[PWM] 07'Mengekang

133K 11.8K 527
                                    

Happy reading.
Don't forget to vote and comment dear.
💕
°°°
Jaga kesehatan ya semuanya, semangat sekolah online nya, iya tau banyak tugas, aku juga masih SMA kok kelas 12 lagi :( bakalan sibuk banget.

Aku harap Aku masih bisa menghibur kalian.
°°°

5 bulan kemudian....

Elina membuka matanya, dia terduduk lalu sedikit meregangkan otot-otot tubuhnya yang tampak lelah.

Perempuan itu mengangkat tangan kekar Adam dari atas perutnya lalu beranjak dari atas tempat tidur menuju kamar mandi.

Embun di luar sana masih tampak menutupi seluruh pepohonan dan jalan, bahkan sang fajar belum menampak kan dirinya.

Setelah selesai dengan kegiatan mandi nya, Elina keluar dari dalam kamar mandi, sudah dengan pakaian santainya dan rambut yang masih sedikit lembab.

Perempuan itu mengusap pelan wajah Adam dengan tangan nya yang dingin, Adam membuka matanya perlahan, suhu dingin dari tangan kurus Elina sangat kontras dengan suhu tubuhnya yang hangat, membuat pria tampan itu cepat tersadar.

Adam tampak sedikit menggeliat dan sempat mencari posisi tidur yang lebih nyaman, Elina lalu mengusap wajah Adam geram, membuat laki-laki itu segera terbangun dan bersandar pada kepala ranjang, masih dengan mata yang sayu dan mengantuk dia memajukan wajah nya dan mencium pipi Elina singkat.

"Mandi, Aku mau masakin sarapan dulu."

Elina segera berjalan ke arah pintu kamar, meninggalkan Adam yang sekarang tengah berdiri hendak ke arah kamar mandi.

Sudah lima bulan berlalu dan perut Elina sudah mulai menampakkan benjolan keras yang masih tampak tak terlalu besar, sudah jauh berbeda dari saat pertama kali perempuan itu di bawa ke rumah ini.

Ngomong-ngomong soal dirinya yang sudah lima bulan lebih tinggal di rumah Adam, membuat perempuan itu sedikit kepikiran dengan toko roti yang dia buka beberapa bulan lalu, saat dia bertanya pasal itu pada Adam dia mengetahui fakta yang baru bahwa ternyata toko itu masih berjalan, orang orang Adam yang mengurus jalan nya toko itu.

Elina beberapa kali berkunjung dan memantau tokonya, tentu dengan pengawalan Raja (salah satu orang terpercaya Adam) atau Adam sendiri yang akan ikut, tidak ada yang membolehkan dirinya pergi dari rumah ini jika tidak sedang dalam pengawasan.

Saat sampai di dapur Elina menyapa beberapa pelayan yang sedang berberes alat memasak dan menata meja makan, dengan seulas senyuman.

"Pagi nyonya," Ketrin, kepala pelayan di rumah itu tersenyum ramah.

"Tadi malam Adam bilang pengen makan nasi goreng, Aku aja yang bikinin bik, bibik ngerjain yang lain aja." Elina memang lebih akrab memanggil Ketrin dengan sebutan 'bibik' karena perempuan itu tampak jauh lebih tua dibandingkan Elina dan dia tidak akan semudah itu memanggil nama Ketrin langsung, seperti yang biasa Adam lakukan.

"Baik nyonya," Ketrin berlalu, meninggalkan Elina yang hendak memulai kegiatan memasak nya.

Kegiatan Elina di rumah Besar ini selama beberapa bulan tak jauh dari kata memasak, dapur, taman dan bunga.

PREGNANT WITH MAFIA [KUBACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang