Sebelum membaca budidayakan untuk ngevote dulu yuk, thx u❤
Kalau ada typo komen aja ya👌
💽💽💽
"Angela..sini!" suara barinton itu menggelegar ke seluruh ruangan yang ada dirumah ini. Angel yang mendengar ayahnya sedang marah ia pun melangkahkan kakinya sambil menunduk.
"Maaf yah, bun, pak Khadir. Angel gak bermaksud buat kalian jantungan kok, aku cuma mau bikin suprise aja jangan salahin mereka, aku yang nyuruh mereka bantuin aku." cicit Angel yang menatap lantai putih itu ia tidak berani bertatap muka dengan ayahnya yang sedang marah saat ini, sangat menyeramkan seakan-akan dirinya akan dimakan hidup-hidup oleh singa yang sedang kelaparan.
Indra maupun Widya menahan tawanya, mereka melihat putri kecilnya sangatlah lucu saat ketakutan begini.
"Pftt..hahaha aduh bunda gak bisa tahan lagi nyerah, haha..." ucap Widya sambil tertawa terpingkal-pingkal. Angel yang mendengarnya mengangkat kepalanya lalu menoleh pada Widya dan menatapnya bingung.
"Kena prank deh haha.." lalu Indra membuka suara membuat Angel terbengong karena kebodohannya.
"Ih jahat aku yang mau ngasih kejutan kenapa kalian yang ketawa sebel!" rajuk Angel sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Haha..aduh sini-sini anak ayah jangan ngambek dong." ucap Indra lalu memeluk putri cantiknya.
"Huwa..kirain Angel ayah marah beneran hiks..serem tau." ucap Angel yang menangis dalam pelukan ayahnya.
"Cupcup...anak ayah gak boleh nangis nanti ayah belikan permen karamel kesukaan kamu." kata Indra yang membujuknya.
Angel melepaskan pelukan. "Bener ya, janji! Aku mau permen karamel yang banyak sama bonekanya juga beliin buat nemenin si pingu kasian dia sendirian di kamar gak punya temen." curhat Angel dengan mata yang berbinar-binar.
"Pingu?" tanya Widya.
"Itu bun boneka kesayangan Angel." kekeh Angel.
"Yaudah besok hari minggu ayah akan membelikannya."
"Yay...sayang deh sama ayah." ucapnya lalu mencium pipi kanan Indra.
"Jadi sayangnya cuma buat ayahnya doang nih." goda Widya.
Angel menghampiri Widya. "Sayang sama bunda juga kok hehe." Angel terkekeh kecil lalu mencium pipi kiri Widya. Melihat tingkah Angel, semuanya tertawa dan menggelengkan kepala.
Selesai Angel membantu bi Sumi membereskan kekacauan yang sudah ia rencanakan, walaupun Angel bisa saja tidak membersihkan kekacauan ini tetapi ia harus bertanggung jawab kata itu lah yang sudah tertanamnya sejak kecil. Angel melangkahkan kakinya ke ruang keluarga dan duduk di sofa yang sudah ada bundanya disana.
"Bun..Angel kangen banget sama bunda." katanya sambil memeluk Widya dari samping.
"Manja banget si kamu." kekeh ayahnya dari belakang menyaksikan putri kecilnya yang sedang bermanja dengan bundanya.
"Biarin.." cemberut Angel.
"Udah malam sana kamu tidur." suruh bunda sambil mengelus puncak kepalanya sayang.
"Oke bun, selamat malam bunda." ucapnya sambil mencium pipi Widya. Ia pun bangkit dari tempatnya lalu melangkahkan kakinya menuju tangga lantai atas.
"Ngambek ni." ledek Indra yang melihat putrinya langsung melewatinya tanpa menoleh ataupun memberikan kata 'selamat malam'.
"Haha..lagian sih kamu, udah tau anak kamu kalau udah manja terus kamu ledekin jadi begitu." kekeh bunda. Indra menghampiri Widya lalu duduk disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUZZLE PIECES
Teen Fiction[NOTE: BELUM DI REVISI JADI MAKLUMI, MAKASIH] Menceritakan tentang seorang Angela Faradiba yang mengikuti program pertukaran pelajar di salah satu sekolah menengah seni yang berada di Gun-dong, Goru-gu, Seoul. Namun setelah ia menjalani kehidupan ba...