Wahai para readers, jangan sider ye! Kalo gak author gebuk nih. Wkwk, just kidding✌.
🕊
"Sumpah! Gue gedek sama si Hilda, kenapa harus ada makhluk kayak dia." Difa mencibir sifat Hilda yang 'tak layak disebut sifat seorang manusia.
"Mohon dimaklumi saudara-saudara, titisan dakjal mah emang gitu." Rara 'tak kalah pedas mengomentari sifat Hilda.
"Aku suka sama perkataanmu sahabat." Ivy mengacungkan jempolnya kepada Difa dan Rara yang ia juluki 'mulut cabe'.
Diantara 6 orang itu, memang Difa dan Rara yang selalu mengeluarkan kata pedas dan menohok sampai ke ulu hati yang paling dalam.
"Gue ramal suatu saat akan terjadi perang." Sasha berucap seolah-olah seperti cenayang yang bisa meramalkan suatu kejadian.
"Halahhh sok tau lo." Meta 'tak mengindahkan perkataan Sasha.
"Diem lo! Gue lagi menerawang kayak Ki Joko Pinter." Sasha memainkan tangannya di atas, seperti sedang mendapat suatu petunjuk dari hasil terawangannya.
"Ki Joko Pinter saha ai maneh?" ucap Yuna berusaha berfikir.
"Itu loh yang berteman sama makhluk kasar." Rara dan Meta segera menjitak kepala Sasha. "Makhluk halus, Ropeah."
"Kalian menjitak kepala gue pake tenaga dalam ya?" tanya Sasha yang segera mengelus-ngelus tempat hasil jitakan Rara dan Meta.
"Itu Ki Joko Bodo, Marfuah!" seru Ivy.
"Manusia itu gak ada yang bodo sahabat. Sebodo-bodo namanya dia, panggil aja Ki Joko Pinter." Yang lainnya menghela napas pasrah dengan perkataan Sasha.
"Maap sadayana, dia bukan temen gue." Difa menjauh beberapa senti dari Sasha dan diikuti oleh yang lainnya. Mungkin mereka terlalu malu punya temen modelan Sasha.
"Sahabat! Apa yang kalian lakukan ke saya itu JAHAT!" Sasha memparodikan suatu dialog yang terkenal di salah satu film.
"Hadeuuhh, mulai dah tu anak." Meta menepuk jidatnya, jengah melihat kelakuan Sasha.
"Dahlah. Bubar! Bubar!" Rara mengisyaratkan tangannya untuk membubarkan diri, sebelum salah satu makhluk berulah kembali.
Alhasil Sasha pun ditinggal seorang diri. "Sahabat! Jangan tinggalkan temen sablengmu ini." Mereka yang sudah jauh di depan 'tak menghiraukan apa yang Sasha ucapkan. Mereka hanya bisa geleng-geleng kepala kayak Tina Toon.
Sasha berlari cepat untuk menghampiri mereka agar tidak ketinggalan jauh. Sasha menempatkan posisinya di antara Rara dan Difa. "Tega nih para sahabat ninggalin gue," ucapnya sambil merangkul bahu keduanya.
"Lo daritadi sahabat-sahabat mulu. Jangan-jangan ketularan virus Kekeyi ya?" tanya Yuna menginterogasi.
Sasha menggaruk tengkuknya yang 'tak gatal dan menyunggingkan senyum absurdnya. "Hehe, sebenarnya kemarin malem gue baru liat MV Kekeyi yang 'Not Doll' itu," ujarnya.
"Bukan boneka, Sukijem. Ketahuan ngeganti judul lagu sama si Kekeyi tau rasa lo," ucap Difa memberi sedikit wejangan kepada Sasha.

KAMU SEDANG MEMBACA
Girls Squad [HIATUS]
HumorIni cuman kumpulan short stories, yang sebenarnya kejadian disini itu banyak yang asli tanpa rekayasa. Yah mungkin dikit-dikit dilebihin lah. Kehidupan keenam orang di sekolah SMA, dari humor mereka sampai kesetian persahabatan mereka diuji. So, s...