It's Alright (2)

110 5 0
                                    

Setelah itu, Yunseong tak lagi tampak selama 2 minggu.
"Ish... sebel deh..." Minhee menggerutu dan berjalan jalan di tempat favoritnya dengan Yunseong, taman belakang rumah sakit.

Minhee pun memberanikan diri untuk bertanya pada seorang perawat yang kebetulan lewat.
"Permisi, engg... Anda kenal dengan Hwang Yunseong ? Yang biasanya suka nemenin saya waktu terapi.."
"Hmmm... maaf saya tak tau..."

'Aduh, lagian aku bodoh banget sih ! Udah berbulan bulan sama dia tapi belum punya nomor teleponnya...' Minhee masih sibuk dengan pikirannya.

"Jadi, tuan Hwang sudah semakin tak bisa tertolong lagi kah ?"
"Ya sepertinya begitu..."

Minhee tak sengaja mendengar percakapan antara seorang perawat dengan dokter.

'Hwang ? Mungkinkah dia ? Ah, tapi tidak mungkin, jelas jelas dia sehat...'

Karena bosan, Minhee pun berjalan masuk ke dalam rumah sakit, menyapa beberapa perawat dan pasien lansia.

Minhee sudah tidak sekolah, dia sudah lulus kuliah guys...

Saking ga ada pekerjaan lain yang bisa Minhee lakukan, Minhee pun memilih sebuah ruangan dan mendekatkan telinganya ke pintu alias nguping.

"Hwang Yunseong - ssi, kau harus cepat mencari pendonor... Semakin lama, keadaanmu akan semakin memburuk. Dan kita harus menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk..."
"Hmmm... Begitu ya, dok... iya saya paham, saya permisi..."

CEKLEK

"Permisi..." Minhee tiba tiba masuk dan langsung menarik tangan Yunseong ke tempat dirinya menunggu.

"Jadi... ini alasan kamu jarang datang ya ? Hah ? Kenapa kamu ga cerita sama Minhee ? Cepet ceritain sekarang !"

"Hhhh... iya deh, aku ketahuan. Aku dirawat di sini -"
"Iya, terus kamu sakit apa ?"

"Sabar dong, jangan dipotong... Hhhh... Aku gagal ginjal, tapi karena bandel, jadi makin parah deh..." Ucap Yunseong masih sempat sempatnya tertawa.

"Ohhh... Jadi gitu ya ? Minhee sebel banget sama Yunseong ! Sebeeeeelllll banget !!! Yunseong ga pernah cerita ke Minhee soal apapun, bahkan Yunseong harusnya ga perlu nemenin Minhee kalau kamu sakit..." Minhee sudah hampir menangis.

"Stop ! Jangan nangis dulu !"
"Terserahlah , pokoknya Minhee sebel sama Yunseonnggg !"

"Udah, jangan senyum senyum. Sana pergi, berobat biar sembuh ! Minhee... bakal nemenin dan tungguin Yunseong di sini..."

"Ga usah ditunggu, aku takut ga bisa datang lagi..."

"Kalau Yunseong berani ngomong sekali lagi kayak gitu, Minhee ga akan datang lagi nih !"
"Iya deh, aku pergi dulu ya..." Yunseong mencium pipi Minhee sekilas dan langsung pergi.

'Kaki Minhee udah sembuh, bentar lagi hati Minhee nih yang rusak, dibikin dugem terus sih sama Yunseong !' Batin Minhee.

Seminggu penuh, Minhee ga pernah absen, dia temenin Yunseong, dia tungguin Yunseong.

"Anda keluarganya ?" Tanya seorang dokter saat Minhee tengah menunggu di depan ruangan Yunseong.

"Enggg.. bukan sih dok..."
"Kalau begitu, apa keluarga dari pasien hadir?" Dan Minhee hanya menggeleng.

"Hmmm... kalau begitu saya akan berbicara dengan anda saja. Penyakit Tuan Hwang semakin memburuk, dia harus mendapat donor segera. Kalau tidak, kita harus bersiap untuk menerima kemungkinan terburuk..."

"Enggak dok ! Minhee mau kok donor buat Yunseong..."
"Benarkah ? Kalau begitu, mari ikut saya, biar kita tes kecocokannya dulu..."

Minhee pun mengikuti dokter itu.

Dan bersyukurlah, Minhee bisa mendonorkan ginjal miliknya untuk Yunseong.

"Hwang Yunseong - ssi, anda nendapat pendonor yang ingin mendonorkan ginjalnya secara sukarela, namun dia hanya mendonorkan satu."

"Benarkah ? Bisakah saya bertemu dengan orangnya ?"
"Orang itu akan menemui anda saat operasi anda selesai..."

"Oh, begitu ya dok... sampaikan terima kasihku padanya..."

Hari H...

Operasinya berjalan dengan sangat lancar. Dan sekarang Yunseong sudah berada ruang rawat inap untuk 3 orang.

Yunseong yang akhirnya siuman, masih mengerjapkan matanya, dia menyemlatkan dirinya untuk melihat kondisi sekitar.

Yunseong buru buru membuka matanya sempurna saat melihat tangannya.

Sebuah tangan yang sangat dia kenali sedang menggenggam tangannya.

Yunseong memberanikan diri untuk melihat wajah orang yang sedang berbaring di kasur sebelahnya, orang itu juga sedang menatapnya dalam.

"Udah sadar ? Minhee kira masih setengah sadar..."

Yunseong belum menjawab apapun, ingin rasanya dia pingsan lagi.

"Yunseong ga denger ya Minhee ngomong apa..."

"Enggak, aku bisa denger kok... cuma aku mau marah aja sama Minhee..."

"Ih, gitu ya..."

"Kenapa Minhee ngelakuin ini ? Kamu ga akan kuat lari jauh tanpa jumlah ginjal yang lengkap..."

"Memang kenapa ? Sekalipun Minhee kehilangan semua yang Minhee punya, it's alright, asalkan Yunseong tetep ada di samping Minhee."

"Jadi, apa ga masalah kalau Minhee ga bisa lari lagi ?"

"Ga apa apa. Memang apa masalahnya ? Yang jelas, Yunseong harus menghargai pemberian Minhee lho..."

"Iya, pemberian Minhee bakal kujaga. Yunseong bisa terus hidup berkat pemberian Minhee. Makasih ya Minhee..."

Mereka berdua pun saling melempar senyum.

TAMAT






X1 Couple SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang