pt🌸8

219 25 0
                                        

Yg pencet bintang jodohnya Renjun:)















Tangan Renjun bergerak cepat untuk mengambil payung di dalam dasboard. Beserta raut cemasnya Renjun membuka pintu mobil-- membuka payung yang ada di genggaman dan berlari kecil untuk menghampiri seseorang--  tujuh langkah di depannya.

Bersama semakin derasnya air hujan yang turun, gadis bernama Yiren itu mengeluarkan air matanya. Dia menangis hebat meratapi nasib dirinya hari ini. Baju putih yang ia kenakan terlihat ada noda berwarna coklat.  Hujan yang mengguyur pun tak bisa menghilangkan noda tersebut.

Setelah lebih dekat dengan Yiren, Renjun lantas memayungi gadis tersebut dengan payung yang ia bawa.

"Kenapa berjalan saat hujan turun?" Tanya Renjun.

Yiren menatap Renjun sejenak, dan menunduk setelahnya.

"Hei. Ayo berteduh di mobil ku" ajak Renjun seraya memegang pundak Yiren.

Bukannya menurut atau menjawab. Yiren menggeleng dan menangis lagi.

"Kau kenapa, Yiren. Bilang padaku?" Tanya Renjun semakin cemas.

"Aku membenci orang kaya" ucap Yiren terisak.

"Benci?" Ulang Renjun-- belum mengerti.

"Mereka selalu berbuat tak adil pada orang miskin seperti aku" jawab Yiren.

Renjun terdiam untuk beberapa detik. "Tapi aku tidak seperti itu. Tidak semua orang kaya seperti itu, Yiren"

"Tapi mereka selalu berbuat seenaknya" kekeuh Yiren.

"Ayo ikut aku, kita pergi dari sini. Kau bisa sakit jika berada di luar. Kau basah" ajak Renjun sekali lagi.

"Tidak mau" tolak Yiren.

"Kenapa? Kau ingin sakit?" Renjun agaknya mulai kesal karena Yiren yang mengeyel.

"Aku ingin pulang"

"Rumahmu jauh. Nanti saja. Ikut aku" balas Renjun.

Yiren tanpa mau berucap lagi. Mengadahkan wajahnya ke atas-- menatap wajah tampan seorang Huang Renjun yang begitu teduh.

Entah keberanian dari mana yang merasuki Yiren. Gadis berkacamata bulat itu menubruk dada Renjun dengan kepalanya. Yiren terisak lagi. Renjun dengan ragu mengangkat sebelah tangannya untuk mengelus rambut Yiren yang khas dikucir satu.

Lima belas menit perjalanan, Renjun ternyata membawa Yiren ke studio the dreams. Studio itu tidak digunakan hari ini. Lusa mungkin akan digunakan latihan lagi. karena tau jika studio tengah kosong, Renjun berinisiatif membawa Yiren.

Yiren terlihat kebingungan setelah masuk ke dalam studio. Ruangan kedap suara itu bernuansa dark. Yah, seperti studio-studio pada umumnya.

Renjun lalu menuntun Yiren ke sofa panjang yang tersedia di sana. Tapi bukannya segera duduk, Yiren masih betah berdiri. Membuat Renjun bertanya di dalam otaknya.

"Kau tak mau duduk? Aku tidak akan berbuat macam-macam padamu" kata Renjun.

"Bajuku basah. Aku sudah mengotori kursi mobilmu. Sofa ini jangan juga. Maafkan aku" balas Yiren memainkan jarinya seraya menunduk.

Renjun tersenyum tipis dengan alasan Yiren barusan. Cowok pemilik senyum manis itu lantas melepas mantel yang dia pakai sekarang. Dia meletakkannya di atas sofa yang akan Yiren duduki.

"Duduklah" suruh Renjun.

Yiren menggigit bibir bawahnya. "Terima kasih. Aku merepotkan mu" katanya.

HUANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang