"Gais! Tyuzu ga bisa lama-lama, soalnya mau nemenin kakak belanja," pamit Tyuzu sama temen-temennya.
"Ya udah sono. Kan naskahnya juga udah selesai. Tinggal di print doang," ucap Jeno, "ntar biar Herin yang print, kan dia sekre," sambungnya.
"Ya udah, ini biaya print nya. Kalo lebih ambil aja. Buat beli permen," ucap Tyuzu sambil menyodorkan beberapa lembar uang ke Herin.
"Lah? Kan yang di print ini doang? Kok banyak banget?" Tanya Herin
"Besok-besok masih ada yang mau di print, kan tokoh-tokoh sama kostumnya belum ditentuin. Print tokoh-tokohnya, gambar kostumnya, banyak lagi deh. Ntar Tyuzu tambah. Tyuzu buru-buru. Dah semua!" Kemudian Tyuzu melongos pergi dari cafe itu.
Jeno cuma liatin Tyuzu dari jauh. Keliatannya Tyuzu lagi nungguin taxi, cuma taxi nya ga dateng-dateng.
"Kasian bet dah tu anak!" Gumam Jeno.
"Anterin kalo kasian!" Ucap Soobin yang rupanya mendengar gumaman Jeno tadi.
"Tapi kalian? Dramanya? Gimana?"
"Elah! Dari tadi lo cuma ngegame doang! Kagak ada gunanya juga! Udah sono lu!" Jeno masih diam di tempat.
"Mau Tyuzu di anterin orang lain?" Tanya Soobin
"Ye kagak! Ya udah! Gais gais yang terhormat, gue cabut dulu mo nganterin mbak crush!" Jeno mengambil jaketnya dan kunci motornya, lalu pergi menemui Tyuzu.
"Loh kok belom pulang?" Tanya Jeno basa-basi.
"Ini, Tyuzu nungguin taxi, cuma ga ada yang lewat."
"Ya udah, bareng gue aja," tawar Jeno.
"Ih ga usah, ngerepotin kamu. Lagian rumah kita juga beda arah," tolak Tyuzu.
"Gapapa, gue mau ke rumah temen gue yang searah sama rumah lo. Buruan naik!"
"Beneran nih, ga ngerepotin?"
"Iyaaa!! Buruan!"
🔹🔹🔹
"Lo juga mau pulang cepet?" Tanya Soobin dengan nada yang dingin.
"Eum... nggak sih, ini naskahnya masih ada yang perlu diperbaiki," jawab Herin fokus sama naskah yang ada di depannya.
Soobin menghela nafas kasar.
"Banyak banget masalahnya," celetuk Herin masih tetap fokus sama naskah drama nya.
"Sok tau lo!" Balas Soobin ketus, "gue fine-fine aja kok," sambungnya.
"Mulut emang bisa bohong, tapi mata enggak," ucap Herin, kini sembari menatap lawan bicara.
"Cerita aja. Gue ga ember kok. Dan gue juga ga ada berniat modus sama lo. Yaa... siapa tau abis cerita perasaan lo lega, kan?"
Soobin hanya diam.
Herin tau, Soobin pasti tidak mau cerita sama dia.
"Gue ternyata selama ini dibohongin," Soobin memulai kata-katanya.
"Dibohongin gimana?" Tanya Herin, heran sekaligus ga percaya Soobin mau curhat sama dia.
Flashback
Mereka sadar, cepat atau lambat Soobin akan tau yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii]For(n)ever Together✔
FanfictieSequel Of BUCIN "Pada akhirnya kita tak kan pernah bisa bersama. Karena garis takdir kita memiliki jalan yang berbeda. Semesta hanya menjadikan kisah kita sedikit rumit untuk akhirnya dipisahkan kembali." Namun, bagaimana jika semesta berubah pikira...