie yang tengah hamil juga tidak boleh kekurangan istirahat.
Kini, Natalia tengah melakukan obrolan kecil bersama Shopie. Membicarakan tentang kehamilan. Natalia banyak memberikan ilmu pada Shopie yang baru pertama kali hamil. Apalagi sebentar lagi wanita itu sudah akan melahirkan anak pertamanya.
“Aku dengar-dengar Liam sangat ketakutan karena sebentar lagi kau akan melahirkan,” kata Natalia.
Shopie mengangguk sembari menyantap buah-buahan yang disediakan. “Dia sangat takut aku kenapa-kenapa. Padahal, aku biasa saja. Bahkan, tidak merasa takut sama sekali. Aku malah sudah tidak sabar bertemu dengan anakku.”
Mendengar jawaban Shopie yang begitu semangat, senyum Natalia mengembang. Ia juga begitu menanti-nanti kehadiran Cali pada waktu itu walau tidak ada Dante di sisinya. Mungkin jika pada saat itu mereka masih bersama, sikap Dante tidak jauh berbeda dengan Liam.
Tanpa sadar, Natalia sudah melayangkan pandangannya pada Dante yang duduk beberapa meter darinya. Tampak serius mendengarkan Liam yang tengah berbicara.
Natalia dan Shopie memang duduk sedikit jauh dari para lelaki yang berkumpul bersama. Mereka memilih tempat duduk mereka sendiri. Menikmati makanan sehat karena Natalia sedang puasa alkohol. Begitu pula dengan Shopie yang memang sedang berhenti mengonsumsi minuman beralkohol selama kehamilannya.
Sementara para lelaki jelas tidak bisa jauh dari yang namanya alkohol saat sedang berkumpul bersama, sekalipun matahari belum turun dari peradabannya. Dan perbincangan yang mereka lakukan pun membosankan. Hanya membahas soal bisnis dan bisnis. Barangkali hanya Dante dan Liam yang sesekali menyelipkan topik seputar parenting.
“Jadi, apa jenis kelaminnya?” Natalia kembali melanjutkan obrolannya bersama Shopie, berpaling dari Dante.
“Laki-laki. Doakan saja wajahnya mirip dengan Liam supaya anakku tampan seperti ayahnya.”
Natalia terkekeh. “Dia juga pasti akan sangat tampan jika mirip denganmu.”
“Tidak, Nat. Liam itu ketampanannya sangat tidak waras.” Shopie menggeleng-gelengkan kepalanya seakan-akan takjub pada suaminya sendiri. “Coba jujur padaku, jika dibandingkan dengan Dante, masih lebih tampan Liam, kan?”
Natalia terlihat berpikir sejenak, mengusap dagunya dengan serius. “Aku harus mengakui, ya, Liam memang jauh lebih tampan dari Dante.”
“Nah! Benar, kan!”
“Sudah kubilang berhenti bergaul dengan wanita aneh ini, Nat.” Tiba-tiba saja Dante muncul di antara mereka, memberi tatapan jengkel pada Shopie yang malah terlihat tak merasa bersalah sama sekali.
Tawa Natalia kembali pecah. “Kau juga tampan, Sayang,” ucapnya sembari mengacak-acak pelan rambut Dante. “Ada apa?” Lantas bertanya kenapa pria itu menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Slept with the Billionaire
Romance[TAMAT - CERITA MASIH LENGKAP] Kalau saja bisa, Natalia ingin menghapus ingatannya di masa lalu. Semata-mata agar ia tak lagi terjebak bersama penyesalannya karena pernah menjadi "teman tidur" seorang Dante Thompson. Namun, hal itu jelas tak mungkin...