pt🌸11

438 17 0
                                    

Entah akan ada acara apa malam nanti. Sejak sore tadi-- sepulang kuliah, Hanna dijemput ibunya, nyonya Oh untuk pergi ke butik dan di sinilah Hanna sekarang. Salon. Dia didandani secantik mungkin dan memakai gaun yang ia beli bersama sang ibu-- di butik tadi.

Tidak hanya dia. Ibunya, si nyonya Oh. Juga ikut merias diri dan memakai gaun lebih simpel darinya. Rambut pendeknya digerai anggun.

Hanna jadi memuji paras ibunya yang tak kunjung menua. Cantiknya awet sampai kini usianya yang menginjak kepala lima.

"Ibu" panggil Hanna setelah memakai heels-nya.

"Iya sayang?" Sahutnya seraya sibuk dengan ponselnya-- menelepon seseorang.

"Kita akan pergi kemana sebenarnya? Apa ayah dan kakak ikut?" Tanya Hanna dengan dua pertanyaan sekaligus.

Hanna mengelus rambutnya panjangnya yang diikat sebagian dan tersemat aksesoris mutiara.

"Ayah dan kakak sedang perjalanan menjemput kita, sayang" jawabnya.

"Ayo keluar" ajak nyonya Oh kepada putrinya.

Hanna mengangkat pundaknya tak peduli dan mengikuti ibunya keluar dari salon-- setelah selesai dengan pembayaran.

Sampai di depan salon tadi-- sebuah mobil mewah warna hitam mengkilat berhenti di depan mereka.

Wajah tampan kakaknya seketika muncul dari balik jendela mobil. Sehun nyengir ganteng saat menatap Hanna dan ibunya.

"Putra ibu gila," bisik Hanna.

Sehun melolot ke Hanna karena dia masih bisa mendengar bisikan tadi.

Hanna melet tak takut ke Sehun.

Tanpa menunggu lagi, Hanna dan sang ibu segera masuk ke dalam mobil dan mobil melaju ke tempat tujuan.

Saat perjalanan, Hanna dibuat cemas karena seharian ini dia tidak melihat Tao. Pria berdarah China itu juga tak kunjung menghubunginya meski Hanna sudah mengirim puluhan pesan singkat padanya.

Hanna jadi cemberut dan mood down. Dia kesal karena tanpa sebab Tao mengabaikannya. Hanna jadi berpikir Tao marah karena menolak lamarannya malam itu.

Cukup lama di perjalanan, mobil yang diisi keluarga Oh itu sampai di salah satu restoran mewah yang terletak di pusat kota Seoul. Satu persatu mereka keluar. Pelayan sudah menunggu kedatangan mereka dan menunjukan letak meja yang sudah dipesan sebelumnya.

Di meja tersebut-- meja panjang dengan 8 kursi tersedia. Hanna yang ada di barisan belakang terhalang badan kakaknya yang tinggi besar. Samar-samar dia melihat Renjun, tuan Huang dan ada juga nyonya Huang. Dan terakhir yang dia lihat ada kekasihnya juga. Tao.

"Maaf kami terlambat, Yi" kata tuan Oh pada tuan Huang.

Dua sahabat itu lalu tenggelam pada obrolan seputar bisnis. Nyonya Huang dan nyonya Oh juga sama,  larut bersama obrolan seputar ibu-ibu.

Tersisa anak-anak mereka, Tao, Sehun , Hanna dan Renjun. Hening belum ada yang mau membuka topik.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Sehun yang entah ke siapa. Hanna, Tao, atau Renjun.

HUANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang