Selamat membaca! Jangan bosen untuk terus ramein cerita ini ya❤
••••
Sentuhan tangan seorang profesional memang beda. Padahal, Dante sudah sering menyantap menu sarapan yang serupa dengan yang Natalia masak pagi ini, tetapi entah kenapa buatan Natalia jauh lebih enak dibandingkan sarapan yang ia makan biasanya. Tak heran jika saat ini Natalia memiliki beberapa cabang restoran.
Dante sangat bersyukur karena pagi ini hujan deras mengguyur Manhattan hingga membuat Natalia dan Cali tinggal lebih lama. Alasannya karena Cali sangat takut dengan petir dan membuat Natalia tak tega jika memaksa untuk pulang.
Kendati hari ini Dante ada pertemuan di jam sepuluh pagi, ia tidak peduli. Ia masih tetap santai. Tidak mandi, hanya cuci muka dan sikat gigi. Bahkan, ia sama sekali tidak menengok pekerjaannya walaupun di hari-hari biasa ia sangat gila kerja sampai melupakan hal lainnya.
“Dad, apa setelah ini aku boleh menonton kartun?” Cali memecah keheningan yang terjadi sejak mereka berkumpul di meja makan untuk sarapan.
Dante melempar senyumnya pada Cali yang duduk di hadapannya. “Tentu saja, Sayang.”
Mendapat persetujuan dari sang ayah, Cali bersorak gembira. Buru-buru ia habiskan sarapannya karena ingin segera menonton kartun yang biasa dilihatnya di pagi hari.
Penthouse Dante yang biasanya sepi, seketika menjadi ramai karena kedatangan Cali. Selama ini Dante memang tidak mempunyai seorang pembantu. Paling sesekali ia memanggil orang untuk membersihkan rumahnya. Ia hanya tidak suka berbagi tempat tinggal dengan orang lain. Ia menyukai suasana penthouse-nya yang senyap.
Hal itu lantas berubah semenjak ia mengenal Cali. Tiba-tiba ia menginginkan rumahnya menjadi ramai seperti sekarang ini. Tak buruk rasanya bila memiliki seorang anak kecil di rumahnya. Cali berhasil memberikan aura positif yang seperti mengangkat sebagian bebannya.
“Ini kartun kesukaanku, Dad!” pekik Cali begitu layar televisi menampilkan kartun yang ia maksud.
“Wah! Princess?” Dante meletakkan remot di atas meja. Matanya ikut menatap layar televisi yang tengah menampilkan kartun kesukaan Cali.
Cali mengangguk antusias. “Saat besar nanti, aku ingin menjadi princess seperti mereka.”
Dante terkekeh. Ia lalu merangkul pundak Cali dan mencium puncak kepalanya sekilas. “Tentu saja, Sayang. Kau sangat cantik. Kau pasti akan menjadi princess saat besar nanti. Saat ini pun kau sudah menjadi princess-nya Daddy.”
KAMU SEDANG MEMBACA
I Slept with the Billionaire
Romance[TAMAT - CERITA MASIH LENGKAP] Kalau saja bisa, Natalia ingin menghapus ingatannya di masa lalu. Semata-mata agar ia tak lagi terjebak bersama penyesalannya karena pernah menjadi "teman tidur" seorang Dante Thompson. Namun, hal itu jelas tak mungkin...