[PWM] 11'Akibat

92.9K 8.8K 226
                                    

Happy Reading.
Don't forget to vote and comment dear.
💕
°°°

Adam melajukan mobil yang sedang dikendarainya, membelah jalanan sepi itu sendirian. Sejauh mata memandang, pohon-pohon besar dan tinggi menjulang terlihat mengelilingi jalanan ini.

Beberapa jam membelah gelap nya malam, Adam sampai di depan sebuah rumah. Rumah di tengah-tengah hutan.

Para penjaga gerbang rumah itu lantas membukakan pagar, agar mobil yang di kendarai Adam bisa masuk.

Laki-laki dengan setelan santai itu menuruni mobilnya dengan sedikit tergesa, "tuan, nyonya ada di kamar nya," seorang wanita paruh baya menghampiri Adam.

Adam segera mengguk dan berjalan menaiki tangga, kaki panjang laki-laki itu membuatnya bisa berjalan sangat cepat.

Dengan sangat tergesa Adam lantas membuka pintu kamar bercat putih itu, lalu dia terdiam beberapa saat, memandang wanita di depan nya dengan perasaan bersalah.

Perempuan pucat yang sedang dipegangi oleh para perawat, darah bercucuran dari pergelangan tangan perempuan itu.

Teriakan demi teriakan terdengar, raungan gadis itu bisa membuat siapa pun yang mendengarnya ikut merasakan pedih yang sama.

Adam berjalan pelan, mendekati tempat tidur, lalu menduduk kan dirinya di samping gadis itu.

"Aku disini," gumam nya pelan.

Gadis itu melirik Adam dengan lemah, seulas senyum tersiksa terukir di wajah pucat gadis itu. Mata nya perlahan terpejam, reaksi obat bius yang disuntik kan para perawat sudah mulai bereaksi.

Para perawat itu lantas membenarkan letak tidur perempuan yang sedang tidak sadar kan diri itu, lalu mulai membersihkan luka sayatan pada kedua pergelangan tangan nya.

°°°

Elina terbangun dari tidurnya, perempuan itu kini memegangi perut nya yang keras.

"Jangan sakit lagi, kamu harus lahir sayang."

Perempuan itu kini terduduk dan terlihat masih mengumpulkan nyawanya, segelas susu hangat juga beberapa helai roti sudah di sediakan di atas nakas.

Sang surya di luar sana memancarkan sinar nya yang terik, pukul berapa ini?

Elina lantas melirik ke arah jam dinding di dalam kamar, jam itu menununjuk pukul 9 pagi.

Elina kemudian meregangkan ototnya lalu memulai hari dengan sarapan, ini sudah dua hari sejak Adam tidak kembali ke rumah. Urusan laki-laki itu sepertinya sangat penting, hingga menelepon Elina pun dia kelihatan tidak sempat melakukan nya.

Setelah selesai dengan kegiatan makanya, Elina lantas berjalan ke arah kamar mandi.

Hari ini adalah jadwal dokter Angel untuk berkunjung, saat perut nya sakit kemarin, yang membantu Elina adalah para pelayan juga Alby dan teman perempuan nya. Dokter Angel sedang berada di luar kota dan Elina kelihatan tidak ingin mengganggu urusan perempuan itu. Jadi lah dirinya hanya meminum jamu buatan kepala pelayan rumah ini.

Tapi jamu itu benar-benar membantu nyeri perutnya. Soal darah dan lain nya, Elina sudah membaca di internet dan menurut yang tertulis di google, bercak darah memang kerap keluar jika sang calon ibu merasa sangat kelelahan.

PREGNANT WITH MAFIA [KUBACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang