Sider bisulan
_-Happy Reading-_
🕊🕊🕊
Suara bel istirahat begitu nyaring dan menyeruak di berbagai penjuru sekolah. Itulah suara yang sangat dinantikan para murid sebagai pertanda bahwa mereka telah berjuang setengah jalan menghadapi rintangan berbagai pertanyaan dan materi.
Seperti hal yang biasa gibah squad lakukan yaitu, berkumpul di satu meja dan duduknya pun sampe umpel-umpellan. Kegiatan yang akan mereka lakukan kali ini yaitu, menonton film horor di hp yang sudah didownload sebelumnya. Pastinya hp Meta 'si juragan kuota'.
"Gue tengah dong," pinta Difa yang seneng banget ngambil tengah-tengah.
"Monggo bosque." Rara mempersilahkan Difa untuk duduk di posisi tengah.
"Lo dimana, Sha?" tanya Yuna.
"Gue mah kaum perpinggiran," ucap Sasha dan diangguki Yuna.
"Gue duduk dimana nih?" tanga Ivy.
"Tuh didepan pintu aja sambil bawa pom pom," canda Meta.
Ivy mendengus, "Dikira gue anggota cheerleader apa." Ia pun mengambil posisi duduk ternyamannya.
Film yang mereka tonton kali ini adalah 'Gonjiam : Haunted Asylum'. Menceritakan petualangan beberapa anak muda yang ingin mengetahui seberapa angker rumah sakit jiwa di daerah Gwangju, Gyonggi-do, Korea Selatan yang sudah lama terbengkalai. Konon katanya dokter yang bekerja di rumah sakit itu sering membunuh para pasiennya.
Setelah mereka duduk dengan posisi ternyaman, barulah mereka memulai bioskop dadakan ala mereka.
"WUUAAA!!" Tiba-tiba Sasha berteriak tanpa sebab.
"Lo kenapa sih? Baru juga mulai filmnya," tanya Difa.
"Hantunya belum muncul lo udah main kesambet duluan aja." Rara berasumsi bahwa Sasha kesurupan.
"Enak aja lo, gue gak kesurupan kali." Sasha menatap tajam Rara.
"Terus lo ngapain barusan teriak?" tanya Meta.
"Barusan itu antisipasi, siapa tau nanti pas gue teringak gak ada suaranya," jelas Sasha.
Yang lainnya hanya bisa menepuk jidat mendengar penjelasan Sasha. Dia emang gitu orangnya entah bego, ogeb, tolol apa sableng. Pilih aja sendiri.
"Serah lu, Sha." sahut Yuna.
"Udah diem, biar tenang nih nontonnya," ucap Ivy.
Awal-awal masih aman dan belum terjadi apa-apa, saat ditengah-tengah film mereka mulai menunjukkan reaksi. Sebenarnya film ini tuh enggak menakutkan, tetapi mengejutkan. Catat itu.
Difa yang berada di tengah memeluk erat Rara yang badannya lebih kecil dari dia, mana sambil diremas lagi tuh tangannya si Rara karena takut. Lengkap sudah penderitaan si Rara.
"Eh Dif, kasian tuh anak orang lo aniaya gitu," ucap Meta terkekeh.
Difa yang merasa pun segera melepaskan tangannya, "Eh maaf Ra, reflek." Difa terkekeh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Girls Squad [HIATUS]
HumorIni cuman kumpulan short stories, yang sebenarnya kejadian disini itu banyak yang asli tanpa rekayasa. Yah mungkin dikit-dikit dilebihin lah. Kehidupan keenam orang di sekolah SMA, dari humor mereka sampai kesetian persahabatan mereka diuji. So, s...