pt🌸7

230 19 0
                                    

Langkah besar seorang Huang Zi Tao sudah mengantarkannya di pintu kaca yang terdapat Hanna berada sekarang. Entah ada maksut apa Tao ingin menemui gadis bersurai hitam legam itu. Hanya ingin saja mungkin atau bisa saja rindu.

Ekor mata Tao melirik ke dimana Hanna duduk. Padahal meja dosen sudah kosong. Tapi gadis itu kenapa belum beranjak keluar juga, batin Tao. Sejujurnya Tao ingin memanggil tapi ... Yah dia jelas gengsi.

Sedangkan di dalam ruang ber-AC itu, Renjun yang duduk di belakang Hanna. Mengetuk pundak gadis Oh itu dua kali dengan jari telunjuknya. Hanna kontan langsung menoleh.

"Kenapa?" Tanyanya dengan raut bertanya.

"Jadi pulang bersamaku?" Tanya Renjun.

Hanna langsung menepuk jidatnya yang membuat Renjun ngilu melihatnya. Itu tidak sakit kah?

"Jadi jadi" jawab Hanna keras seraya mengecek arloji di pergelangan tangan kirinya.

"Baiklah. Ayo" ajak Renjun sudah menyandang tas hitamnya.

Hanna jadi kelabakan sekarang. Gadis yang hari ini mengucir tinggi rambutnya itu tergesa untuk membereskan barang-barangnya yang masih berserakan di meja.

"Tunggu Lonjin-a" pekik Hanna memasukan buku-bukunya dengan sembarang ke dalam tas.

Renjun yang melihatnya pun hanya bisa terkekeh dengan kelakuan teman perempuannya itu.

"Aku menunggumu Oh Hanna jangan terburu-buru begitu" lerai Renjun dengan nada pelan khasnya.

"Hehe.. sudah. Ayo pergi" cengir Hanna dan berjalan lebih dulu. Meninggalkan Renjun yang masih di belakangnya.

Saat di ambang pintu. Hanna kontan saja mengelus dadanya. Sungguh kaget karena dengan tiba-tiba kakak dari Renjun itu menghadangnya. Tao dengan muka tanpa ekspresi itu yang ada di depan Hanna sekarang.

"Kakak, ada apa?" Tanya Renjun yang juga kaget dengan kehadiran kakaknya itu.

"Hanna ayo ikut aku" kata Tao. Tak menggubris pertanyaan dari Renjun tadi.

Renjun yang tak digubris pun hanya bisa melihat Tao dan Hanna bergantian. Otak Renjun jadi berpikir yang tidak-tidak tentang mereka berdua.

"Ke-mana?" Tanya Hanna jadi kaku sendiri.

"Sudah nanti juga tau" balas Tao dan sudah menarik tangan Hanna tanpa persetujuan.

"Tapi.. tapi.. Renjun!" Hanna yang tidak bisa melepas tarikan kuat Tao pun hanya pasrah dengan dia terus menoleh ke Renjun yang masih ada di tempatnya.

Padahal kan tadi Hanna ingin pulang bersama Renjun. Tapi malah jadi dengan kakaknya, Tao.

"Tao sakit.." Hanna berseru dengan ringisan.

Tao berhenti dan dengan perlahan melepas tarikan di pergelangan tangan Hanna. "Maaf.." lirihnya

"Kau mau bawa aku kemana? Aku ingin pulang dengan Renjun. Kau ini!" Omel Hanna pada akhirnya. Dia menatap sinis wajah Tao seraya meniup pergelangan tangannya yang jadi merah dan perih.

"Kenapa harus dengan Renjun? Kemana mobilmu?" Tanya Tao.

"Tadi pagi mogok. Dan aku diantar oleh kakakku." Jawab Hanna dengan nada kesal pastinya.

"Ya sudah ayo aku antar pulang saja" kata Tao, dan sudah ingin meraih tangan Hanna lagi.

Tapi Hanna menepisnya, membuat sedikit rasa kecewa pada diri Tao.

"Sakit" ketus Hanna namun tak sadar bibirnya jadi manyun.

"Kau ini lemah sekali" cibir Tao sambil berdecak.

HUANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang