Part 2 : Teman baru

46 11 6
                                    

"Boleh dong! Boleh, ya! Pan gua baik plus ganteng!"

Selepas Cahyo meminta izin untuk bisa berteman dengan Keysa, gadis itu langsung beranjak dari tempatnya sembari memijit pelipisnya yang sedikit pening. Karena Keysa tidak mau kejadian tujuh tahun lalu terulang lagi. Di mana dia sempat pernah berteman baik dengan sosok kuntilanak di belakang rumahnya, ternyata kuntilanak itu justru menghasut dirinya menjadi teman di alamnya. Pada saat itu Keysa benar-benar nyaris bunuh diri dengan melompat dari lantai dua. Untung saja ada mamanya yang tahu kejadian tersebut.

"Gua gak akan ganggu elu, kok! Gua juga gak bakal ikut lo ke mana-mana. Cuma di kampus ini aja. Boleh, lah! Sombong amat lu jadi manusia!"

Keysa menahan langkah. Kedua matanya terpejam erat seraya telapak tangannya membentuk kepalan. Keysa menahan napas. Sisi-sisi gigi gerahamnya saling bergesekan menahan rasa kesal luar biasa mendengar pocong yang cerewet itu.

"Oke, asal kamu gak ngerepotin aku!" jawab Keysa menyerah. Sementara Cahyo langsung bersorak senang.

Keysa menggangguk. Kembali melangkahkan kedua kakinya. Namun, lagi-lagi ia menahan langkah. Menoleh ke samping dan melihat raut Cahyo yang seakan bertanya, "Apa?" ke arahnya.

"Kok kamu jalannya gak loncat-loncat?" tanya Keysa keheranan. Sementara Cahyo langsung berkata, "hah?" di tempatnya.

Sepertinya otak Cahyo cukup tanggap atas pertanyaan Keysa. Sosok itu menimpali lagi, "Lo emang korban pilem, ye? Ngapain gua capek-capek loncat. Tinggal ngelayang, wusss aja! Lagian, gua pan bisa terbang."

"Terbang?" Keysa membeo tidak percaya.

"Iye lah. Lo pingin liat?" Keysa mengangguk penasaran.

"Oke. Lo pengen ke mana sekarang?"

"Kantin. Aku lapar."

Cahyo mengangguk paham. Ia langsung melayang dan terbang di hadapan Keysa. Seketika itu, mulut Keysa ternganga dengan kedua mata terbelalak kaget. Luar biasa! Ini adalah kali perdananya melihat pocong terbang. Mirip sekali dengan kartun casper yang pernah ia tonton. Wah, keren sekali! Alias, serem anjir! Keysa sedikit bergidik membayangkan sosok pocong selain Cahyo melayang-layang di udara. Bisa-bisa yang ada, dirinya langsung mati kutu di tempat.

Sesampainya di kantin, Keysa langsung dapat melihat keberadaan Cahyo yang melayang di atas meja dengan menggerak-gerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Bagaikan setan yang tengah berjoget kala mendengar musik dangdut. Keysa tertawa di belakang punggung tangannya. Ternyata, kemunculan Cahyo cukup dapat menjadi penghibur untuknya. Keysa segera mendekat menuju meja yang telah diboikot Cahyo.

"Kamu gak duduk?" tanya Keysa di dalam hati. Karena ia tidak mau dianggap gila jika terlihat berbicara sendiri dalam lingkungan yang cukup ramai.

"Percuma gua duduk. Mana bisa nyentuh kursi pantat gua. Tetep melayang juga."

"Ah, bener juga!" batin Keysa. Ia lantas kembali beranjak untuk memesan makanan. Menelisik setiap bilik penjual berbagai makanan. Sepasang matanya langsung tertarik pada bilik yang ramai. Menu yang dijual pun berfariasi. Dan sepertinya, ia akan memesan nasi goreng saja.

"Jangan beli di situ!" Cahyo tiba-tiba berbicara tepat di telinga. Dahi Keysa otomatis langsung berlipat mendengar larangan Cahyo. "Mereka pakai jin pelaris," jelas Cahyo yang membuat sepasang mata Keysa langsung membulat.

"Beli aja di tempat lain. Asal jangan di situ." Keysa mengangguk mengerti. Gadis itu menarik napas. Mencoba menajamkan pengelihatanya. Benar saja, ada satu sosok besar hitam yang ada di sana. Sosok yang baru terlihat saat ia mengaktifkan sensitivitas indra keenamnya. Keysa menelan ludahnya susah payah. Sosok itu terlihat menyeramkan dan tidak bersahabat. Keysa pun langsung menjauh dari tempat itu menuju bilik lain, dan berakhir memesan pangsit basah dengan es teh manis.

Dendam Hantu ApartemenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang