Kisah Yang Baru

355 13 0
                                    

Lagi dan lagi, kisah asmara berujung dengan ketidakjelasan, mungkin itulah yang dirasakan semua kaum manusia yang memiliki perasaan berbeda sepertiku, tidak ada cinta yang nyata. Aku tak pernah melihat Ilham lagi, entah dimana sekarang ia melanjutkan sekolahnya, harapku suatu saat dia dapat menemukan bahagianya. Kini, aku melanjutkan sekolahku juga, dan tentu melanjutkan hari-hariku yang begitu sangat hambar dirasakan. Saat itu aku tidak mengenal siapapun di sekolah baruku, aku tidak gampang bergaul dan terkesan sangat pemalu, bahkan untuk ke kantin saja aku tak pernah, saking malunya. Aku tak punya teman, kecuali Yuli teman sekaligus Sahabatku di SMP, namun kini kelas kami berbeda, dan dia terkesan sibuk dengan teman teman barunya. Namun saat itu, ada seorang perempuan yang selalu mendekatiku, dia adalah kakak kelasku, namanya Fitri. Aku bisa merasakan dia sangat menyukaiku dan suka akan sikapku namun tetap saja aku tak bisa membalasnya, sebab aku tak tau perasaanku yang tak mampu mencintai perempuan meski aku mencobanya. Saat itu, aku sedang duduk di depan kelas, dan ia datang membawa sebotol minuman untukku.

"Hai, sendiri?" Tanyanya yang mencoba duduk di sampingku.
"Iya kak, Sendiri" jawabku menoleh dan membalas senyumannya
"Kamu tidak kelaparan? Kenapa tidak pernah ke kantin? Atau kamu tidak punya uang? Nanti aku belikan" Pinta nya berbaik hati.
"Bukan begitu kak, hanya saja tidak biasa ke kantin" kataku sambil tersenyum.
"Oh begitu, tapi aku tau kok, kamu itu pemalu, mungkin saja kamu tidak ke kantin karena malu kan? Katanya sambil menyindirku dengan terkekeh-kekeh.
"Emm.. sepertinya memang begitu, saya ga mudah bergaul dengan orang lain" jawabku menunduk.
"Sudah sudah, aku bisa kok jadi teman baik kamu, sepertinya kamu anaknya baik" katanya yang lagi lagi dengan senyum.
"Terimakasih kak, saya sangat senang ada yang mau dekat dan berteman dengan saya, dan terimakasih juga minumannya" kataku dengan raut wajah agak sungkan.
"Ah, tidak usah merasa seperti itu,anggap saja kamu dan aku itu teman baik bahkan sahabat, jangan pernah sungkan yah" katanya sambil berdiri, tersenyum, dan pergi meninggalkanku menuju kelasnya karena bel masuk kelas telah berbunyi.

Aku takut akan menyakiti perasaannya jika dia tau aku tak bisa membalas harapannya, dan aku takut pula jika ia akan tau bahwa aku seseorang yang menyukai sesama jenisku sendiri. Dan benar saja selang beberapa bulan, aku di buat bingung lagi oleh perasaanku, gay tetaplah gay! Sekuat apapun kau lari, perasaan itu akan selalu datang. Seorang pria membuatku jatuh cinta kembali, dan ia adalah tetangga kelasku sekaligus ketua kelas di kelasnya, Namanya Irwan. Hari itu tak sengaja aku bertemu dengannya, aku yang hendak ke kamar kecil dan ia yang dari arah perpustakaan membawa buku paket yang akan di bagikan ke kelasnya dan tanpa sengaja aku menabraknya karena terburu-buru hingga membuat buku paket itu jatuh dan berserakan.

"Ah, maaf, aku benar benar tidak sengaja, aku sangat ingin sekali ke kamar kecil, maaf sekali lagi" kataku memohon dengan wajah memelas.
"Tidak apa, aku bisa membereskan ini, kamu bukannya anak Jurusan Bahasa.1? Aku Irwan, Ketua kelas Bahasa.2, aku sering melihatmu kok duduk di depan kelasmu" katanya sambil tersenyum lalu kemudian membereskan buku yang berserakan. Akupun ikut membantunya mengambil satu persatu buku itu
"Iya, Namaku Yogi, sekali lagi aku minta maaf yah, aku benar benar tidak sengaja" kataku dengan memelas lagi.
"Sudah, sudah! Biar aku bereskan sendiri ini, kamu katanya ingin ke kamar kecil, nanti kebablasan di sini pula" katanya sambil tertawa dengan wajah manisnya.
"Yasudah, aku ke kamar kecil dulu yah!" Kataku sambil meninggalkan nya dan tersenyum senyum sendiri di jalan.

Tadinya aku mengira ia akan marah saat aku menjatuhkan buku buku itu, namun tak seperti dugaanku, dia orang yang baik dan berbeda dari kebanyakan anak anak seusia kami saat itu, dan lagi-lagi aku di buat suka oleh seorang laki-laki. Semenjak pertemuan itu aku sering sengaja duduk di depan kelas hanya untuk melihat dia keluar dari kelasnya, dan itu pertama kalinya aku benar sangat mengagumi seseorang. Suatu hari tanpa sengaja aku terlambat datang ke sekolah, dan tak dapat mengikuti upacara, juga tak dapat melewati pagar sekolah bersama beberapa anak lain yang terlambat. Dan dengan kebetulan ia pun datang di saat semua terlambat dan harus bergabung bersama kami yang terlambat kemudian berbaris di depan pagar sekolah. Ia yang berada sebaris denganku menertawaiku saat itu

"Ternyata nakal juga yah kamu, sering terlambat datang ke sekolah" katanya mengejek sambil terkekeh.
"Hah? Siapa bilang? Ini pertama kalinya aku terlambat, dan tidak biasanya kok aku terlambat seperti ini" kataku dengan wajah agak cemberut.
"Bercanda, tapi liat kan akibatnya kita jadi menghadap pagar seperti ini dan memandang matahari ke timur, luar biasa panas tau!" Katanya sambil menyenggol lenganku.
"Jangan bercanda teruslah, nanti guru melihat kita" kataku sambil tersenyum malu.
"Iya iya, si hitam manis" katanya sambil tertawa.

Aku tersipu malu dengan semua candaan yang ia lontarkan padaku, dan memang saat itu kulitku memang berwarna sawo matang karena sering terpapar sinar matahari, namun aku tak menganggap candaannya dengan serius, dan tak memasukkannya kedalam hati. Lalu apa kabar dengan hati yang berharap kepadaku? Hati seorang perempuan yang ingin dekat denganku. Entahlah, saat itu akupun menghadapi kebingungan, bingung dengan Kisahku yang baru.

Mengapa Aku Gay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang