[PWM] 09'Undangan

103K 9.6K 729
                                    

Happy reading.
Don't forget to vote and comment dear.
💕
°°°

Adam membasuh wajahnya pada washtafel, air dingin itu membasahi wajah lelahnya. Mata Adam terpejam sesaat, kemudian laki-laki itu memutar badanya, melihat ke arah pantulan tubuh Elina di balik kaca tempered kamar mandi yang tampak buram apalagi ditambah uap air hangat dari shower yang sekarang sedang dipakai perempuan itu mandi.

"Elina cepat, kamu bisa masuk angin."

Adam mengetuk kaca itu beberapa kali lalu berjalan keluar dari kamar mandi setelah mendengar sautan Kecil dari dalam kaca.

Laki-laki matang itu sedang berfikir, apa yang akan dilakukan Laura sekarang? Perempuan itu yang menolak dirinya beberapa tahun lalu dan sekarang dia datang lagi? Saat Adam sudah punya Elina?

Ini bencana, apalagi saat Laura tau Adam belum menikahi Elina.

Perempuan itu mungkin akan berbuat semaunya.

Elina keluar dari dalam kamar mandi, sudah mengenakan dress tidurnya, perempuan itu sedikit tersenyum ke arah Adam, membuat sang pria sedikit terlupa pada masalahnya.

"Aku minta maaf ya," Elina memeluk tubuh Adam.

Tangan kurus perempuan itu terulur melingkari tubuh Adam, membuat tubuh Adam merespon dengan cepat membalas pelukan Elina.

"It's okay, jangan di ulangi lagi, Aku khawatir sampai tak tau harus berbuat apa."

Elina mengangguk, tapi memang pada dasarnya perempuan itu bebal, pasti esok atau kapan dia akan melakukan nya lagi.

"Tidur lah, Aku masih ada tamu nanti." Adam mengelus surai lembut Elina, mengecup pucuk kepala Elina sebentar lalu berjalan keluar kamar.

Menunggu Laura.

Akan lebih baik jika Laura dan Elina tidak bertemu untuk saat ini, dan Adam akan menjelaskan situasinya sampai semua masalah ini clear.

"Selamat malam," Adam mematikan lampu lalu menutup pintu kamar itu rapat.

Laki-laki itu memijit pelipisnya saat dia sudah mendengar suara keributan dari arah pintu.

Perempuan langsing berambut pirang itu melambaikan tangan nya ke arah Adam, membuat beberapa bodyguard  menatap nya aneh, lalu mulai berhenti menahan Laura.

"Ada apa lagi?" Adam langsung ke inti pembicaraan, tak ingin menahan Laura terlalu lama, apalagi Adam belum yakin apakah Elina benar-benar sudah tidur atau belum.

"Hai om! Apa kabar?"

Laura tersenyum sumriyah, perempuan itu berjalan masuk dan terduduk pada salah satu sofa. Di tangan nya terdapat paper bag besar berwarna biru muda.

Adam menghela nafasnya kasar, perempuan di depan nya ini berlagak seperti wanita tidak pada usianya.

Dandanan nya terlihat seperti wanita yang umurnya bahkan lebih tua dari Adam sekarang.

"Mana tante hamil?" Laura bertanya sambil melirik ke seluruh penjuru rumah.

Adam menyerengit, dari mana Laura tau tentang Elina? Dan kehamilan wanita-nya.

"Kau tau dari mana?" Tanya Adam.

"Dari Papa nya Om lah."

"Kau kesana?"

Laura menggeleng, "belum sempet, tapi tadi telponan." Anak itu menjawab.

"MANA SIH?! TANTE HAMILNYA DI MANA?!" Laura berteriak kencang.

PREGNANT WITH MAFIA [KUBACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang