Sekitar pukul delapan pagi, Yiren telah saja sampai di studio. Seperti tugasnya-- yang telah disampaikan Renjun tempo hari. Dia harus membersihkan studio. Dan pagi ini dia akan melakukan tugasnya itu.
Setelah berhasil masuk, Yiren mengambil alat kebersihan dari dalam tas yang dia bawa. Dia yakin di studio tidak ada alat untuk bersih-bersih, maka dari itu dia berinisiatif membawanya dari rumah.
Tanpa menunggu lama, gadis berkacamata bulat itu sudah menyapu lantai dan mengelap barang-barang yang ada. Seperti sofa, meja kerja dan bahkan toilet pun tak luput dia bersihkan.
"Andai saja ada vacum cleaner mungkin pekerjaan ini lebih cepat selesai" keluhnya sembari mengambil napas banyak-banyak. Yiren merasa capek sekali setelah pekerjaannya selesai.
Seraya meneguk minuman yang dia beli saat perjalanan ke studio-- Yiren mengitari ruangan kedap suara itu, meneliti setiap inci studio. Seketika banyangkan Renjun terlintas di mata Yiren. Pasti akan begitu tampannya seorang Renjun yang menyanyi di depannya sekarang.
Tapi khayalannya itu harus ia tepis karena tiba-tiba ada seseorang yang datang. Pria berambut biru itu kaget saat melihat perempuan ada di dalam studio band-nya. Sama halnya pria itu Yiren juga kaget, namun seperkian detiknya dia lantas membungkuk di depan pria itu.
"Salam kenal, aku Yiren." Kenalnya, ketika sudah menegakkan badannya kembali.
Pria berambut biru itu yang tak lain adalah Jaemin-- menutup mulutnya tak percaya. Lantas tak lama dia menyunggingkan senyum ramah dan membungkuk sopan seperti yang Yiren lakukan tadi.
"Salam kenal juga. Aku Na Jaemin, anggota band The Dreams" ucapnya-- bersama senyum cerahnya.
Yiren cukup tersipu dengan keramahan Jaemin.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini, nona?" Tanya Jaemin-- penasaran.
"Akh.. iya.. apa Renjun belum bilang padamu? Itu.. maksutku pada semua anggota band ini?" Yiren terbata.
"Oh iya! Aku ingat!" Pekik Jaemin." Renjun baru mengabari kami semua pagi tadi."
"Aku manajer kalian sekarang. Mohon bantuannya" kata Yiren dan membungkuk kembali.
"Kau membersihkan studio ini? Sendiri?" Tanya Jaemin.
Yiren mengangguk membenarkan. "Renjun bilang itu termasuk tugasku"
"Ya, jangan terlalu bersih-bersih, nanti akan kami buat kotor lagi masalahnya" kata Jaemin dengan nada bercanda.
Yiren tersenyum tipis. Dia masih berdiri di tempatnya, sedangkan Jaemin bergerak untuk duduk di sofa.
Suara pintu yang terbuka membuat Yiren seketika menoleh ke siapa yang datang. Senyumnya mengembang saat diketahui Renjun yang muncul.
"Kau sudah sarapan?" Tanya Renjun seraya berjalan ke arah Yiren.
Yiren menggeleng tapi tak berselang lama mengangguk. Renjun jadi dibuat bingung.
"Jawabanmu tidak atau sudah?" Tanyanya sambil terkekeh.
"Eh.. sudah Renjun" jawabnya.
"Yah padahal aku membawakan sarapan untukmu" katanya kecewa.
Yiren jadi gelagapan harus berbuat apa, dia tidak mau Renjun-- penolongnya itu-- kecewa karena dia akan menolak sarapan yang dia bawa.
"Apa boleh aku memakannya untuk nanti siang?" Tanya Yiren-- dirinya tak enak hati.
Renjun yang semula memelas jadi mengembangkan senyumnya. "Tentu saja"
Yiren kini lega. Dia jadi tidak merasa bersalah pada Renjun yang repot-repot mau membawakannya sarapan. Omong-omong dia pria yang manis juga, pikir Yiren.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUANG
DiversosApa sih definisi saudara menurut kalian? Mirip? Terkadang punya hobi atau karakter yang sama. Tapi mungkin itu untuk saudara-saudara di luar sana. Beda dengan dua saudara ini. Di keluarga Huang. Huang Zi Tao dan Huang Renjun. Kepribadian mereka seb...