[PWM] 10'Ditinggal

103K 8.6K 99
                                    

Happy reading.
Don't forget to vote and comment dear.
💕
°°°

Sepeninggal Laura, kedua insan itu tampak sibuk dengan urusan nya masing-masing, Elina dengan baju-baju bayi yang dibawakan Laura dan Adam yang sibuk dengan ponsel di tangan nya.

"Sudah jam berapa dan kamu masih belum tidur."

Adam menghentikan kegiatan nya dengan ponsel lalu melirik ibu dari calon anak nya itu.

"Bentar Dam, ini imut-imut banget," Elina mengeluarkan semua benda berukuran mini itu dari dalam paper bag.

Adam lalu tidak lagi menggubris kegiatan wanitanya, membiarkan wanita itu senang dengan benda-benda kecil di tangan nya yang memang kelihatan sangat menggemaskan.

Adam memperhatikan guratan ceria di wajah Elina, wajah putih pucat yang entah kenapa terlihat sangat cantik. "Cantik," gumam Adam tanpa sadar.

"Iyaa, bagus-bagus banget, Laura jago deh milihnya," Elina menatap Adam senang, karena berpikir laki-laki itu turut memperhatikan baju-baju buah hati mereka.

"Kamu," Balas Adam.

"Ha?"

"Kamu yang cantik," Adam memandang tepat ke dalam pupil gelap milik Elina, membuat perempuan itu salah tingkah.

"Apasih," ujar Elina malu-malu, perempuan itu kembali menuangkan perhatian nya pada baju-baju mini dihadapan nya.

Raja tiba-tiba muncul, berlari dari pintu masuk. "Tuan terjadi sesuatu di rumah tuan."

Raut wajah Adam berubah seketika, "kita bicara di luar," Adam berjalan ke luar rumah, meninggalkan Elina.

Walaupun sibuk dengan sendirinya, Elina masih bisa mendengar perkataan Raja tadi. Tentang rumah Adam, apa Adam punya rumah lain? Maksudnya selain rumah ini.

Perempuan itu lalu memilih untuk tidak perduli, dia segera melipat baju-baju kecil itu lalu menbawanya ke dalam kamar. Mengusap pelan perutnya yang membesar dan keras itu.

Setelah perempuan itu memasuk kan pakaian bayi itu ke dalam lemari pakaian, dia lantas berjalan ke arah tempat tidur, menduduk kan tubuh nya. Elina menarik laci lalu mengambil beberapa tablet vitamin.

Setelah meminum obat itu, Elina menidurkan dirinya. Berusaha memejamkan mata.

Ceklek.

Adam membuka pintu kamar, tak lama setelah Elina berbaring. Perempuan itu lantas membuka matanya, lalu melirik ke arah Adam yang tampak sedikit panik.

"Aku harus pergi, mungkin tak akan kembali untuk beberapa hari kedepan."

Adam terduduk di dekat kaki Elina, laki-laki itu mengusap wajah nya gusar. "Ada masalah?" Elina lantas terduduk dari tidur nya.

Adam melirik Elina dengan wajah merahnya, akibat gesekan kuat dengan telapak tangan laki-laki itu.

Laki-laki itu mengangguk pelan, lalu menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Elina. Mengusap pelan perut perempuan itu, "jangan nakal saat papa sedang tidak di rumah, jangan buat mama mu mual terus, oke?"

PREGNANT WITH MAFIA [KUBACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang