Pilu

251 11 0
                                    

Hari itu menunjukkan pukul 07.30 pagi, mentari di ufuk timur memancarkan cahaya yang lumayan cerah dan juga bermahkotakan embun pagi. Aku tau hari itu adalah hari Minggu, tapi seperti biasa aku selalu bangun lebih awal, agar aku tak lagi mendengar celoteh ibu setiap harinya jika bangun terlalu lama. Semenjak dia telah menikah lagi, sikapnya padaku tak seperti biasanya, apalagi kini ia mengandung anak pertamanya dari suami baru nya itu yang membuatku semakin benci akan keadaan yang aku hadapi saat itu. Pada keadaan yang lain, aku juga sedang merasa sangat bersalah, sebab seperti memberi asa kepada perasaan seseorang namun tak pasti akan ujungnya. Iya, kak Fitri masih saja mendekatiku meski aku menunjukkan sikap yang tidak terlalu peduli akan perasaannya, dan aku rasa aku akan mengakhiri perasaannya itu sebelum semakin dalam serta akan semakin sakit untuknya jika nanti tau aku adalah penyuka sesama jenis.

Pagi itu, ia datang ke rumah membawa sebuah bingkisan kecil di tangannya, yang membuatku sontak terkejut karena aku tak pernah memberitahu alamat rumahku padanya, lantas darimana dia tau tepatnya alamat rumahku? Entahlah! Namun yang jelas ibuku sangat senang karena untuk yang pertama kalinya ada seorang perempuan datang ke rumah kecuali para sepupu Perempuanku. Dengan senyum manis dari wajah cantiknya ia berdiri tepat di depan pintu rumahku, dan tak perlu menunggu waktu lama ibu langsung menyeretku untuk menemuinya
"Hai, aku bawa bingkisan ini buat kamu! Kamu pasti suka!" Katanya sambil tersenyum penuh makna.
" Kamu tau darimana alamat rumahku kak? Perasaan aku belum memberi tau sebelumnya" kataku dengan mimik wajah heran.
" Ah tidak penting lah itu, yang penting ajak dia masuk, ayo nak!" Kata ibu yang berdiri tepat di sebelah ku, kemudian menarik kak Fitri masuk. Akupun hanya menggaruk kepala masih heran dimana ia bisa tau alamat rumahku. Nampaknya ibu sangat senang dengan kehadiran kak Fitri hari itu, di ajaknya bicara sampai lupa masih ada pekerjaan rumah yang ia belum selesai kan, rupanya ia senang bila ada perempuan yang mendekatiku seperti halnya ibu lain. Namun ia tak tau bahwa dalam lubuk hatiku, aku tak pernah punya rasa suka pada perempuan, semoga suatu saat ibuku dapat mengerti.

Sembari berbincang, ibu pun menyuruh aku membuatkan kak Fitri segelas teh, alih alih ingin membuatku semakin dekat dengan wanita cantik yang di sukai nya sejak pertama kali bertemu pagi itu. Akupun menurut saja dan segera membuatkan segelas teh hangat dan langsung menyuguhkannya ke meja
" Nah begitu dong kalau ada tamu yah harus di hargai, apalagi wanita secantik nak Fitri, iya kan?" Kata ibu merayu.
"Hm, iya Bu" balas kak Fitri dengan senyum yang sangat lebar.
"Yasudah kalian bicara aja dulu, katanya kan nak Fitri ingin membicarakan sesuatu pada Yogi kan? Ibu tinggal yah ke depan mau jemur pakaian dulu" kata ibu yang sembari meninggalkan kami berdua saat itu. Lalu kak Fitri tersenyum tipis serta agak menunduk seolah ingin menyampaikan sesuatu tapi enggan untuk memulai percakapan. Aku pun sontak memulai percakapan dengan bertanya apa yang ingin ia sampaikan padaku.
" ....Mmm kata ibu kamu akan menyampaikan sesuatu, sesuatu apa itu?" Tanyaku pada nya sambil menutup kancing bajuku yang tidak tertutup bagian atasnya.
"Mmm.. sebenernya aku kesini cuma mau ngundang kamu kok buat datang ke acara ulang tahun aku Minggu depan, hari Sabtu. Kalau boleh datang yah" pintanya seolah memohon.
" Oh begitu? Kenapa sampai menemui kan sekarang bisa pakai undangan yang di cetak!" Tanyaku sambil terkekeh.
" Menurutku lebih bagus saja menemuimu dan memberi tahu mu langsung kan" balasnya dengan senyum agak malu.
" Oh ya sudah, insyaallah aku datang kok. Tapi omong omong kakak tau darimana alamat rumahku?" Tanyaku lagi.
" Itu Rahasia" katanya sambil tersenyum lebah memancarkan kecantikannya yang alami itu.
"Yasudah yasudah.. tuh di minum! Keburu dingin" Pintaku menyuruhnya meminum teh yang kubuatkan tadi.

Sampai panasnya terik matahari menusuk kulit, ia pun baru beranjak pulang dari Rumah, kami berbincang sangat lama. Tapi aku belum dan tidak pernah merasa sangat nyaman layaknya saat dengan pria selama di dekatnya hari itu, hanya merasa sebatas antara aku dan temanku atau sahabatku. Orang orang pasti menyangka ini kelainan, tapi ini tidak.,ini murni dari persaan ku sendiri tanpa kubuat. Saat itu ia pulang dengan naik angkutan umum. sayangnya aku tidak bisa mengantarkannya pulang walaupun demikian ibu menyuruhku mengantarnya, karena aku tidak terlalu suka berlama lama di luar rumah apalagi dalam keadaan terik sinar matahari yang sangat menyengat ke kulit hari itu. Dan saat itu aku masih ingat wajah penuh harapnya yang ingin sekali aku datang dan membawakannya hadiah yang sangat spesial di hari ulang tahunnya. Tapi layaknya gay pada umumnya, yang tak pernah tau dan perduli dengan perasaan wanita, meskipun mereka tau ibu mereka adalah wanita, tepat pada hari ulang tahunnya aku membuat dia sangat kecewa. Tanpa di sengaja dan di rencanakan Irwan mengajakku untuk pergi bersamanya melewati malam Minggu bersama di pantai.

Aku tentu saja masih mengingat janjiku kepada kak Fitri untuk datang, hanya saja naluriku sebagai seorang gay hanya dapat mementingkan perasaan pria yang aku sukai di bandingkan dengan perasaan wanita yang menyukaiku. Aku paham betul bagaimana perasaan kak Fitri saat itu. Dan saat aku kembali ke sekolah , iapun tak kunjung datang menemuiku di kelasku seperti biasanya. Merasa ada yang hilang memang aku rasakan, bukan merasa hilang dengan perhatiannya padaku, tapi hanya saja aku sudah terbiasa dengan dia yang selalu datang menjengukku ke kelas pada jam istirahat karena dia benar benar mengerti jikalau aku tidak pernah berkunjung ke kantin selama aku berkunjung disana. Aku merasakan Pilu saat itu, serasa kehilangan sesuatu. Entah dia masih ingin menemuiku atau tidak lagi, sebab aku  telah mengecewakannya untuk kedua kalinya. Seperti yang aku tau, di kecewakan dengan di beri harapan memang sangat sakit, tapi mau bagaimana? Aku Gay! Aku tidak bisa mencintai wanita meski aku berusaha.

Mengapa Aku Gay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang