Bukan Gadis Gila

101 11 3
                                    

Happy reading❤
.
^-^

Shittt!!!

Aras tak terima. Tangannya mengepal kuat dengan napas yang sudah memburu. Tatapannya begitu tajam, siap menikam mangsa yang menyebalkan seperti Sonya. Ia tak bisa lagi menahan amarahnya dan langsung berdiri.

Gadis itu merebut foto yang tengah Sonya pegang dan siap menunjukkannya pada orang-orang. Ia menatapnya sebentar sebelum akhirnya merobeknya menjadi kepingan kecil. Ia tak akan membiarkan semua orang menghina sang bunda.

"Gue nggak pernah cari masalah sama lo. Jadi nggak usah usik hidup gue!" tegas Aras penuh peringatan.

"Nggak usah sok jagoan lo! Hidup pas-pasan aja sombong!" ejek Fani.

Sonya dan Fani tertawa. Mereka memang tahu bagaimana keadaan keluarga Aras yang tanpa kepala rumah tangga, ekonomi pas-pasan, dan penuh dengan kekerasan.

"Hidup mewah tapi hasil korupsi, apa yang mesti dibanggain, ha?!" balas Aras.

"Sialan lo, anak jalang!"

Satu tamparan mendarat di pipi kiri Aras, yang dilayangkan oleh Sonya. Namun, itu tak membuatnya merasa sakit. Tamparan sudah bersahabat dengan pipinya, apalagi dengan pipi kiri yang masih sedikit bengkak akibat tamparan Inez semalam.

Aras menyunggingkan senyumnya, menatap remeh kedua gadis yang ada di hadapannya. Tatapannya tajam dan penuh intimidasi membuat keduanya terdiam. Cukup lama sampai kemudian Aras berbalik dan hendak pergi. Namun, Sonya kembali menjambak rambut panjangnya.

"Anak haram, sialan!" pekik Sonya dengan terus menarik rambut Aras.

Aras menahan lengan Sonya, menepisnya kasar, lalu merapikan rambutnya yang berantakan. Ia menatap gadis di hadapannya tajam, tetapi Sonya tak merasa takut.

"Lo nggak pantes sekolah di sini! Mending ikut nyokap lo aja. Jadi pelacur!" tegas Sonya penuh penekanan.

Tanpa basa-basi lagi, Aras melayangkan tamparan tepat di pipi Sonya. Sangat keras hingga membuatnya tersungkur dan meninggalkan bekas kemerahan. "Jangan pernah hina nyokap gue!"

Sonya meringis sakit. Tangannya memegangi pipinya yang terasa panas. Namun, itu tak membuatnya kehabisan akal untuk mempermalukan Aras. Saat Aras hendak pergi, Sonya bangun dan memberi isyarat pada Fani.

Aras yang hendak meninggalkan keduanya, tersandung hingga tersungkur karena ulah Fani. Ia menatap pelaku yang sudah membuatnya terjatuh, lalu kembali menatap Sonya yang sudah kembali berdiri.

"Lo pikir bisa lari dari kita, ha?" tanya Fani. "Nggak semudah itu, gila!"

Aras mendengkus kesal. Saat ia hendak berdiri untuk melawan Fani, tiba-tiba kakinya lemas dan seketika matanya terbelalak. Tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat, napasnya pun sudah menderu dan keringat mulai bercucuran melewati pelipis. Terlihat jelas jika ia sedang ketakutan.

Aras beringsut mundur untuk menjauh dari Fani. Sontak itu kembali menarik perhatian semua orang karena Aras kembali bersikap aneh di depan banyak orang. Netra Aras melihat sesuatu yang sejak dulu membuatnya ketakutan.

"Lihat! Si gila kembali!" teriak salah seorang siswa yang melihat tingkah aneh Aras.

Semua orang mengerumuni Aras. Penasaran dengan apa yang membuat gadis itu bersikap aneh. Sudah beberapa hari, Aras tak menunjukkan sikap anehnya. Namun sekarang, ia menunjukkannya kembali.

"Dasar cewek aneh!"

"Ih bener-bener gila, ya?"

"Si Aras aneh banget emang!"

Laras: Never Be AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang