dua belas.

22 6 3
                                    

"Kalo baca ini aku janji bakal vote dan komen✌."

🕊🕊🕊

"Gue punya kaset CD baru, kita nonton nyok," ucap Difa dengan semangat, teman-temannya mengangguk lalu saling tukar pandang.

"Yuk yuk, film apaan?" tanya Sasha antuasias.

"Furious 8."

"Ouh, ok tuh." Yuna yang tadi sedang mengutak-atik handphone ikut nimbrung.

"Tapi, DVD nya kagak ada. Kemaren sama kakak gue dibawa."

"Cih! Ngomong aja langsung. Siapa yang mau berkorban bawa DVD kerumah lo?" tanya Rara

"Vy, lo punya? Bawa ya, lo juga pasti penasaran sama tuh film." Difa tersenyum penuh arti dan dibalas senyuman dan kedipan mata dari Ivy.

⚘࿆ꦿི

"

Gara-gara si Difa gue jadi repot sendiri. Elah!" Ivy memasukan DVD nya kedalam tas. "Tapi, ada untungnya juga main kerumah dia. Gue terbebas dari pekerjaan rumah."


Sabtu pagi, ia sudah bersiap untuk meluncur kerumah Difa yang tidak terlalu jauh. Mungkin lima sampai enam menitan juga udah sampai dirumah sohibnya itu.

Ivy menggendong tasnya yang berisi DVD lalu beranjak mencari ayahnya untuk mengantar dirinya. Disamping rumah ternyata sang ayahanda sedang membongkar sepeda.

Sepeda milik adiknya Ivy. Warna hitam putih yang besarnya juga cukup buat anak yang baru berumur empat tahun. Diantara squad enam itu cuman Ivy yang punya adik, rata-rata mereka punya kakak. Kecuali Sasha anak tunggal.

"Pa, anter Ivy ke mergo," ucap Ivy sambil membenarkan tasnya yang melorot.

"Bentar." Papanya yang lagi sibuk membenarkan sepeda itu tidak menghiraukan putrinya yang mendengus kesal, "Ambilin obeng!" suruhnya.

Ivy menyapu kearah lantai mencari obeng yang dimaksud papanya. "Dimana?"

"Disitu," jawab papanya tanpa mengalihkan pandangannya dari sepeda.

"Iya, disitu dimana. Yang bener jawabnya."

"Ya, cari sendiri!"

"Kan papa yang butuh."

"Papa gak butuh, cuman tolong cariin takutnya ilang."

Ivy mengelus dada. Ingat, papa itu orangtua jangan dimaki entar berdosa. Dan ingat dosa Ivy itu udah segunung gak bisa dihitung jadi jangan nambahin lagi.

Sayang banget sama papa nya Ivy tuh, jadi gak berani ngejulid kalau lagi greget kek gini. Senyumin aja.

⚘࿆ꦿི

"Dif, yang lain mana?" tanya Ivy heran. Ia sudah sampai dirumah Difa dan ruang tamu itu sepi cuma ada dia seorang.

Kemarin itu pada janjian nonton buat bareng, tapi kayaknya pada sibuk sendiri. Tumben juga tuh, mereka diajak main pada nggak datang.

Ivy menaruh tasnya diatas meja lalu duduk dikursi tunggal dan mengeluarkan handphone dari saku celananya. Dari rumah handphonenya itu bergetar terus mengganggu saja membaut Ivy jadi tidak nyaman.

"Meta lagi bantuin nyokap nya di lapak, terus Yuna gak ada kabar sama si Rara." Difa mematikan handphonenya, wajahnya ditekuk kecewa.

"Terus Sasha?"

"Danger! Minggu kemarin kan dia udah main. So, hari ini dia dilarang sama bapaknya yang danger itu." Ivy membulatkan bibirnya sambil mengangguk.

Paham posisi Sasha sekarang. Ribet juga sih kalau perkara Sasha. Disamperin takutnya kena semprot omongan ayahnya itu.

"Gak papa lah, kita pasang ini dulu." Difa mengangguk. Ia bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju kamar untuk memasang DVD, Ivy mengekor dari belakang sambil bawa tasnya.

Dengan teliti Ivy memasang benda itu, kabelnya warna warni dan dia langsung mencocokkan kabelnya sesuai warna agar tersambung DVD sama tv.

Setelah selesai urusan masang, Difa menyalakan televisi nya dan langsung menampakan logo pemutar video tersebut.

"Mana kesetnya?" Pinta Ivy sambil memencet tombol open untuk bisa memasukan CD player yang akan ditonton hari ini.

"Hah? Ngapain lo nyari keset? Tuh didapur."

"Typoo, kasetnya mana?"

"Makanya ngomong yang bener." Difa menyodorkan benda bulat pipih kearah Ivy, cewek itu tampak sibuk mengurus benda hitam mirip Infocus itu.

"Nah, mulai main." Mereka pun mulai menonton film bergenre aksi yang diproduksi dari negara paman Syam rekomendasi Difa sendiri.

Menghabiskan waktu dua jam, Ivy melirik kearah jam dinding. Dirasa masih siang buat pulang karena baru pukul sepuluh, mereka memilih lagi CD yang lain. Dan Difa memilih film black panther.

"Vy, wakanda forever!" ucap Difa sambil menyilangkan tangannya didada membentuk huruf 'X' layaknya seperti Okoye.

"Nyos, nobar lagi. Dude!"

🕊🕊🕊

Gimana? Udah mulai bosan kah sama ceritanya?

Tunggu update selanjutnya ya.....

Jangan lupa vomentnya readers💚💚.

Follow:
naeidaRa

Girls Squad [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang