8

215 29 3
                                    

"Chanyeol?"

Sebuah panggilan membuat Chanyeol berbalik dan mendapatkan Suho sedang disana menatapnya tak percaya.

Bagaimana tak percaya, seorang Chanyeol melakan hal heroik semacam menolong seorang maid bahkan dengan santainya menyiram vodka keatas kepala penerus Oh. Yang notabene adalah majikan dari maid yang di tolong Chanyeol.

Suho mendekat ke arah dua pria yang memiliki tinggi diatas rata-rata itu. Melirik sekilas kepada pria mungil yang masih sibuk mengelap air matanya.

"Sehun-ssi, maafkan kelakuan Chanyeol..." Suho berkata dan mendapatkan tatapan tak suka dari Chanyeol di sebelahnya. Mungkin karena merasa tak mendapat dukungan dari satu-satunya orang yang ia kenal di sana. "...tapi kau pantas mendapatkannya." Dan sebuah seringai mengejek yang sangat jarang bahkan tak pernah ditunjukan Suho.

Chanyeol di sebelahnya menatap takjub oleh perkataan dokter muda itu. Biasanya Suho hyung hanya dapat tertawa oleh lelucon tak lucu tapi sekarang Suho dapat mengatakan kata-kata pedas itu.

"Aku sering datang ke pestamu karena kau menggundangku..." Langkah Suho mendekat kearah Sehun dan Chanyeol hanya melihat bagaimana wajah kaku Suho terlihat menyeramkan. "Tapi kelakuanmu padanya..." Suho menunjuk kearah Baekhyun dengan dagu yang sedikit terangkat. "...sudah keterlaluan."

Chanyeol masih berdiri disana dan sesekali melirik pria berkemeja baby blue itu dengan ekor matanya. Hidung yang memerah karena sehabis menangis dan mata anak anjing yang berkaca-kaca membawa perasaan aneh menggelitik perut.

"Terimakasih telah menggundangku dan sukses untuk perusahaanmu sehun-ssi"

Itu adalah kata-kata terakhir Suho sebelum melangkah meninggalkan pesta bersama Chanyeol di sebelahnya.

.........

"Chanyeol apa kau mendengarkanku?"

Lamunan Chanyeol dibuyarkan oleh sebuah pertanyaan kelewat berisik dari sekretaris yang sedang duduk didepan kemudi.

"Iya , aku mendengarkanmu hyung..."

Luhan disana sedang memutar bola matanya malas, kelakuan adik sepupunya sering membuat ia naik darah dan bisa-bisa Luhan mengalami stroke di usia muda. Karena harus mengurus Chanyeol yang jiwanya sekarang entah sedang jalan-jalan kemana.

"Jika kau mendengarkanku, jawab pertanyaanku!!"

"Apa?" Sebuah pertanyaan polos dilontarkan adik sepupu yang merangkap menjadi atasan. Ingin rasanya Luhan menabrakan mobil yang sedang ia kendarai. Sebelum Luhan berpikir dia masih cukup muda untuk mati. Menikah saja belum.

"Meeting- Hah, sudah lah kau tak akan mendengarkanku..." Pada akhirnya Luhan yang menyerah. Menarik nafasnya untuk meredakan amarahnya. "...jadi apa yang sedang kau pikirkan?" Luhan mengganti pertanyaannya melihat bagaimana minat Chanyeol terhadap hal tentang pekerjaan hari ini.

"..."

Satu menit terlewatkan tanpa adanya jawaban dari seseorang yang sedang duduk di jok belakang, Luhan melirik ke kaca spion dan menemukan Chanyeol masih setia menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.

"Apa kau memikirkan kejadian seminggu lalu?" Hanya menebak dan melihat bagaimana Chanyeol menghela nafasnya, Luhan tau itu benar.

"Kenapa kau memaksaku ke pesta itu?" Bukan menjawab Chanyeol malah balik bertanya kepada Luhan yang masih sibuk dengan jalanan di depannya.

Cukup aneh melihat Luhan hyung yang terlalu keras memaksa Chanyeol untuk datang ke pesta itu. Karena bisanya Luhan yang akan menghadiri dengan senang hati. Mendapat minuman gratis itu adalah kesukaan Luhan sebenarnya.

"Kau diundang?!" Luhan mengangkat bahunya dan sedikit ragu terdengar dari jawaban yang ia ucapkan.

"Kau tau, bukan itu masudku!" Chanyeol beralih menatap pantulan Luhan dari kaca spion dan menemukan Luhan juga sedang melirik kerahnya.

"Baiklah..." Luhan mulai dengan pedal gas yang di injak pelan melajukan mobil setalah berhenti karena lampu merah. "Agar kau melihatnya..."

"Baekhyun maksudmu?" Masih dalam minat yang besar Chanyeol bahkan terus menatap Luhan dan menuntut jawaban dari kakak sepupunya itu.

"Iya, Baekhyun pria malang itu..." Mata Luhan masih fokus menatap jalanan dan berbelok didekat persimpangan menuju kantor.

"Tahun lalu aku yang ke acara lauching perusahaan Sehun, karena kau masih di inggris untuk gelar mastermu."

Chanyeol belum menanggapi apapun, masih menatap kakak sepupunya yang masih dalam konsentarsi dalam mengemudi. Tarikan nafas terdengar, sebelum Luhan kembali berbicara.

"Sehun tak nampak senang, melihatku yang hanya seorang sekretasris hadir untuk mewakili perusahaan. Aku berpikir dia merasa terhina, karena aku masih ingat senyum terpaksanya yang-sungguh menyebalkan itu."

Genggaman pada stir kemudi mengerat dan Chanyeol tau bagaimana kakak sepupunya itu sedang kesal. Biasanya Luhan jarang terlihat kesal oleh apapun kecuali dirinya. Luhan dengan pembawaan tenang itu bahkan mampu menghentikan aksi demo ratusan karyawan yang menuntut kenaikan gaji di China beberapa bulan lalu dengan kata sepakat.

"Kau terlihat kesal hyung?!" Hanya basa-basi, siapa saja yang melihat Luhan pasti tau dia sedang kesal.

"Kau tau aku kesal!" Luhan sedikit membentak di awal kalimat. "Tahun lalu Baekhyun juga disana. Menunduk dibelakang Sehun, awalnya aku tak peduli karena ku pikir dia salah satu dari karyawan perusahaan Sehun bukan maidnya." Luhan menginjak remnya saat sudah berada di depan pintu masuk lobi. Tapi belum ada niat dari dua orang di dalam mobil itu untuk keluar. "Aku merasa tak nyaman dan cukup kesal oleh senyum palsu penerus Oh itu sampai aku memutuskan pergi setengah jam setelah aku sampai!"

Luhan bersandar pada kursi di belakangnya, matanya masih menatap lurus kedepan seperti mengingat sebuah kejadian. "Tapi aku tak langsung pergi, aku ke toilet dulu sebelum keparkiran. Dan tau apa yang aku lihat disana?" Luhan melirik Chanyeol dengan ekor matanya, membuat otak Chanyeol menerka-nerka kelanjutan dari hyungnya ini.

Chanyeol tak bertanya, hanya mendegarkan bagaimana kelanjutan dari cerita hyungnya itu.

"Baekhyun yang diseret di basment parkir! Yang membuatku marah bukan itu saja, melainkan orang-orang disana tampak diam dan malah tertawa melihat Baekhyun di seret dengan pakian compang campingnya."

"Aku ingin membantu, tapi Suho mecegah ku..."

Bersambung...

Little BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang