[PWM] 00'Prolog

208K 13.7K 250
                                    

Happy reading.
Don't forget to vote and comment dear.
💕
°°°

Pagi hari seperti biasa, Elina terbangun oleh suara alarm ponsel yang kian mengusik tidur nyenyak sang gadis.

Tangannya terulur untuk mengambil ponsel dari atas nakas lalu melirik ponsel itu sambil mengerjabkan mata beberapa kali. Netra cokelat terang miliknya membulat sempurna, Elina langsung terduduk saat melihat angka yang tertera pada jam di ponsel tersebut.

"Argh," desis perempuan itu kencang.

Nyeri kepala ini kembali menyerang, Elina terdiam dalam duduknya untuk waktu yang lumayan lama, berharap nyeri yang seolah menusuk-nusuk kepalanya perlahan mereda, mata perempuan itu terpejam menahan rasa sakit.

Setelah merasa nyeri di kepalanya sedikit mereda, perempuan itu lantas berdiri dan merasa kini bagian bawahnya yang terasa sedikit nyeri, entahlah, mungkin dia akan haid. Pikir perempuan itu dan segera berjalan ke arah kamar mandi agar tidak terlambat membuka tokonya hari ini.

•••

Malam kembali menjelang, wanita itu berjalan pelan kembali ke rumah kontrakan kecilnya, dengan badan yang super lelah setelah seharian melayani pembeli di toko roti miliknya sendiri yang baru dia buka empat bulan yang lalu. Katakan Elina bodoh, dia menjual rumah peninggalan ibunya demi membuka toko itu. Dia hanya akan bergantung pada toko roti itu demi menyambung hidupnya mulai sekarang, Elina lelah pontang panting bekerja menjadi buruh pabrik, pekerjaan keras dengan bayaran yang tak pantas.

Ayolah, apa yang bisa dilakukan seorang wanita sebatang kara lulusan SMA seperti Elina ini?

Wanita itu menyeret kakinya lantaran merasa sangat kelelahan, akhir-akhir ini dia gampang merasa lelah. Dia kemudian meraih kunci di dalam tas selempang yang sedang dibawanya, mencoba mencari benda kecil itu di bawah remang lampu teras kontrakan.

Waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam, belum terlalu larut untuk ukuran wanita sepertinya, dia tidak sengaja menyenggol pintu rumahnya saat tengah mencari kunci dan hebatnya pintu itu langsung terbuka, membuat dirinya tersentak kaget dan mundur beberapa langkah menjauhi pintu, sambil melihat ke arah sebrang jalan, berharap jalanan ramai dan jika ada sesuatu terjadi dia bisa dengan mudah berteriak.

"Elina."

Sebias suara muncul dari dalam rumahnya yang gelap lantaran lampu belum dinyalakan.

Wanita bernama Elina itu mulai ketakutan luar biasa, dia tidak punya uang atau barang berharga apapun di dalam rumah kontrakannya itu, jika pun ada orang yang mau mencuri, dia tidak akan mengetahui nama Elina, apa lagi memanggil nama perempuan itu.

Apa dia akan dibunuh?

Pikiran Elina terbawa kemana-mana, antara panik, takut, penasaran, juga lelah.

Elina tersentak saat tiba-tiba sebuah tangan yang mengenakan sarung tangan hitam membekap mulutnya kencang, membuat Elina langsung pusing saat menghirup bau alkohol yang kuat pada sarung tangan itu. Elina melemah dan menutup matanya, kaki Elina terasa melayu tak mampu lagi menahan berat badannya sendiri, seseorang lantas dengan sigap membopong tubuh mungil itu.

"Dosis Chloroform kali ini kau kurangikan? Tuan bisa marah besar nanti."

"Tenang saja, dosisnya tidak terlalu tinggi."

"Ya sudah, segera bawa ke mobil, aku akan menghubungi Tuan dan mengurus rumah ini sebentar."

Elina masih bisa mendengar suara bass yang sekarang seperti mendekat kearahnya, sebuah tangan besar yang terasa dingin menyentuh leher perempuan itu seolah mengecek apakah Elina masih hidup atau tidak. Sebelum perempuan itu benar-benar tak sadarkan diri dan jatuh pingsan Elina masih merasakan tubuhnya yang diangkat dan bergerak menuju entah kemana.


°°°
Hope u enjoy this.
©faurizian


Lintas:

Chloroform (salah satu jenis obat bius yang biasa di gunakan pada sapu tangan.)

PREGNANT WITH MAFIA [KUBACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang