[PWM] 02'Positive

194K 12.5K 830
                                    

Happy reading.
Don't forget to vote and comment dear.
💕
°°°

Seorang pria dengan setelan jas berdiri dari duduknya, laki-laki itu melirik sebentar ke arah jam di pergelangan tangan kirinya, lalu menghela nafas kasar.

"Apa kau benar benar akan menikahi gadis itu?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Pria itu saat melihat seseorang berpakaian baju tidur keluar dari dalam sebuah kamar.

"Tentu," jawab pria yang baru saja keluar dari kamar Elina.

"Ayolah Adam, berfikir logika! Jangan buat dia menjadi kelemahan mu."

Laki-laki bersetelan itu terlihat tidak senang.

Yang di panggil Adam menolehkan kepalanya cepat, memeperhatikan pria bersetelan itu lalu berjalan ke arahnya.

"Aku Adam Delio kalau kau lupa, tidak akan ada yang bisa menyakiti dia apalagi calon anak ku."

Adam lalu menduduk kan bokongnya ke sofa mahal yang berada di tengah tengah ruangan.

"Tapi bukan kah kau pergi ke Amerika kemarin Mark?" tanya Adam pada kakak nya.

"Ya aku pergi ke Amerika mengurus beberapa hal penting dan langsung ku tinggalkan saat mendengar kau akan menikah."

Laki-laki bernama Mark itu berucap sedikit sarkas lalu ikut duduk di salah satu sofa.

"Aku akan punya anak," Adam sedikit bergumam dengan tatapan yang entah kemana.

"Kau takut."

Tebak Mark, lalu pria tinggi itu menampilkan senyum smirk nya dan melirik Adam.

"Jangan membuat ikatan kalau tidak mau anak mu terluka," Mark mengambil sebotol minuman dari laci, membukanya lalu langsung meneguk minuman keras itu.

Satu botol saja tidak akan membuatnya mabuk, sungguh.

"Elina, dia ingin menikah sepertinya."

Adam melirik Mark sejenak, lalu kembali menutupi ekspresi cemasnya.

"Tentu saja! Mana ada perempuan yang mau melahirkan anak tanpa ikatan apapun," Mark berdecih. "Tapi mungkin Elena mu akan bunuh diri jika tiba tiba mendapati perutnya membesar, andai kau tidak memberi tahu bahwa dia tengah hamil."

"Elina, bukan Elena," koreksi Adam. "Lagi pula aku tidak mebutuhkan nya, aku hanya butuh anak ku." Adam berucap.

Dia sedikit berbohong, kalian tau alasannya.

"Bagus, kau sekarang terlihat sangat brengsek."

"Ayah menyuruh ku memberinya cucu, dan kau mengetahui kenyataan nya," Adam menghela nafasnya sebentar.

"Tapi bagaimana bisa dia tidak sadar kalian pernah berhubungan badan? Benar benar bodoh," Mark kembali berdecih, adik nya memang sangat bodoh memilih pasangan.

"Aku membuatnya tidak sadar."

Jawaban yang keluar dari mulut Adam membuat Mark terdiam, lalu laki-laki itu mengatupkan mulutnya rapat, membiarkan otaknya beristirahat sebentar.

"Pantas saja kau yang disuruh memberikan pria tua itu cucu, karena kau sama dengan Ayah, kalian sama sama brengsek," Mark menggeleng.

"Aku tidak ingin menghamili salah satu jalang, setidaknya anak ku harus keluar dari rahim seorang yang sehat akalnya."

"Dengan cara mu menghamilinya, Dan sekarang berbicara soal akal sehat?" Mark tak habis pikir.

"Itu karena kau tidak bisa bermain dengan wanita," cela Adam.

PREGNANT WITH MAFIA [KUBACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang