Sider bisulan
Happy Reading
Besoknya...
Di hari Senin yang cerah ini sekolah pun dimulai. Seperti biasa, jam tujuh murid pada ngumpul dilapangan untuk melaksanakan Upacara.Barisan yang tampak rapih pun terlihat sangat apik di mata para guru. Namun, ada juga yang membuat mereka gerah, yaitu seragam yang gak lengkap. Ada yang gak pake topi, dasi, rompi sampai sepatu putih.
Terkadang siswa bingung, kenapa hanya hal sepatu warna putih nyampe harus disita? Emang ngaruh sama belajar?
Herman deh gue.
Barisan tengah dari siswi. Enam member yang lagi gibah meski amanat tengah berlangsung. Mereka kalau baris bukan terdepan, tapi saling dorong pengen dibelakang.
Haduh...
"Sha, panas banget nih. Ganti posisi dong!" Ivy mengipasi wajahnya dengan jemari lentik nya, panas.
"Ogah, udah diem. Bentar lagi selesai tuh. Tahan aja," ucap Sasha.
Ivy mendengus kesal, dia meminggirkan posisi topinya untuk menghalangi pancaran cahaya matahari yang menyengat.
"Sha, ish... Panas. Ganti posisi lah! Gue gak kuat nih. Kalau gue pingsan gimana? Lo mau tanggung jawab bawain gue ke UKS? Badan gue berat, lho!" Ceroscos Ivy yang tidak ditanggapi Sasha sama sekali.
"I'm ok!"
"Bangsat!" Lagi-lagi Ivy mendengus kesal. Dari tadi Ivy ngga bisa diem, ngomong mulu sama tingkahnya yang udah kek cacing kepanasan. Ibaratnya tepat sasaran sih.
Saat Ivy lagi misuh-misuh ditempat, tiba-tiba ada yang menyentil telinganya dari belakang dan membuatnya naik darah. Udah panas ada yang ganggu lagi. Dia berbalik berniat marah.
"Apa? Ini lagi upacara, diem!" dengusnya kesal. Yang ternyata itu adalah pak guru. Ia tengah mengatur barisan dan mengontrol anak-anak yang terus saja gak bisa diem kayak Ivy.
Ivy hanya bisa nyengir lalu berdiri tegap.
Disampingnya Sasha cekikikan.
Setelah beberapa lama kemudian, Ivy merasakan keringat dingin dipunggungnya. Matanya mulai kabur perlahan juga menghitam. Dia mendongak melihat matahari, ngga silau.
Perasaannya mulai gak karuan. Kepalanya pening, Ivy mengedarkan pandangannya dan dia tidak bisa melihat apa-apa. Benar-benar hitam.
"Sha! Gue buta, Sha! Tolongin gue" Ivy meraba tangan Sasha.
"Vy, lo ngapa? Kok pucet? Kek mayat?"
"Sha, jangan bercanda. Gue buta! Sumpah, gak liat... Ap–" suaranya memelan lalu hilang dibarengi tubuh Ivy yang ambruk dan untungnya Sasha bisa menahan.
Sasha mulai khawatir dengan kondisi Ivy dan semua sahabatnya membantu membopong tubuh Ivy.
Lalu datanglah petugas UKS yang membantu membopong tubuh Ivy. Ivy bisa merasakan tubuhnya tengah dibawa oleh seorang cowok karena suaranya yang berat saat sampai didepan pintu UKS.
Semua keadaan kembali normal. Kelima sahabatnya juga mulai mengkondisikan keadaan. Ini adalah sejarah baru bagi Ivy.
"Yah, gue duduk sendiri" Sasha membereskan kursinya lalu menjatuhkan pantatnya kasar.
Upacara selesai sepuluh menit yang lalu. Seperti biasa mereka pergi dulu kekantin sebelum kelas. Jadi, mereka sampai kelas agak terlambat.
"Elah, cuman dijam pertama doang. Entar istirahat, dia balik kekelas. Kok!" Ucap Difa juga ikut duduk dikursinya lalu mengeluarkan handphone.
"Hm, baru kali ini gue liat cewek hyper kek Ivy bisa pingsan" Meta mengangguk. Yang dilihatnya itu, Ivy adalah anak yang periang, gak mungkin selemah itu.
"Dia juga manusia, Ta" Yuna menimpal.
"Dasar culametan!" Gumam Rara mendapat pelototan elit dari Meta.
"Yang culametan itu elo!! Suka minta hotspot ama gue. Sukur gue kasih!" Semprot Meta gak terima. Mengingat jasanya yang begitu besar tidak tertandingi. Memberikan free hotspot.
Mereka semua tertegun!!
"Wow, tertusuk ulu hati Maemunah" Sasha memegangi dadanya merasakan tembakan yang begitu besar karena omongan Meta. Iyah, dia juga ngaku suka hotspot sama Meta.
Tapi, kan gak usah dibahas juga.
"Met, gue sakit. Sumpah!!" Difa mendramatisir keadaan.
***
Seperti perkataan Meta tadi, Ivy balik kekelas setelah jam istirahat usai. Dia menjinjing sepatunya dari UKS setelah melapor kepada petugas disana izin masuk kelas.
Sempoyongan Ivy berjalan menaiki tangga. Kepalanya pening belum benar-benar baik. Dia tidak mau di UKS terlalu lama, karena isinya kebanyakan cowok yang lebay.
"Vy, udah makan?" Tanya Sasha yang diangguki Ivy.
"Udah, tadi dikasih lemper ayam di UKS. Gue ambruk, Sha! Gak kuat banget" Ivy memijat pelipisnya pelan. Sasha juga khawatir atas keadaan Ivy yang kayak gini.
Wajahnya pucat. Kantung mata menghitam. Menyedihkan! Sasha merogoh tasnya mengambil botol air untuk Ivy. Lalu menyodorkan botol itu dan diterima baik oleh Ivy.
"Thanks!" Ivy meminum airnya tanpa henti sampai habis setengahnya. Sasha menganga, sehaus itu ya Vy?
"Gimana keadaan lo?" Tanya Meta yang gujug-gujug datang bersama ketiga sahabatnya. Mereka mengitari meja Ivy dan mengambil kursi orang lain buat duduk.
Ivy menggelosor memejamkan matanya untuk istirahat tidak menghiraukan sahabat nya itu. Terlalu lelah buat ngomong.
"CK, dicuekin"
Tbc!
Gimana seru gak?
Jangan lupa vote dan komennya ya, biar author semangat terus buat nulis😊❤.
Follow :
naeidaRa

KAMU SEDANG MEMBACA
Girls Squad [HIATUS]
HumorIni cuman kumpulan short stories, yang sebenarnya kejadian disini itu banyak yang asli tanpa rekayasa. Yah mungkin dikit-dikit dilebihin lah. Kehidupan keenam orang di sekolah SMA, dari humor mereka sampai kesetian persahabatan mereka diuji. So, s...