pt🌸6

245 23 0
                                    

Tao menjalankan mobilnya dengan asal-asalan. Hampir saja dia tadi menerobos lampu merah, jika saja dia tidak sigap menginjak rem untuk menghentikan laju mobil. Bisa saja mobil kebanggaannya itu ditabrak mobil dari arah samping.

Salah dia sendiri yang menyetir dalam keadaan ngantuk berat. Semalam suntuk dia nugas di rumah temannya. Kim Junmyeon. Jam 5 pagi dia baru menyelesaikannya. Baru saja satu jam tidur, temannya itu membangunkannya secara tidak sabaran. Alasannya karena pacarnya akan datang ke rumahnya tersebut. Tao jadi kesal dan langsung saja pergi dari rumah Junmyeon.

Tanpa mandi atau paling tidak cuci muka, Tao yang sudah kesal hanya membereskan barang-barangnya dan berniat pulang.

Sretttt...

Tao menginjak rem kuat-kuat, lantaran di depannya ada beberapa anak yang sedang menyebrang jalan. Tao terkejut sekarang, jantungnya berdetak tak karuan. Dia jadi membayangkan jika dia tadi benar-benar menabrak anak-anak itu.

Saat Tao masih diam di kursi kemudinya, sebuah tangan mengetuk kaca pintu mobilnya. Tao tersentak lagi dengan siapa ia bertatap sekarang. Hanna.

Gadis itu membuka paksa pintu mobilnya dan menyeret lengan Tao. Hingga orangnya keluar dari dalam mobil. Wajah cantik gadis itu tak bisa untuk tidak menandakan kemarahannya.

"Tuan Huang? Kau gila? Tidak bisa menabrak ku kemarin, kau mau menabrak mereka?" Sarkas Hanna serta menunjuk anak-anak yang menyebrang jalan barusan.

Tao berkacak pinggang sekarang. Dia membasahi bibirnya sebelum menatap Hanna kembali.

"Aku sedang mengantuk" katanya, jelas terdengar nada seorang yang mengantuk memang.

Hanna menghela napas panjangnya. Dia menatap Tao jengah.

"Biar aku yang menyetir" katanya.

"Lalu aku?" Tanya Tao seraya berbalik. Hanna yang belum mendapat izin lalu main masuk ke dalam mobil. Duduk di kursi kemudi dan menutup pintu begitu saja.

Tapi sebelum menyalakan mesin mobil. Dia menurunkan kacanya. Tao membungkuk untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Hanna.

"Ya masuklah" ujar Hanna.

Giliran Tao yang menghela napasnya panjang.

Badan bongsornya itu lantas berjalan dan membuka pintu mobil. Duduk di samping Hanna yang ada di kursi kemudi.

"Aku pernah belajar mengendarai mobil sport seperti ini. Jadi tenanglah. Kakak ku pernah memilikinya. Pabrikan dan warnanya bahkan sama" ujar Hanna.

Tao lantas melirik malas ke wajah Hanna.

"Tapi aku tidak membeli mobil ini dari bekas mobil kakak mu itu" ketusnya dan memalingkan wajahnya.

Hanna terkekeh dan mengangkat bahunya tak peduli.

Hanna memarkirkan mobil Tao di pelataran sebuah panti. Di samping mobilnya ada satu mobil yang terparkir juga.

Hanna keluar lebih dulu. Dan Tao menyusul.

"Hei, kenapa aku dibawa ke sini?" Tanya Tao sebelum ditinggal Hanna.

"Katanya kau mengantuk" jawabnya, mulai berkacak pinggang seperti yang dilakukan Tao tadi.

Tao memutar bola matanya seraya menghela napas kesal.

"Tapi tempat ini panti bukan hotel. Lalu, maksutmu aku harus tidur di sini?"

"Ya tidaklah!" Jawab Hanna, yang menurut Tao berbelit-belit itu.

"Ikuti aku" ajaknya.

Tao, tanpa bertanya lagi mulai mengikuti Hanna. Gadis yang tidak ia temui selama sepekan itu. Tidak, tidak. Tao tidak rindu kok. Tapi mungkin saat dia tidak melihat sosok mungil berparas cantik itu rasanya ada yang kurang.

HUANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang