15 Final Chapter

280 24 8
                                    

Sebuah dering dari ponsel flip itu mengalihkan perhatian Sehun dan membuat kesempatan untuk Baekhyun meraih ponsel itu kembali.

Sebelum Baekhyun sempat menjawab panggilan itu. Perut Baekhyun sudah di tendang dan membuatnya tersungkur ke lantai marmer yang dingin.

Baekhyun meringis menahan sakit. Ponsel flipnya juga sudah diinjak-injak dan rusak.

Entahlah, Baekhyun sudah berpikir tak akan mempunyai harapan saat di lihat lima teman Sehun sudah ada di depannya.

Baekhyun yang masih meringkuk di lantai hanya bisa pasrah saat tendangan-tendangan itu menghujami tubuhnya. Baekhyun dapat melihat bagaimana Sehun hanya duduk dan melihat dengan sebuah senyum meremehkan. Menikmati bagaimana penyiksaan itu di lakukan atas kehendaknya. Menonton dan mendengarkan suara teriakan histeris putus asa yang minta pertolongan.

Baekhyun berharap ada sesorang yang akan menolongnya kali ini. Baekhyun memohon dalam doanya. Memohon agar Chanyeol menolongnya lagi. Tapi Baekhyun tau  Chanyeol tak akan bisa menolongnya saat ini. Tapi Baekhyun masih ingin terus berharap.

"Sehun, kurasa sudah cukup pemanasannya. Bukan begitu?!" Salah satu dari teman Sehun berkata.

Dan Baekhyun tau artinya jika nerakanya akan segera dimulai.

Entah sudah berapa banyak sperma yang memenuhi anal Baekhyun. Tetapi mereka seakan tak mau berhenti. Baekhyun bahkan tak bisa merasakan kaki dan bagian bawahnya lagi.

Berpikir sudah berapa lama mereka melakukan ini. Berapa permaianan yang telah mereka lakukan. Bahkan Baekhyun sudah tak dapat menangis lagi. Air matanya telah di gantikan oleh tetesan tetesan darah yang mulai mengering diatas spari.

Sehun mendekat setelah sekian lama ia hanya melihat bagaimana Baekhyun di setubuhi dengan brutal oleh ke lima orang itu.

Yang terlihat di tubuh Baekhyun hanya memar dan bengkak di beberapa bagian wajah dan tubuhnya. Bekas sprema dan darah juga ada yang sudah mengering di tubuh atau pun sprai yang menjadi saksi bisu pemerkosan itu.

Jambakan lagi yang membuat Baekhyun terpaksa mendongak ke arah Sehun.

"Ini hukuman karena kau berani menentangku. Dan lihat , apa si bangsat Park itu datang? Apa kau berharap si pengecut itu datang menolongmu? "

"Itu hanya sebuah lelucon, Byun Baekhyun!"

Seakan akal sehat Baekhyun sudah menguap entah kemana, Baekhyun tak suka saat salah satu temannya dihina.

Baekhyun dengan keberanian dari mana, Baekhyun dengan kurang ajarnya meludahin wajah tuan muda Oh dengan ludahnya yang bercampur darah.

"Bangsat!!!" Sehun dengan membabi buta menghajar wajah Baekhyun yang sudah hampir tak berbentuk itu.

Salah satu pemikiran Baekhyun sebelum kesadarannya diambang batas.

'Apa aku akan mati? Aku harap begitu'

Tapi sebuah suara lain yang Baekhyun kenal menjadi penutup saat kesadarannya benar-benar hilang.

-----

Dia terganggu di mimpi panjangnya, suara bising yang di dengar memaksanya kembali kedunia nyata. Suara langkah kaki yang bergema dilorong, percakapan yang entah apa, suara mesin yang menyakitkan telinga, tetes-tetesan air yang ikut menjadi harmoni yang memecah konsentrasi dan suara teriakan kesakitan yang terdengar menyayat hati.

Gesekan pada kulit tangannya, menyadarkan indranya untuk berfungsi kembali. Membuat sebuah opini sedang berada di mana ia sekarang.

Nafasnya berat dan sebuah sensasi dingin masuk melalui hidung menuju paru-paru. Mata masih tak ingin terbuka, masih terlalu nyaman dengan lelapnya. Tapi suara berisik itu menyakitkan indra pendengaran.

Otaknya bekerja, tentang kemungkinan yang terjadi kenapa ditempatnya sekarang sangat berisik dan itu cukup membuat yang berada di perut mendesak ingin keluar.

Mual dan pusing entah kenapa semua terasa menyiksa bahkan detik berikutnya ia sadar bahwa tubuhnya kaku.

Jemari dia coba gerakan dengan susah payah bahkan untuk menggerakan jari telunjuk saja ia menghabiskan banyak energi. Nafas memberat, kerutan di kening terlihat dan mata masih tertutup.

Bibir terbuka sedikit menghirup lebih banyak oksigen dan merasakan sesuatu di wajahnya. Suara gesekan pada lantai terdengar , di sertai derap langkah yang terburu-buru. Dia dapat menghitung ada lebih dari empat orang disana. Dan sebuah tangisan yang memilukan.

Nafas makin memberat saat kelopak matanya di paksa terbuka. Buram adalah hal pertama yang dilihat, matanya belum sepenuhnya fokus tentang dimana dia sekarang. Samar yang dia lihat hanya bayangan dari sebuah ruangan dengan pintu putih yang tertutup, cahaya yang masuk saat kelopak matanya mengerjap sekali adalah cahaya dari sisi lain tubuhnya. 

Leher coba dia gerakan kesisi lainnya, menemukan sebuah jendela dengan gorden putih tipis. Mengdipkan matanya perlahan untuk membiasakan dengan cahaya yang ada. Di luar jendela yang dia lihat, menunjukan gelap dengan gradasi kuning dan oranye.

Pikirannya mendapatkan dua kemungkinan : sore hari, atau pagi hari.

Nafas dia atur sedemikian rupa karena dia sangat kelelahan hanya karena menggerakan lehernya saja. Dia memutuskan kembali memejamkan mata untuk beristirahat karena lelahnya.

Suara pintu di buka memaksa dia kembali membuka mata, menemukan seseorang sedang masuk ke dalam ruangan. Masih samar di pengelihatan siapa orang itu? tapi dia terlalu lelah hanya untuk membuat orang itu sadar bahwa dia telah membuka matanya.

Mata di bawa menutup kembali karena lelah yang membuat kelopak matanya tak mau membuka lebih lama. Kesadaran masih ada saat sebuah benda kenyal dan sedikit hangat menyentuh kening. Dan sebuah suara yang familiar terucap setelahnya.

Iya, dia mengenali suara itu!
Park Chanyeol.

End.

Okay sebelumnya terimakasih sudah baca cerita ini.😊😊


Setelah ini kemungkinan cerita ini akan aku hapus :)

Terimakasih yaa sudah mampir
Sehat terus untuk kalian sudah baca sampai tamat cerita ini hehe

Peluk cium dari ohi //



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang